Suara alarm bergema di sepenjuru lorong. Lampu-lampu berwarna merah menyala dan berputar-putar. Minghao merasakan gangguan di sekelilingnya. Tubuhnya mati rasa dan ia mendadak terlalu sesak. Suara berisik itu juga membuat telinganya berdenging sakit. Dengan sekuat tenaga, Hao membuka matanya.
"Oh shit," lenguhnya seketika.
Ia kini tahu, kenapa badannya jadi kaku, mati rasa, dan sesak. Dua makhluk laknat ini ternyata tidur di kasurnya. Pakai memeluknya segala. Macam teletubies saja. Minghao berupaya melepaskan tangannya dari pelukan Hannie. Tapi nyatanya tidak bisa. Ia mendadak jadi guling pribadi milik Hannie. Berbeda pula dengan Wonu. Anak itu memeluk perutnya erat sekali dan kepalanya terbenam di punggung Hao. Ini nyaris seperti siksaan.
Ya Tuhan. Aku merasa ternodai.
Rambut Hannie yang terurai berserakan dimana-mana. Kenapa bisa begini? Seingat Hao, ia tidur dengan damai tanpa gangguan apapun. Tapi kenapa Hannie dan Wonu bisa ada di kasurnya?
Suara alarm kian nyaring bunyinya. Kaca almari bergetar dan mungkin sebentar lagi bakal pecah. Minghao menegangkan seluruh badannya kemudian melepaskan diri secara paksa. Ia melompat turun dari kasur dan akhirnya terpeleset di karpet.
"Minghao?"
Suara serak Hannie adalah hal pertama yang menggelitik indra pendengarannya. Kenapa Hao merasa sangat bersalah? Padahal ia tidak berbuat apapun.
"Suara apa itu?" tanya Hannie. Ia bangkit duduk sambil mengucek matanya.
"Aku akan cari tahu," jawab Hao.
Hannie mengangguk lalu membangunkan Wonu yang tidurnya mirip anak kukang. Minghao membuka pintu perlahan. Ia mengintip keluar dan kebetulan Gyu berlari melewatinya. Bocah raksasa itu terkejut melihat sebuah kepala keluar dari pintu. Ia berlari kembali dan berhenti sambil terengah-engah.
"Apa yang terjadi?" tanya Hao.
"Junhui kabur."
====
Setelah mendengar penjelasan dari Daze dan menonton rekaman CCTV, Hoon mendesis marah. Bisa-bisanya Dumbbell nekat pergi setelah mereka sudah resmi menyetujui kontrak. Pria kecil itu mendesis kepada siapapun dan bersumpah untuk menyiksa Dumbbell ketika ia tertangkap nanti. Selagi kloning Daze menyusul mereka berdua, Coups meraih buku besar dan membuka bagian tengah buku. Coups nampak mencari sesuatu dan ia segera menyenggol lengan Joshua. Yang dipanggil menoleh ke arah mana Coups tunjuk.
Joshua menelusuri setiap inchi penjelasan yang ada pada buku. Tulisannya begitu rumit dan memusingkan hingga pemuda itu nyaris menempelkan wajahnya hanya demi membaca satu paragraf saja. Doug menyodorkan kacamata padanya. Joshua tersenyum sambil mengangguk berterima kasih. Ia mengangkat buku itu dan mengangguk paham.
"Ah... huruf Zrachgrozexch ternyata," ucap Joshua.
Coups membuat wajah menyebalkan karena mendengar nama huruf itu disebutkan membuat hidungnya gatal. Joshua membacakan apa yang ada pada buku itu dan bertanya kenapa Coups membuka halaman ini. Intinya, Coups disuruh untuk membuka buku besar itu pada halaman 753 bab XVII oleh dewan besar yang tidak diketahui keberadaannya. Katanya, dewan itu mengirimnya pesan pagi tadi, tepat saat Jun dan Dumbbell kabur.
Joshua menceritakan ulang apa yang tertulis dalam buku itu. Isinya tentang peta menuju Yue dan segala macam tetek bengeknya. Kemudian ada catatan kecil yang ditulis dengan tulisan tangan di bagian bawah halaman. Ditulis dengan huruf romaji latin dengan tinta yang sedikit luntur.
"Kalau tidak salah artinya 'temukan ia ditempat terdalam hatinya. Tarik ia kembali dan temukan keajaiban. Curian pertama merupakan mantra yang paling baik'. Aku tidak paham maksudnya, jadi maaf," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PROTECTOR - Disclosure of Identity | Junhao[✔]
Fanfic[Beberapa chap mungkin tidak untuk manusia normal] "Kau milikku dan aku milikmu. Kita akan terus begini sampai Fortuna menghisap bisa ularnya Medusa." "Tunggu, apa?" Hao tidak pernah tahu kalau kelakuannya saat itu membuatnya harus terlibat dalam pe...