CHAPTER 34

2.7K 68 33
                                    

Tak terasa empat bulan berlalu setelah kata talak Tama itu di ucapkan, saat ini Dara sudah mulai mencoba untuk menata kembali hatinya, mungkin memang sulit jika di bayangkan, saat tengah mengandung anak pertama, di saat sedang membutuhkan kasih sayang extra dari seorang suami, tapi Dara hanya bisa iri dengan orang di luaran sana, namun semua itu Dara hadapi sendiri dengan bantuan Ody, memang berat tapi aku harus kuat, itulah kata optimis Dara. Tak terasa kandungan Dara telah memasuki usia sembilan bulan, tanggal kelahiran sudah sangat dekat membuat Dara semakin cemas, setelah memutuskan untuk menalak Dara, Tama tak langsung melepaskannya, ia tetap mengawasi seluruh pergerakan Dara lewat beberapa orang suruhan nya.

Saat ini Dara sedang berada di rumah nya, saat sedang mengiris bahan untuk sayur yang akan di masak nya nanti, tiba tiba terdengar suara ketukan dari pintu depan, dengan hati hati Dara berjalan menuju pintu depan untuk membukanya.

Tok... Tok.... Tok.....

"ya sebentar" teriak Dara. Dari dalam rumah.

"Ra?" ucap Ody.

"kak Ody, masuk kak, maaf kalo lama buka nya, mereka agak susah di ajak berjalan" ucap Dara tak enak, karna hanya untuk membuka pintu dari dapur ke depan saja, Dara membutuhkan waktu sekitar lima menit atau lebih, itu semua karna keadaan kandungannya yang terus membesar, dengan ukuran yang lebih besar dari ibu hamil lain yang hanya mengandung satu bayi saja.

"iya gapapa, aku ngerti kok Ra" ucap Ody maklum.

"tumben kakak kesini? Ada apa?" tanya Dara yang masih betah menghalangi pintu rumah nya itu.

"aku mau nginep disini sampe kamu lahiran, boleh?" pinta Ody sambio menenteng sebuah ransel carier merah miliknya yang berisi berbagai kebutuhannya mulai dari laptop, berkas kerja, baju dan lain lain.

"makasih banget kak, boleh banget kok" ucap Dara berterima kasih pada Ody yang rela dan ikhlas menemani Dara selama hamil ini.

"iya Ra, aku bakal jaga kamu sampe kamu lahiran nanti" ucap Ody, sambil melangkahkan kaki nya memasuki rumah kecil sederhana milik Dara itu.

"kebelakang yuk, aku lagi masak, nanti kita makan bareng" ajak Dara yang berjalan terlebih dahulu ke dalam rumah.

"yuk, pelan pelan aja" tuntun Ody.

"iya kak, ini udah pelan, gak lagi lari kok" ucap Dara jengah.

"hahahahah yuk lah" tawa Ody.

Satu minggu kemudian......

"kak?!, kak Ody" teriak Dara dari kamar tidurnya.

"iya Ra, kenapa?" tanya Ody dengan tergopoh-gopoh, selama tinggal bersama Dara, Ody meletakkan sebuah sofa panjang nyaman untuk tempat tidurnya, karna itu akan memudahkannya untuk menghampiri Dara saat genting seperti ini.

"perut aku mules, tolong tuntun ke kamar mandi ya?" pinta Dara sambil mengusap lembut perut besar nya.

"yuk sini, aku bantuin"  tawar Ody.

"makasih"

"iya, gausah bilang makasih juga"

Setelah beberapa menit kemudian.....

"kak!" teriak Dara, yang spontan saja membuat Ody terperanjat kaget.

"ya Ra, kenapa?"

"ko daritadi gak keluar keluar ya? Tapi mules loh ini" keluh Dara

"yaudah kalo gakeluar, udahan yuk" ajak Ody.

"yaudah, nanti kalo udah mules lagi aja"

"yuk sini aku bantuin"

"iya hheheheh, aku berat ya"

"nggak ko, aku gendong kamu aja kuat"

"tapi gaperlu, aku masih kuat jalan ko"

"iya ini aku tuntun aja ya"

"kak?"

"ya?"

"aku boleh minta tolong?"

"boleh, sebutin aja, kamu mau aku ngapain?"

"aku mau kakak usapin perut aku, tapi aku pangku, Bisa?"

"boleh, sini"

"heheheheh makasih"

"sama sama"

Setelah beberapa menit mengusap perut Dara, Ody merasa jika tempat tidurnya itu terasa basah, maka segera ia bangun dan membangunkan Dara.

"Ra, Ra, bangun sebentar"

"kenapa kak?"

"kamu pipis?, kalo iya kenapa ga bangunin aku"

"aku ga pipis ko"

"tapi ini basah loh Ra"

"iya kak, ini basah? Apa....."

Tbc.......

NIKAH MUDA?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang