Naruto © Masashi KishimotoMungkinkah © NieyaNaruHinaLovers
Pairing : NaruHina
Warning !!!
Typo(s)
Jika bosan tinggal klik tombol 'back' nya.
Don't Like Don't Read
.
.
.
.
.
***
Teriakan Minato menggema saat dirinya tiba di rumah sakit Konoha, "Dokter !!! Cepat tolong putraku..!!"
Dengan sigap para perawat, juga Kabuto selaku Dokter yang menangani Naruto yang kebetulan juga berada dekat loby langsung membawa brankar. Memindahkan tubuh lemah Naruto keatas brankar tersebut.
"Astaga Naruto..!! Cepat bawa pasien ke UGD, sekarang!" perintah Kabuto pada perawat yang berada didekatnya.
Suara gesekan roda dan lantai yang beradu, juga derap langkah kaki yang terburu-buru menggema memenuhi lorong rumah sakit. Diatas brankar tersebut sosok Naruto tengah terbaring tak berdaya dengan facemasker oksigen yang sudah terpasang sempurna.
Genggaman tangan Hinata mengerat selama perjalanan menuju UGD, dan harus terlepas saat Naruto masuk kedalam untuk segera ditangani.
Wajah Hinata sudah kusut berantakan, matanya pun membengkak. Bajunya yang terkena darah Naruto tak ia pedulikan. Tak beda jauh dengan Hinata, Minato pun terlihat berantakan. Baju bagian belakang Minato juga tampak berwarna merah oleh noda darah Naruto.
Tubuh Hinata merosot kelantai, tak kuasa menahan kakinya yang bergetar hebat.
'Kami-sama aku mohon jangan lagi.' jeritnya dalam hati, tangannya terangkat meremat kepalanya lalu menggeleng. Takut dengan hal yang buruk terjadi lagi dengan Naruto.
'Kenapa ini bisa terjadi lagi Tuhan.' tak kalah kacaunya dengan Hinata, Minato pun menjambak surai kuningnya. Sesekali tangannya meninju tembok didepannya sebagai pelampiasan rasa bersalahnya yang masih menghantui.
Derap langkah kaki yang terburu-buru terdengar mendekat kearahnya, membuat Minato menoleh, dan dia melihat istrinya Kushina yang lari dengan putra sulungnya.
"Apa yang terjadi dengan Naruto, Minato?" tanya Kushina dengan napas tersengal.
"Aku juga tidak tahu pasti Kushina, aku hanya mendengarkan teriakan Hinata yang sudah menemukan Naruto dalam keadaan tak sadar dikamar mandi."
"Lalu apa kata Dokternya, Tou-san?" tanya Menma kali ini.
"Dokter belum keluar sedari tadi Menma, kita hanya bisa berdoa semoga Naruto baik-baik saja," imbuh Minato gusar.
"Naruto-kun, Kami-sama tolong selamatkan dia. Aku mohon!" lirih Hinata namun masih didengar oleh ketiga orang yang ada di sana.
Kushina melangkah mendekati Hinata dan ikut duduk didepan, seraya mengusap lembut surai indigo tersebut. Kedua tangannya menangkup pipi Hinata yang sudah basah air mata, menatap amethyst yang sudah memerah. Kushina menghapus lembut pipi pualam Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUNGKINKAH?(Completed)
Fiksi Penggemar[Revisi] Hidup dalam lingkungan keluarga yang kaya tak membuat kehidupan seorang Namikaze Naruto bahagia. Bahkan keberadaan dirinya seakan tak pernah di inginkan, apalagi saat rasa sakit itu menggerogoti tubuhnya. Serta harus berkorban kehilangan ke...