Disclaimer © Masashi Kishimoto
Story' © NieyaNaruHinaLovers
Pairing : NaruHina
Warning!!!
Jika bosan tekan tombol 'BACK'
.
.
.
.
.
Happy Reading
***
"Berhentii."
Suara yang memekik keras di padu dengan gebrakan kuat pintu yang terbuka membuat semua tamu undangan yang hadir menoleh ke sumber suara, begitu juga dengan Hinata dan Menma.
Mereka semua menatap terkejut pada sosok yang sudah menghentikan acara yang sakral ini. Berdiri didepan pintu ballroom dengan wajah yang sudah babak belur, serta darah yang mengalir dari keningnya yang menganga. Begitu juga di sekitar mulutnya, masih terlihat darah segar disela bibirnya. Serta kemeja putih yang kusut, bahkan sobek dibeberapa bagian yang penuh dengan noda darah.
"Naruto!" Menma menatap terkejut dan langsung berlari menghampiri Naruto yang juga tengah berjalan tertatih ke depan. Diikuti oleh yang lain. Hinata bahkan dengan susah payah mengangkat gaunnya, agar dapat berlari dengan cepat ke arah Naruto.
"Ya Tuhan. Naruto, apa yang terjadi dengan mu? Kenapa kau seperti ini?" tanya Menma khawatir. Kedua tangannya memegang pundak Naruto. Akan tetapi Naruto menepis kasar tangan Menma dari pundaknya, matanya menatap sang kakak dengan sorot yang tajam.
"Kenapa aku seperti ini? Tanyakan saja pada Tou-san mu itu!" jawab Naruto emosi menunjuk sang Ayah.
"Naruto! Apa maksud mu dengan Tou-san ku? Bukankah dia juga Tou-san mu? Kenapa kau sela...
"Tou-san, ku? Khe... Tou-san macam apa yang ingin membunuh anaknya sendiri!" pekik Naruto sarkatis. Membuat semua yang ada di sana terkejut mendengarnya.
"A-apa maksud mu?" tanya Menma bingung, maniknya bergetar takut.
"Kau tanyakan saja pada Tou-san mu itu. Kepada tuan Minato yang terhormat," kata Naruto lagi dengan penuh penekanan, tatapan tajamnya di layangkan pada Minato. Minato pun mengepalkan tangannya menahan emosi, ternyata rencananya agar membuat Naruto tidak datang kesini, gagal.
"Apa maksudmu Naruto? Kenapa kau malah menyalahkan Tou-san?" Minato berjalan perlahan mendekati Naruto seolah tak tahu apa-apa, dan berusaha menggapai Naruto dengan tangannya.
"Jangan sentuh aku! Aku tak ingin disentuh oleh tangan kotormu itu!" mendengar bentakan itu, Minato pun berusaha menahan mati-matian emosinya. Samar terdengar bisikan dari para tamu yang hadir.
"Naruto!" pekik Kushina keras, menatap tajam wajah Naruto.
"Kenapa, hah? Kenapa? Apa anda tidak terima kalau aku membentaknya? Anda ingin memarahiku?" tanyanya menantang. Matanya memerah, urat-urat lehernya seakan menyembul keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUNGKINKAH?(Completed)
Fanfiction[Revisi] Hidup dalam lingkungan keluarga yang kaya tak membuat kehidupan seorang Namikaze Naruto bahagia. Bahkan keberadaan dirinya seakan tak pernah di inginkan, apalagi saat rasa sakit itu menggerogoti tubuhnya. Serta harus berkorban kehilangan ke...