Alarm kebakaran berbunyi semua orang yang berada di pameran menjadi panik semuanya berlari keluar ruangan.
Tapi Prilly masih terjebak di dalam.
Prilly terus mencari jalan keluar dan saat dia menengok kebelakang ada sebatang kayu yang hampir menimpanya untung lah ada Ali yang menyelamatkannya, mereka berdua terjatuh dan saling memandang.
Prilly berkata di dalam hatinya "mata ini yang selalu membuat ku teringat tentang dirimu Ali ingin sekali rasanya aku mengucapkan pada mu kalau aku mencintaimu".
"ehem" ucap Ikbal yang tiba-tiba muncul.
"kita harus segera pergi dari tempat ini" ucap Ali dengan nada panik.
"iya" ucap Prilly tidak kalah panik dengan Ali.
Akhirnya mereka berhasil keluar dari ruangan itu.
Ternyata diluar ruangan ada Gritte yang tengah memperhatikan Prilly.
Di samping Gritte ada temannya yang bernama Alexis.
"ada apa dengan Prilly kenapa dia terlihat lemas" tanya Alexis heran.
"mungkin terjadi sesuatu padanya" jawab Gritte.
"itu Iqbal kan yang di samping Prilly kenapa mereka berjalan berdua" ucap Alexis yang semakin membuat Gritte cemburu.
"aku tidak tahu" ucap Gritte kesal.
Gritte merasa sangat kesal dan marah pada Prilly.
Flashback on
Setelah mereka berhasil keluar tiba tiba handphone Ali berdering dan Ali mengangkatnya. Dia mengangkat telepon itu dengan menjauh dari Prilly dan Ikbal.
Flashback off
Setelah Prilly sampai di rumah dia segera menelpon Gritte. Tapi Gritte tidak menjawabnya.
"Gritte ayo donk jawab telepon ku" ucap Prilly khawatir
Saat yang ketiga kali Gritte baru menjawabnya.
Saat telepon tersambung Prilly langsung mengatakan
"Gritte aku mohon maafkan aku, aku tahu kau marah tapi itu bukan kesalahan ku"
Dan saat itu juga Gritte menutup teleponnya.
Prilly sangat cemas dengan keadaan Gritte apalagi dia sekarang tidak mau bicara dengannya.
Di sisi lain ada Alexis yang sedang merencanakan sesuatu agar persahabatan Prilly dan Gritte hancur. Dia berniat mempengaruhi Gritte agar dia terus merasa cemburu dengan Prilly.
Keesokan harinya pagi-pagi Prilly pergi ke rumah Gritte untuk meminta maaf secara langsung.
Setibanya disana ternyata Gritte tidak ada di rumah.
Prilly bingung dia harus mencari Gritte dimana.
Dan ternyata Gritte sedang bersama Alexis di sebuah taman.
"oh ya bagaimana Gritte persahabatan mu dengan Prilly?" Tanya Alexis."tahu" jawab Gritte acuh.
"apa kau sedang marah dengan Prilly?" Tanya Alexis yang sebenarnya dia sudah mengetahui jawabannya.
"tidak aku hanya sedang kesal padanya"
"kesal dengan masalah apa?"
"bukan masalah besar ko"
Alexis terus memaksa Gritte agar dia memberi tahu tentang masalahnya agar dia bisa terus mempengaruhi Gritte.
Prilly pergi ke sebuah taman dimana di taman tersebut dia pernah menghabiskan waktu bersama Gritte.
Dia duduk dan termenung memikirkan kenangan indahnya bersama Gritte.
Dia sangat merindukan Gritte bahkan dia berani menjauh dari Iqbal hanya untuk Gritte.
Prilly merasa sangat sedih hingga dia meneteskan air mata, dan ada seseorang yang menghampirinya dia adalah ali yang kebetulan juga berada disana.
"hai" sapa Ali.
"Hai juga" Prilly langsung menghapus air matanya.
"kau Prilly kan orang yang pernah ku tolong 2 kali" tanya Ali memastikan.
"iya aku Prilly" Prilly tidak sanggup menahan tangisnya.
Prilly menangis dan Ali bertanya kepadanya "hai kenapa kau menangis"
lalu Ali menghapus air matanya.
Prilly bertanya kepadanya "apa aku boleh meminjam bahumu?"
Ali menjawab "tentu".
Karena ali tidak tega melihat Prilly menangis maka dia mengantarkannya pulang.
3 hari kemudian Gritte masih saja belum bisa memaafkannya.
Tiba tiba, swara mendapatkan chat (pesan) dari Gritte.
*****
Vote and comment ya👇
Jangan lupa follow me👉
See you next chapter✋
Salam Alpril👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku Pril (END)
Ficção GeralMaafkan kesalahanku Pril, aku janji akan mencintaimu selamanya. Aliando Syarief Kesalahanmu terlalu besar Li, aku tidak bisa kembali padamu dan mencintaimu lagi. Prilly Latuconsina