Chapter 22

7.7K 414 279
                                    


Naruto © Masashi Kishimoto

Mungkinkah © NieyaNaruHinaLovers

Pairing : NaruHina

Warning !!!

Typo(s)
Jika bosan tinggal klik tombol 'back'  nya.

Don't Like Don't Read

.

.

.

.

.

***

Dari hari ke hari, kondisi Naruto berangsur-angsur membaik. Hubungan dengan sang Ibu pun bisa dibilang sedikit menghangat, walau Naruto terkadang masih bersikap sedikit dingin.

Mengembalikan hati yang terlanjur sakit dan kecewa memang sulit, apalagi setelah apa yang dialaminya selama ini. Jatuh bangun Naruto lewati seorang diri, jadi jangan salahkan hatinya yang sulit untuk diperbaiki lagi. Ibarat kaca yang telah retak dan hancur berkeping-keping, tidaklah mudah untuk menyusunnya kembali menjadi seperti semula. Mulus.

Setelah hari dimana Naruto, membiarkan Kushina mengambil alih tugas Hinata yang selama ini, yang memang sebenarnya adalah tugasnya sebagai seorang ibu. Hati Kushina terasa jauh lebih menghangat. Bahkan, senyum cerah yang beberapa bulan ini hilang dari wajahnya yang memang sudah tidak muda lagi, kini berkali lipat lebih cerah. Walau kadang sikap Naruto padanya tak sepenuhnya terbuka, tapi bagi Kushina itu sudah jauh lebih cukup, untuk sedikit demi sedikit bisa memperbaiki semuanya.

Bahkan saat Naruto mengalami demam tinggi pasca kemo yang dijalaninya, Kushina tidak sama sekali beranjak untuk pergi dari sisi sang anak. Naruto pun mengetahui semua yang dilakukan Kushina dari Hinata. Semuanya Hinata ceritakan tanpa ada yang dilebihkan maupun dikurangi, untuk membuat ibu dan anak itu bisa menghabiskan waktu mereka bersama.

Bisa dibilang Hinata sengaja pergi, dengan dalih meninjau perkembangan kafe yang mereka jalankan sebagai alasan agar Naruto mengizinkannya pergi.

Namun bukan hanya Kushina yang selalu menjaga Naruto, Minato pun turut ambil andil selalu ada untuk berada disisinya. Sampai-sampai Minato mengerjakan pekerjaan kantornya didalam kamar inap Naruto. Terlebih saat ini Minato mengalami  kesulitan dalam proyek pembangunan yang telah disepakati dengan pihak terkait, kliennya menginginkan bangunan ditengah-tengah pusat distrik yang paling terkenal disalah satu ibukota Tokyo, namun terhalang karena ada kendala masalah perizinan.

Minato harus memutar otak agar proyek yang ditangani oleh perusahaannya segera berjalan, dan mendapatkan izin agar kliennya tidak kecewa telah memilih Namikaze Corp sebagai partner mereka.

Karena merasa lelah dan ngantuk yang mendera, Minato pun akhirnya tertidur menyusul istrinya yang sudah lebih dahulu tidur disamping ranjang Naruto.

Malam ini Naruto hanya dijaga oleh Kushina dan Minato, sebab Hinata belum kembali dari kafe yang dikelolanya sedari pagi tadi.

Karena panggilan alam Naruto pun terbangun dari tidurnya, lalu melihat sekeliling. Helaan napas keluar dari mulutnya, dengan perlahan dirinya bangun mencabut jarum infus yang baginya begitu mengganggu dengan sedikit keras, sehingga darah tampak terlihat keluar dari punggung tangannya. Tungkainya ia seret berjalan menuju kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alamnya.

MUNGKINKAH?(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang