Tiada Sihir yang Tak Retak

300 26 0
                                    

Alkisah seorang laki-laki perkasa beladiri dengan gagahnya, rambut panjangnya terbuai dalam tiupan angin yang bercampur aroma darah. Tampak tiga sayatan dalam yang merobek dadanya, sementara darah segar mengucur di ke atas tanah yang luluh-lantah.

Tak jauh darinya, terbaring seekor naga bercakar-tiga yang langka dengan kondisi yang jauh lebih parah dari laki-laki perkasa tadi. Tiga dari empat tanduk peraknya patah, ratusan sisiknya berceceran penuh darah, dan ribuan lagi patah, gosong, beku, atau berubah wujud mengerikan. Orang bisa membayangkan berapa banyak mantra sihir yang digunakan untuk merobohkan sosok hewan sakral tersebut.

Namun, sebelum berbicara lebih jauh lagi, sosok lagi perkasa itu tidak lain adalah aku – Eiwa!

"Lumayan, cukup untuk dikatakan layak sebagai penyihir kelas menengah. Setidaknya, mencari sesuap nasi tidak akan sulit untukmu. Oke, selanjutnya lakukan seperti yang biasa, kemudian temui aku di tepi danau."

Huff... Aku melepas napas lega, setidaknya sesi neraka kali ini berakhir sudah.

Aku mengangkat kedua tanganku, dan cahaya putih menyelubungi tubuh naga yang napasnya nyaris putus. Perlahan, luka-luka di seluruh tubuhnya pulih, dan seiring proses penyembuhan dengan sihir pemulihan ini.

Tubuh naga tersebut perlahan mengecil, dan sisik-sisik peraknya digantikan oleh bulu-bulu lembut seputih salju. Lidahnya menjulur dengan napas terengah-engah, Mata besarnya menatapku dengan penuh keriangan, berbeda sekali dengan ketika kami bertarung mempertaruhkan nyawa dalam sekitar tiga puluh sesi pertempuran hidup dan mati selama lima puluh tahun terakhir ini. Yang tepatnya dia hidup atau aku mati, kenyataan yang cukup membuatku meneteskan air mata mengasihani diri.

Tempat ini – atau tepatnya semesta kecil ini diberi nama Puncak Langit Salju oleh Nona Snotra, dan dari semua mikrokosmos yang dimilikinya, entah kenapa tampaknya tempat ini memberikan kesan tersendiri bagi Nona Snotra. Aku sering melihatnya tersenyum melankolis ketika tiba di tempat ini.

Di seantero semesta kecil ini, hanya terdapat satu penjaga yaitu, Nowell – Naga Putih Bercakar Tiga yang masih muda.

Nona Snotra membuatku berlatih melawannya dalam pertempuran hidup dan mati, aku nyaris mati lebih dari dua puluh lima kali, dan Nowell hanya terluka parah dalam dua pertempuran terakhir sementara kondisiku sendiri tidak begitu baik. Padahal menurut Nona Snotra, selama ini Nowell menggunakan batasan saat bertempur denganku – dalam artian tidak semua kemampuannya bisa digunakan, karena jika semua kemampuan Nowell digunakan – semesta kecil ini tidak akan sanggup menahannya.

Setelah selesai menyembuhkan Nowell, tubuhnya kini hanya sebesar anak anjing dan dengan lidah yang menjulur, dia asyik berlari berputar-putar mengejar ekornya sendiri. Kadang aku berpikir, apakah sebenarnya Nowell seekor naga atau anjing.

Tak lama kemudian, aku kembali ke tepi danau Sembilan Warna. Mentari terbenam di ufuk Timur, dan angin telah berhenti setelah menari sehari penuh.

Tampak kepulan asap di mana Nona Snotra sedang mengasap sejumlah ikan, sementara Putih Salju, kucing yang mempertemukanku dengan Nona Snotra – sedang duduk manis menunggu ikan asap siap tersajikan. Nona Snotra melihatku datang, dia tersenyum – sungguh berbeda ketika saat latihan – dan mempersilakanku duduk di dekat perapian.

"Eiwa, di dunia sihir, tiada sihir yang sempurna, sebagaimana tiada gading yang tak retak. Oleh karena para penyihir menggunakan jembatan antara mana di dalam di luar dirinya, maka nilai kesempurnaan sihir ditentukan oleh kualitas jembatan ini. Setidaknya demikian hukum sihir di alam ini."

Dia tersenyum sambil melemparkan ubi bakar yang entah dia dapatkan dari mana, sebelum kembali meneruskan kata-katanya...

"Saat ini, sistem etheralmu sudah mendekati sempurna, itu jika dibandingkan kebanyakan penyihir di dataran ini. Namun jika melihat potensimu sendiri, kakak merasa Eiwa masih bisa jauh lebih baik lagi. Eiwa, saat ini sistem ethereal-mu telah mencapai tingkatan Santomagi. Di seluruh daratan, kamu akan dipuja sebagai jenius yang luar biasa. Tapi di mata seorang Angelomagi, keberadaan para Santomagi tidak ada apa-apanya." Nona Snotra mengingatku dengan saksama.

Legenda EiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang