Naruto © Masashi Kishimoto
Mungkinkah © NieyaNaruHinaLovers
Pairing : NaruHina
Warning !!!
Typo(s)
Jika bosan tekan tombol 'BACK'Don't Like Don't Read
.
.
.
.
.
Happy Reading
***
Kesunyian terjadi di ruang kamar inap Naruto, masih menunggu sang Dokter yang sedang memeriksa keadaannya. Hinata bahkan tak beranjak dari kamar itu walau kepalanya juga sedikit pusing.
Helaan napas Kabuto membuat mereka merasa was-was. Kabuto berbalik menghadap mereka menatap bergantian dengan tatapan yang entah apa artinya sembari memperbaiki letak kaca matanya.
"Ada apa Kabuto?" tanya Kakashi mengawali, "Apa keadaan Naruto baik-baik saja? Tidak ada hal yang kembali mengkhawatirkan dari Naruto, 'kan?" imbuhnya lagi.
"Ya, Naruto baik-baik saja. Dia hanya mengalami demam tinggi, ini disebabkan karena dirinya terlalu lama berada diluar dengan tempat terbuka. Apalagi dia baru berada ditahap pemulihan pasca operasi, tubuhnya belum sepenuhnya berada dalam kondisi yang benar-benar baik. Jangan biarkan dia dalam kondisi terlalu stres karena banyak pikiran dan kelelahan, itu bisa memicu penyakit yang lain. Agar usaha kita dalam melakukan operasi tidak sia-sia karena tekanan yang dia dapatkan dari kalian. Naruto benar-benar membutuhkan ketenangan saat ini. Aku sudah memberikan obat tidur agar dia bisa istirahat total, mungkin besok pagi dia bangun atau paling cepat nanti malam dia akan terbangun. Jadi kalian tidak usah khawatir, Naruto baik-baik saja. Biarkan dia istirahat, dan kalian bisa melakukan aktifitas kalian kembali," papar Kabuto menjelaskan kepada mereka semua yang ada di sana.
"Ini salah ku, seandainya saja aku tidak menuruti keinginan Naruto-kun untuk tetap berada di sana dan membawanya langsung setelah aku menemukannya, mungkin semua ini tidak akan terjadi," ungkap Hinata dengan raut penuh penyesalan.
"Ini bukan salah anda Hinata-san, Naruto pasti yang memaksamu 'kan untuk tetap menemani dirinya di sana?" tanya Kabuto menebak, dan hanya dijawab dengan anggukan pelan Hinata.
"Ck... Anak itu memang keras kepala," geram Kakashi. Kabuto hanya tersenyum simpul mendengar gerutuan Kakashi tentang keponakannya itu.
Sedangkan Minato, Kushina, dan Menma hanya mampu terdiam tanpa bisa berkata apa-apa. Mereka benar- benar merasa tak tahu apapun tentang Naruto. Minato semakin merasakan kepalanya mau pecah sekarang. Belum selesai masalah yang satu, ditambah masalah baru yang datang. Bagaimana caranya ia menyampaikan pada Naruto perihal perjodohan yang tak mau dibatalkan oleh pihak Kozuya, selaku sahabatnya.
Mana mungkin dirinya kembali membuat beban dan tekanan pada Naruto, apalagi tadi Kabuto selaku dokter yang menangani putranya sendiri telah berpesan, agar tidak membuat Naruto terlalu stres yang bisa membahayakan kesehatannya.
Andai waktu bisa diputar kembali, Minato tidak akan pernah gegabah dalam mengambil keputusan. Dirinya semakin bersalah pada putra bungsunya itu. Kebencian yang seperti mendarah daging pada putranya tersebut benar-benar telah membutakan mata hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUNGKINKAH?(Completed)
Fanfiction[Revisi] Hidup dalam lingkungan keluarga yang kaya tak membuat kehidupan seorang Namikaze Naruto bahagia. Bahkan keberadaan dirinya seakan tak pernah di inginkan, apalagi saat rasa sakit itu menggerogoti tubuhnya. Serta harus berkorban kehilangan ke...