Chapter 14

7.1K 337 26
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Mungkinkah © NieyaNaruHinaLovers

Pairing : NaruHina

Warning!!

Jika bosan tinggal tekan tombol "back"

.

.

.

.

.

Happy Reading

***

Naruto melerai pelukannya dengan Hinata, mengusap lembut air mata yang membasahi pipi bulat gadisnya. Kemudian mencium bergantian sepasang kelopak mata Hinata, lalu Naruto menampilkan senyum lembutnya.

"Sudah jangan menangis lagi, aku minta maaf karena membuat mu menangis, hm?!" ungkap Naruto. Masih dengan sesenggukan Hinata berusaha tersenyum, sebelum akhirnya dia bisa menguasai dirinya.

"Nah kalau senyum begitu 'kan kau terlihat semakin cantik," puji Naruto yang membuat Hinata merona.

"Lagian kenapa Hime-ku ini bisa mengira bahwa pangeran tampannya ini mati, hm? Apa jangan-jangan kau memang ingin melihatku mat...

Hinata langsung menutup mulut Naruto dengan tangannya seraya menggeleng, "Jangan berbicara seperti itu, aku tidak suka," ungkapnya. Naruto menurunkan tangan Hinata dari mulutnya.

"Kau benar-benar takut kehilangan diriku, Hime?"

"Sangat... Sangat takut," bisik Hinata menatap intens bola mata Naruto. Naruto menggenggam tangan Hinata, bibirnya mengurva senyum yang begitu hangat, "Terima kasih, Hime."

Hinata kembali mengecup bibir pucat Naruto, membuat sang empu terkejut dan merona. Senyum tipis tersungging dari bibir Naruto, Hinata  kembali menenggelamkan wajahnya di dada bidang Naruto. Menyembunyikan rona merah diwajah, merasa malu karena mencium Naruto tiba-tiba.

"Ne, Hime... setelah kejadian saat itu apa yang terjadi padaku? Kenapa juga aku berada di ruangan yang berbeda dari sebelumnya? Dan entah kenapa aku merasa seperti telah melakukan serangkain, hmm... semacam operasi. Pun juga  merasakan sesuatu yang aneh dengan punggungku?" tanya Naruto bertubi walau agak ragu dibeberapa kata.

Hinata mendongak melihat wajah Naruto dan kembali duduk ke posisi semula,

"A-ano... sebenarnya, itu... mmm... Maksudku," Hinata tergagap dan ragu mengungkapkannya. Ia menggigit bibir bawahnya tanpa menatap Naruto.

Naruto mengernyit heran tapi, otak cerdasnya mampu menebak bahwa ada yang disembunyikan oleh Hinata. Tak lama wajah Naruto menegang dengan pemikirannya, semoga apa yang dipikirkannya itu salah, begitulah batin Naruto.

"Kenapa kau diam, Hime?" tanyanya lagi, ia mengeratkan genggaman tangannya dengan Hinata. Guna menguatkan diri mendengar kemungkinan yang sebenarnya tidak ingin dia dengar.

Hinata akhirnya menatap shappire Naruto, mencoba memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Naruto, "Naruto-kun,  se-sebenarnya," Hinata makin gelisah, membuat Naruto tambah penasaran.

MUNGKINKAH?(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang