Naruto belong © Masashi Kishimoto
Mungkinkah © NieyaNaruHinaLovers
Pairing : NaruHina
Warning !!!
Jika bosan tinggal tekan tombol "back"
.
.
.
.
.
Happy Reading
***
Satu jam sudah berlalu ,namun lampu merah yang menyala diruang operasi itu nampaknya belum ingin padam. Membuat mereka yang berada diluar harap-harap cemas. Pikiran-pikiran negatif lebih mendominasi di kepala, takut akan dengan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Mengintip melalui celah gorden yang sedikit terbuka, Hinata bisa melihat betapa sibuknya para dokter yang sedang melakukan operasi pencangkokan sum-sum tulang belakang untuk Naruto dari Menma.
Entah alasan apa nanti yang akan Hinata berikan pada Naruto, perihal jadinya transplatasi sum-sum tersebut. Mengingat, betapa Naruto dengan keras kepalanya menolak mentah-mentah pencangkokan tersebut. Walau sudah berusaha membujuk berkali-kali tapi, hasilnya tetap saja sama, Naruto dengan tegas menolaknya. Entah apa yang membuat Naruto begitu kekeh tidak mau menerima sum-sum Menma.
Namun, jika mengingat kembali saat dimana Naruto terlihat begitu kesakitan. Dengan darah yang lebih banyak keluar dari hidungnya lagi, setelah tiga hari pasca ia tersadar dari komanya membuat Hinata juga Kakashi mau tidak mau harus menerima permintaan Menma untuk menyetujui pencangkokan tersebut. Juga permohonan Minato serta Kushina yang sampai-sampai berlutut memohon kepada keduanya. Jadi, bagaimanapun juga mereka tak tega melihat kondisi Naruto yang semakin memburuk. Yang pada akhirnya, Hinata dan Kakashi menyetujui untuk dilakukannya pengoperasian transplatasi sum-sum tulang belakang tersebut.
Kushina tampak begitu cemas dan khawatir, terlihat dari penampilannya yang mana akhir-akhir ini agak sedikit kacau. Lingkaran hitam pada matanya, jelas terlihat bahwa ia kurang tidur, begitu juga dengan Minato. Setiap kali mereka akan tidur, pasti akan dihantui dengan mimpi buruk. Serta penyesalan yang mendalam, sering kali Kushina terbangun dini hari. Berakhir dengan menangis terisak dan tak bisa tidur lagi sampai pagi.
Minato selaku orang yang paling merasa berkuasa dan bisa melakukan apapun sesuai dengan keinginannya itu kini pun, merasa tak berdaya sama sekali. Dan dia merasa, ini semua berawal dari dirinya yang begitu membenci putra bungsunya sehingga mengabaikan, bahkan lebih parahnya ia tak pernah menganggap akan keberadaan Naruto didalam keluarganya semenjak tragedi beberapa tahun silam. Sungguh Ayah macam apa dirinya. Brengsek!
Bukan hanya keluarga saja yang hadir, tampak sahabat Naruto juga ada di sana. Shikamaru yang biasanya selalu terlihat mengantuk, kini mata itu terfokus pada pintu ruang operasi. Berharap saat terbuka, kabar baiklah yang akan didengarnya.
Sasuke bahkan rela jauh-jauh terbang dari Amerika ke Jepang, membatalkan meeting-nya dengan klien hanya untuk memastikan langsung jalannya operasi Naruto, yang mana juga melibatkan istri pinky-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUNGKINKAH?(Completed)
Fanfiction[Revisi] Hidup dalam lingkungan keluarga yang kaya tak membuat kehidupan seorang Namikaze Naruto bahagia. Bahkan keberadaan dirinya seakan tak pernah di inginkan, apalagi saat rasa sakit itu menggerogoti tubuhnya. Serta harus berkorban kehilangan ke...