CHAPTER 8

3.3K 63 0
                                    

ODY POV*

Setelah berpamitan kepada om Deny dan tante Dewi akupun langsung keluar dari ruangan itu dan segera menuju ke parkiran dan mengambil motor sportku. Di perjalanan pulang, aku sempatkan untuk membeli sebucket bunga krisan berwarna ungu yang akan aku bawa nanti saat datang untuk melamar dara.

"mbak bunga krisannya yang ini berapa ya?" tanya ku pada seorang mbak-mbak penjual bunga itu.

"oh ini ya mas, klo ini Rp150.000 ribu mas" katanya sambil menunjuk bunga yang aku minta itu. "biar saya bungkus dulu ya mas"

"oh iyh mbak, dibungkus yang bagus ya, "

"siap mas, tunggu sebentar ya,", kata mbak itu sambil berlalu masuk ke tokonya untuk membungkuskan bunga pesanan ku itu. "nah ini mas bunganya" sambil menyodorkan pesananku.

"terima kasih mbak, ini uangnya" kataku sambil memberikan 2 lembar uang seratus ribuan itu kepadanya.

"tunggu mas ya, saya ambilkan dulu kembaliannya" kata mbak itu sambil akan memasuki tokonya

"eh... Eh gak usah mbak, buat mbanya aja. " kataku mencegahnya.

"oh yasudah terima kasih ya mas" katanya, akupun segera melajukan motor sportku menuju ke rumah orang tuaku yang tak terlalu jauh dari tempatku sekarang, mungkin hanya menempuh waktu perjalanan 25 - 30 menitan saja jika dengan kecepatan standart. Tapi karna kali ini jalan tengah lengang dan tak terlalu ramai, akupun melajukan motorku dengan sangat kencang sekitar 80 - 110 km/jam jadi waktu perjalanan 30 menit aku persingkat menjadi 15 menit saja, disinilah aku sekarang di depan komplek perumahan "Pradikta Residence" rumahku berada di blok B no. 119. Setelah sampai di depan rumah, akupun segera memasukkan motorku dan memasuki mansion orang tuaku itu.

*************
ADYATAMA POV

Ditempat lain tama sedang berdebat dengan sahabat sekaligus sekretarisnya itu, Reynold.

"selamat pagi pak bos" sapanya kepadaku pagi itu.

"pagi juga, tumben bener lo nyapa gue?" kataku bingung, "lo gak kesurupan kan? 😯😯"

"gila ya lo, gue baik lo komentar, gue cuek, judes, julid lo marah, mau lo itu apa seeeehhh" dengan mengeluarkan ekspresi mengerikannya.

"yaudah sih, gue kan cuma amaze kenapa lo tiba-tiba jadi kayak gitu?"

"ini karna gue lagi seneng aja"

"lo seneng gara-gara apa bro?" tanyaku lagi.

"gue seneng karna........... ,nanti aja jam makan siang gue kasih taunya"

"duh, gimana sih lo, katanya mau kasih tau tapi nanti, gue udah gk sabar tau"

"suruh siapa lo gak sabaran, kan gue gk nyuruh, gue cuma bilang klo lo pingin tau nanti saat jam makan siang gitu doang"

"TERSERAH LO, DASAR ANJING LO" teriakku sambil memasuki ruang kerjaku.

"dih, pak bos BAPER DEH, lo itu yang anjing bangsat" teriaknya .

Setelah duduk di kursi kerjaku, akupun langsung membuka data-data yang telah rey kirim ke e-mail ku, juga berkas tertulis diatas mejaku yang sudah menumpuk itu, sesaat setelah aku melihat data penurunan omset sebuah resortku di Bali akupun langsung menyuruh rey untuk masuk ke ruanganku. " Rey, masuk!!!!!"

"kenapa sih bro, lo masih kesel gegara gue usilin lo?"

"bukan gitu, tapi ini liat kenapa omset resort kita yang di Bali mengalami penurunan"

"kata manager utama disana sih, katanya karna ada pembukaan resort baru atas nama Surya Pradikta"

"APA? jadi saingan kita itu salah satu keluarga Padikta?"

NIKAH MUDA?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang