Chapter 9

6.4K 378 120
                                    

Naruto belong © Masashi Kishimoto

Story' © NieyaNaruHinaLovers

Pairing : NaruHina

Warning!!!

Jika bosan tinggal klik tombol 'BACK'

.

.

.

.

.

Happy Reading

***

Akhirnya saat-saat yang dinantikan oleh kedua klan besar di Jepang itu, beberapa saat lagi akan segera berlangsung. Raut wajah bahagia terlihat jelas dari pasangan Namikaze, juga ketua klan Hyuuga.

Ballroom Okura Hotel, adalah tempat yang di pilih oleh keluarga kedua mempelai, tamu undangan terlihat sudah banyak yang datang. Mulai dari kolega-kolega perusahaan mereka hingga para sahabat, baik dari pihak Hinata maupun Menma.

Disebuah ruang khusus untuk mempelai perempuan, terlihat sosok Hinata yang begitu cantik dengan balutan gaun pengantin putihnya. Lengan panjang dengan barokat yang menghiasi tiap sudut ujung gaunnya, sederhana namun terlihat elegan. Begitu pas membalut lekuk tubuhnya yang mungil nan molek. Kaum pria pasti akan terpesona saat melihatnya, kecantikan alami yang dimilikinya sudah tidak bisa diragukan lagi.

Namun, sang mempelai perempuan sedang terlihat gusar. Seperti tak ada niatan dengan acara besar yang sebentar lagi akan dilangsungkan ini.
Dirinya kini tengah mondar-mandir seperti sedang memikirkan sesuatu, sembari menggigit jemarinya. Raut kegelisahan begitu kentara terlihat di wajah ayunya.

"Kami-sama, apakah pilihanku ini adalah benar?" monolognya sendiri, "Tolong bantu aku," lanjutnya lagi.

...

Sementara ditengah-tengah ballroom, Menma terlihat begitu tampan dengan balutan kemeja putih lengkap dengan jas hitamnya. Setangkai mawar merah terselip manis di atas kantung jasnya. Tak sabar menunggu kedatangan calon istrinya, Hinata. Yang sebentar lagi akan menjadi bagian dari Namikaze.

"Lihatlah, putra Kaa-san terlihat sangat tampan. Bagaimana perasaanmu, nak? Kau gugup?" Kushina menghampiri putranya yang terlihat sedikit tegang.

"Iya Kaa-san, aku sangat gugup sekali," Menma menghela napasnya pelan. Kushina pun tersenyum mendengar jawaban putranya, lantas Ia memberikan usapan lembut pada bahu tegap putranya, dan memberikan semangat.

"Itu memang hal yang wajar nak. Dan Kaa-san yakin, saat ini kau sudah tak sabar ingin melihat menantuku yang kawaii itu, 'kan? Hm...?" goda Kushina menaik turunkan alisnya, Menma merona di buatnya.

"Kaa-san jangan menggodaku," bisik Menma, tengkuknya yang tak gatal pun ia garuk karena didera kegugupan.

"Ngomong-ngomong, dimana Tou-san? Aku tidak melihatnya dari tadi?" tanya Menma mencoba mengalihkan pembicaraan.

MUNGKINKAH?(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang