chapter 16

743 36 1
                                    

Ternyata cowok itu adalah Boby (teman kampus) teman yang ditunggu Prilly.

Prilly masuk ke dalam mobil dan tidak jadi ke cafe. 

Di mobil. 

"maaf aku telat" ucap Boby.

"gppa. Bagaimana kabar mu?" tanya Prilly.

"Aku baik. Selama 6 bulan ini kamu kemana?" ucap Boby.

"aku dan keluarga ku pergi ke Amerika mereka ada bisnis disana" ucap Prilly.

"Amerika?" tanya Boby heran.

"ada banyak hal yang kamu tidak ketahui" ucap Prilly.

Prilly menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

Tidak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Prilly dan Prilly akhirnya memutuskan untuk pulang.

"Prilly kau adalah cewek cantik kau harus menjadi pacarku" ucap Boby dalam mobil. 

17.00  WIB

Gritte belum pulang ke rumah dan mamanya menyuruh Prilly menjemputnya.

Awalnya Prilly tidak mau tapi Prilly melihat ke khawatiran di mata mamanya. 

Prilly pun sampai di kantor Iqbal dia kesana karena Gritte bilang kalau dia ada di kantor Iqbal.

Prilly mengetuk pintu ruangan Iqbal. 

"masuk" ucap Iqbal.

"Gritte ayo kita pulang" ucap Prilly.

"kakak ipar, tidak bisakah sebentar lagi"

"tidak" 

"ya sudah biar aku antar kamu dan Prilly pulang" 

Ketika pintu lift terbuka, Prilly mendapat telepon dari mamanya dan dia menyuruh Iqgrit untuk pergi duluan ke mobil.

Saat Prilly selesai berbicara pintu liftnya  terbuka kembali.

Ketika pintu lift hampir tertutup, ada seorang cowok yang masuk ke dalamnya.

Cowok tersebut tak lain dan tak bukan adalah Ali.

Keduanya bertatapan, dalam keadaan canggung.

Saat mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Tiba-tiba lift bergoyang dan mendadak berhenti.

Keduanya tetap tenang walau sebenarnya mereka sama-sama panik.

Gritte sedang menunggu Prilly.

"dimana Prilly kenapa dia belum datang juga" ucap Gritte.

"ya sudah kita jalan duluan saja mungkin dia ada urusan mendadak" ucap Iqbal. 

Akhirnya mereka pulang tanpa Prilly. 

Prilly tidak lagi tenang dia berteriak minta tolong tapi tidak ada yang membukan pintunya. 

"Pril, berhentilah. Tidak ada karyawan lagi disini. Semuanya sudah pulang" ucap Ali.

"Apa kamu bilang, berhenti. Kalau aku tidak teriak siapa yang akan membantu kita " ucap Prilly.

"Prilly, disini cuma ada security, dan security itu ada di luar. Jadi dia tidak mungkin mendengar suara mu"

"Apa? Terus bagaimana caranya kita keluar dari sini"

"Biasanya jam 6, security itu akan kedalam untuk menyalakan lampu"

"1 jam. Itu terlalu lama Li. Aku tidak yakin akan hidup setelah 1 jam"

Hening

Keduanya sama terduduk.

Prilly diam memikirkan nasibnya setelah 1 jam apakah dia masih hidup atau tidak. Sekarang saja dia sudah merasa sesak apalagi setelah 1 jam.

Berbeda dengan Prilly. Ali sedang menatap Prilly dalam diam. Ali mengingat kenangan indahnya bersama Prilly.

30 menit kemudian.

Ali semakin khawatir melihat kondisi Prilly. Wajahnya semakin pucat.

"Li, aku sudah tidak kuat lagi"

Hening.

Prilly pingsan.

"Tolong, woi yang dengar suara gue please tolongin gue"

Ali benar-benar panik.

Dia mengebrak-gebrak pintu lift.

Dia tidak tahu harus berbuat apa.

Tidak mungkin dia mendobrak pintunya.

"Seperti ada suara orang di dalam lift"ucap security.

Security itu menekan tombol lift.

Dan benar saja lift tersebut bermasalah.

Karena takut ada seseorang di dalamnya, security tersebut langsung memanggil orang untuk memperbaiki liftnya.

10 menit kemudian.

Pintu lift terbuka.

"Akhirnya"ucap Ali.

Ali menepuk pipi Prilly tapi Prilly belum juga sadar.

Ali berterima kasih pada security, setelah itu dia langsung menggendong Prilly keluar dari lift.

*****

Vote and comment ya👇

Jangan lupa follow me👉

See you next chapter

Salam Alpril👌

Maafkan Aku Pril (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang