Puisi Sang Bayi

3.4K 94 12
                                    

Eiwa, itulah nama yang diberikan padaku. Siapa yang memiliki ide pertama kali memberikan nama itu? Aku tak tak tahu – tapi orang itu pasti ada masalah dengan otaknya. Mengapa? Karena Eiwa bermakna 'awal dari seberkas cahaya harapan' menurut jawaban yang diberikan kepada orang-orang yang menanyakan namaku, tapi kenyataannya – itu tak pernah ada di dalam kamus, bahkan tidak ada kata 'eiwa' sama sekali. Tampaknya yang mengusulkan namaku adalah seorang arkeolog yang bermimpi menemukan batu rosetta dari sebuah bahasa peradaban purba.

Sebelum kita beranjak lebih jauh, aku harus katakan aku adalah laki-laki, tulen tentunya. Ini harus ditekankan, karena beberapa yang mendengar kata 'Eiwa' langsung berpikir aku adalah perempuan.

Aku mungkin tidak bisa dikatakan pria dewasa, aku akui itu.

Bukan karena pemikiranku tidak menjadi dewasa, tapi karena usiaku – aku baru akan meniup lilin berangka satu di atas kue ulang tahunku besok.

Benar..., itu artinya besok adalah pertama kali aku meniup lilin ulang tahun.

Yup, tidak keliru memang, besok usiaku genap satu tahun.

Tunggu dulu, apa ada yang bertanya mengapa aku bisa membuat monolog seperti ini?

Heh..., itu berarti dia belum pernah melihat jenius lahir ke dunia!

Malulah mereka yang tak pernah melihat jenius lahir ke dunia.

Ingin melihat jenius lahir ke dunia? Maaf kawan, kalian terlambat setahun kurang sehari. Jenius berikutnya mungkin lahir setelah kalian bereinkarnasi seribu kali lagi, jika kalian beruntung. Tapi jangan khawatir, aku doakan kalian beruntung – doa seorang jenius biasanya memiliki probabilitas lebih tinggi lulus penapisan untuk terkabulkan.

Tunggu dulu, sebelum ada yang menduga-duga, aku bukan pengidap narsisme, kalian bisa bertanya pada semua ahli kejiwaan – apakah ada bayi yang belum genap setahun menderita narsisme? Oleh karenanya, aku menolak dikatakan narsis!

Oke, kembali ke isu kegeniusan.

Banyak yang mengunjungiku mengatakan, 'Oh ... lihat, si Eiwa pintar sekali' atau 'Ah, bayi pintar, ayo coba duduk sendiri lagi' atau 'Lihat, dia pintar sekali sudah bisa mengenali botol yang berisi susu kemarin dan susu yang segar' - Ehem... oke, lupakan saja bagian yang terakhir, itu hanya akan menistakan kecerdasan tuan muda ini.

Banyak yang mengatakan aku juga tampak rupawan dari raut wajahku. Katanya seperti telur angsa pertama di musim semi. Telur angsa yang pertama ini begitu berharga laksana emas. Jika ada yang mendengar legenda telur angsa emas, telur yang menarik semua perhatian dunia. Dan hanya angsa yang bertelur emas dalam legenda, kalian tidak akan bisa menemukan gagak atau perkutut bertelur emas.

Yah, itulah aku, dengan wajah rupawan yang seakan-akan hanya pernah tertuang dalam kisah sastra mitologi. Akulah sang kisah mitologi yang nyata lahir ke dunia.

Dalam usiaku yang setahun kurang sehari. Aku telah melakukan banyak pencapaian yang spektakuler, dan sekali lagi menguatkan ikrar kegeniusanku.

Dalam usia tiga bulan, aku telah bisa berdiri sendiri, ah tapi tentu saja aku menunjukkannya baru setelah usia sepuluh bulan.

Tidak ada bayi berakhir dengan baik jika dia memamerkan kegeniusannya pada dunia. Aku adalah bayi lalang, yang tumbuh merendah dengan dada terbusung.

Yang paling menarik adalah, duniaku dipenuhi oleh sesuatu yang disebut energi hidup dan sakral yang disebut dengan mana.

Mana melingkupi dan mengisi seluruh wujud di alam raya. Manusia bisa memanfaatkan untuk banyak hal, dan golongan yang kutahu paling disegani dalam memanfaatkannya adalah para kesatria dan para penyihir.

Seorang anak dikatakan memiliki jalan mana ketika dia mengalami kebangkitan imihaku, atau jalan pencarian mana, jalan untuk menemukan hubungan antara dirinya dan alam semesta melalui mana. Dan periode ini biasanya terjadi secara alami saat anak mencapai rata-rata usia dua belas tahun, atau sepersepuluh dari usia harapan hidup rata-rata.

Oh maaf, aku belum mengatakan bahwa rata-rata usia harapan hidup mereka di sekitarku adalah seratus dua puluh tahun.

Imihaku memberikan pintu baru terhadap dunia yang baru bagi mereka yang mencapai kebangkitannya. Ada yang bertambah cerdas, ada yang bertambah kuat, tapi tampaknya tidak terlalu berpengaruh pada bertambah bijak atau tidak.

Ada yang mau tahu usia berapa aku mencapai kebangkitan imihaku-ku?

Jawabannya adalah – bahkan sebelum aku tepat lahir ke dunia ini. Lihat! Aku jenius bukan?

Sebagai bukti bahwa kecerdasanku-pun telah luar biasa ketika aku lahir adalah aku langsung bisa berpuisi.

Aku masih ingat tiga rangkaian kata indah nan puitis yang kuucapkan saat aku melihat cahaya dunia.

"Oooeeekkk... oooeeekkk... oeeekkkkk....!"

Dan semua yang mendengarnya berlinang air mata bahagia nan haru, sang jenius telah lahir.

Kemudian aku baru tahu, tampaknya aku telah mengalamikebangkitan imihaku bahkan sebelum aku lahir, yang telah membangkitkankecerdasan dalam diriku.

Legenda EiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang