Disclaimer © Masashi Kishimoto
Story' © NieyaNaruHinaLovers
Pairing : NaruHina
Warning!!!
Jika bosan tinggal tekan tombol 'Back'Happy reading minna
😀😀
.
.
.
.
.***
Setelah selesai menghadiri pesta pernikahan sang sahabat, Naruto dan yang lain pun pulang dengan wajah yang ikut bahagia.
Dalam perjalanan pulang Menma dan Hinata tidak ada yang memulai pembicaraan, sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Masih terngiang di pikiran Menma melihat pandangan Naruto terhadap tunangannya, Hinata. Dia melihat pandangan Naruto yang begitu terluka namun tersimpan sarat akan keinginan untuk memiliki. Menoleh kesamping di mana gadis indigo-nya sedang memandang ke arah luar, entah apa yang sedang diamatinya.
Menma ingin sekali bertanya perihal apa yang dilihatnya tadi, hatinya tiba-tiba terasa mengganjal. Namun lidahnya seakan kelu, serta perasaan takut muncul di hati jika apa yang ada di pikirannya adalah sebuah kenyataan. Menggeleng pelan mencoba mengenyahkan pikiran tersebut, berusaha tetap berpikir positif, bahwa semuanya hanya perasaannya saja.
Sedangkan Minato dan Kushina kini sudah berada di kediamannya, memilih lebih pulang dulu dari anak-anaknya. Di ruang tamu Kushina terlihat gelisah, sambil mondar-mandir menunggu kehadiran putra dan calon menantunya. Jarinya ia gigit cemas, "Kenapa mereka lama sekali sampai rumah Minato? "Tanya Kushina kepada suaminya.
"Tenanglah Kushina, apa yang membuatmu khawatir seperti itu, mungkin mereka masih ingin menikmati malam kencan mereka," jawab Minato terlihat lebih santai.
"Entahlah Minato, aku hanya merasa akan ada sesuatu tapi, aku tidak tahu itu apa?" timpal Kushina. Minato hanya tersenyum dan menarik Kushina agar duduk disampingnya.
"Apa yang kau khawatirkan tsuma? Tidak akan terjadi apa-apa hm, tenanglah!" hibur Minato sambil merangkul pundak istrinya sayang. Kushina pun mengangguk dan memberikan senyum untuk menanggapi jawaban Minato. Walau hatinya masih diliputi resah.
...
Suara deru mesin mobil terdengar, membuat Kushina menghembuskan napas perlahan karena merasa lega akan kehadiran putra sulung dan calon menantunya. Senyum kelegaan yang tadi terlihat kini luntur dari bibir merahnya, karena ternyata bukan yang ditunggu yang nampak melainkan sosok Naruto lah yang masuk dengan tangan memijit pelipisnya pelan. Mengabaikan keberadaan Kaa-san dan Tou-san nya, Naruto memilih berlalu meninggalkan mereka. Belum sempat kakinya menginjak anak tangga yang akan membawanya kedalam kamar, panggilan Minato menghentikan laju tungkai kakinya.
"Naruto."
Namun Naruto tak sedikit pun bergeming dari tempatnya berdiri, masih dengan posisi membelakangi mereka.
"Naruto!" panggil Minato lagi dengan suara yang lebih keras. Naruto kemudian membalikkan badannya, menatap datar kedua orang tuanya.
"Ada apa?" tanyanya dengan malas. Padahal Naruto ingin segera ke kamarnya dan bisa beristirahat. Tubuhnya benar-benar terasa lemas sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUNGKINKAH?(Completed)
Fanfiction[Revisi] Hidup dalam lingkungan keluarga yang kaya tak membuat kehidupan seorang Namikaze Naruto bahagia. Bahkan keberadaan dirinya seakan tak pernah di inginkan, apalagi saat rasa sakit itu menggerogoti tubuhnya. Serta harus berkorban kehilangan ke...