CHAPTER 6

3.3K 86 1
                                    

Sepeninggal koko Akupun segera menelepon pegawai hotel itu untuk membawakan makanan ke kamarku.

"halo..... "

"halo... Selamat pagi, apa ada yang bisa saya bantu nona?"

"pagi juga... Saya mau memesan makanan dan antar ke kamar saya bisa?"

"bisa nona, tapi tolong sebutkan anda ingin memesan apa dan diantar ke kamar nomor berapa nona?"

"saya pesan satu porsi nasi putih hangat, satu mangkok besar rawon daging dan teh tawar panas, diantar ke kamar no. 1108 ya"

"kamar no. 1108 reservasi atas nama bapak Andityo Velix A."

"iya, cepat ya klo bisa"

"iya nona, mohon ditunggu pesanannya"

"terima kasih" tutupku sebelum aku menaruh kembali telpon hotel itu.

"aduh lapernya, mana sih? Udah 15 menit tapi kok belum datang juga ya" gerutuku sendiri dari dalam kamar.

Tok... Tok.. Tok..

"wah kayaknya udah dateng tuh pesanan gue, lapernya lama banget sih lu bangsat" kataku sambil beranjak dari ranjang hotel itu.

Tok.. Tok... Tok...

"iya sebentar ya" teriakku dari dalam "eh tapi kok gak biasanya ya klo pegawai hotel biasanya kan gak kayak gini, ngetok pintu aja pakek emosi gitu gak teriak-teriak pula, mencurigakan juga, aduh gue bukain aja keburu laper bet nih"

"ini pesanannya nona" katanya sambil menyodorkan nampan makan ke arahku.

"tolong kamu tarohin ke meja disana ya, kok lama banget sih udah laper nih"

"maaf nona" katanya sambil menaruh nampan makanku diatas meja. Lalu langsung saja berlalu keluar

"oh iya nih pak uang tipnya, jangan nunduk aja dong pak" kataku

"iya nona terima kasih" katanya sambil mendongak dan memberikan senyumannya itu dan dia adalah kak ody,  what the fu*k bitch....

"kak ody, ke... Kenapa bisa ada disini dan mengantarkan makan ke kamarku" kataku ketakutan sekaligus terkejut karna kak ody bisa ada disini.

"aku bisa saja melakukannya dengan mudah sayangku, ini hotel dari temanku saat aku di Malang "

"APA?!", "gak, gak mungkin ini hotel teman koko"

"memang, tapi teman dari koko mu itu juga temanku dara" katanya sambil terus mendekat kearahku.

"berhenti disitu kak, jangan mendekat lagi" kataku memperingatkannya. Dan aku sudah terpojok sodara, aku harus gimana, koko....  Kamu dimana ko?

"kenapa kamu begitu takut sayang, bukankah dulu kita sering berdekatan seperti ini" katanya sambil mengusap pipiku lembut.

"diam kak, itu dulu sebelum aku tau kakak adalah tukang selingkuh"

"dan apa bedanya sekarang sayang, aku masih tetap aku yang dulu yang masih sangat menyukaimu dan mencintaimu dara" bisiknya, yang membuat tubuhku gemetar dan nafasku tercekat.

"aku rasa kakak tidak mencintaiku tapi hanya mengobses.... " kataku terpotong saat bibirnya sudah menyentuh lembut bibirku dan menciumnya dengan lembut tanpa ada paksaan. Selagi ia terpejam sebaiknya aku mendorongnya saja. Dan BRAKK.... dia terjatuh saat aku mendorongnya dengan keras ke lantai dan membuatnya melepaskan ciuman menjijikan ini. Iyeewwhh, akupun langsung berlari selagi dia masih terjatuh di lantai tadi,aku segera berlari menuruni tangga darurat yang ada di ujung koridor sisi kiri kamar hotel, kamarku menginap berada dilantai 18, wah kenapa aku tadi tidak menggunakan lift saja, karna liftnya sedang digunakan dan itu harus menunggu selama 15-20 menit, bisa-bisa aku nanti ditangkap duluan oleh kak ody, jadi ya terpaksa aku harus menuruni tangga, mungkin saja nanti ada lift kosong yang bisa aku naiki setrlah turun beberapa lantai dari sini. "huft...... Huft....  Capek juga, udah dilantai 16 aku jalan aja ke koridor kayaknya liftnya gak lagi digunain tuh. "

NIKAH MUDA?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang