CHAPTER 14

2.3K 64 5
                                    

AUTHOR POV.

Selesai memakan semua hidangan makan malam kali ini, ayah Dara segera menjelaskan maksut utama dilaksanakannya makan malam kali ini adalah untuk..... .
.
.
.
.
.
.
.
.
"karna makan malamnya sudah selesai, saya disini ingin menjelaskan apa maksud utama diadakannya makan malam ini" jelas Deny, ayah Dara.

"maksud ayah apa?!" tanya Velix.

"maksud ayah sebenarnya disini adalah untuk menjodohkan Dara dan Tama" ucap Deny dengan sangat tenang.

"APA?!" teriak Dara dan Tama bersamaan.

"iya" jawab Devi, mama Tama.

"ini bercanda kan yah, bun" tanya Dara tak percaya atas ucapan sang ayah.

"ini bukan bercanda dara, ayah memang sungguh-sungguh jodohin kamu sama Tama" jawab Deny.

"tapi aku gk kenal sama dia, dia itu orang paling nyebelin yang pernah ada di dunia" protes Dara.

"iya, benar tuh kata Dara, kita tak saling mengenal kenapa langsung dijodohkan seperti ini" timpal Tama.

"kan kalian bisa saling mengenal selama 3 minggu ini sebelum menikah" jawab Devi santai.

"AKU MENCINTAI WANITA LAIN, MA" sarkas Tama, dan tanpa dia tahu dia telah membuat hati Dara begitu terluka, walaupun dia dan Tama tak saling mencintai setidaknya Tama lebih menghargai harga diri Dara, tidak langsung menolaknya mentah-mentah, seakan-akan Dara lah yang memohon untuk dinikahinya.

Darapun segera meninggalkan lokasi makan malam mereka, meninggalkan semua orang yang masih duduk diam dimeja makan, dan terperangah atas tindakan yang diambil Dara, Velix pun segera berlari kearah sang adik yang sudah berlari terlebih dahulu, menuju ke parkiran. Saat diparkiran tangis Dara pun seketika pecah, dihadapan sang koko, Dara tumpahkan segala keluh kesahnya, "kenapa sih ko, dia bilang kayak gitu, setidaknya dia hargain harga diri dan perasaan aku, keliatannya kok kayak aku yang ngebet buat dia nikahin gini sih ko" protes Dara pada sang koko, Velix.

"yaudah sih, gue juga tau kok klo lo sebenarnya gk suka sama dia, tapi menurut gue juga gk usah bilang se frontal itu juga kali, dasar lebay tuh si Tama" jawab Velix, menenangkan sang adik.

"iya juga tuh ko, aku mending nikah sama koko aja deh" canda Dara.

"heh, mana boleh kek gitu" balas Velix.

"ya gapapa dong ko"

"masuk lagi yuk ra, gak sopan ninggalin tamu kyak gini, kita juga yang ngundang, jadi selesai kan ini semua secepat mungkin" jawab Velix.

"ok, aku bakal masuk"

"bagus, jangan jadi pecundang, AYO!!!" jawab Velix.

Setelah memasuki kembali tampat makan malamnya itu, Dara mencoba untuk mengendalikan diri agar tak terbawa suasana dan emosi. "tenang Dara, jadi lah gadis yang tetap menawan, jangan sampai kau lepas kontrol dan menendang atau mencakar pria angkuh didepanmu ini" bathin Dara bicara dengan dirinya sendiri.

"dari mana saja Dara, kamu kok keluar buru-buru gitu" tanya Devi.

"oh itu tante? Aku dari parkiran ngambil dompet sama handphone" jawab Dara mencoba menjawab setenang mungkin.

"oh, gitu terus kamu Velix dari mana?" tanya Deny.

"aku jemput Dara, takut Dara kesasar heheheh" jawab Velix dengan cengiran khasnya itu.

"oh yaudah klo gitu bagaimana pendapat kalian untuk perjodohan ini?" tanya Deny.

"aku butuh bicara berdua sama Dara" ucap Tama.

NIKAH MUDA?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang