Page 25

2K 98 0
                                    

Loving you was sunshine, safe and sound. A steady place to let down my defenses. But loving you had consequences.
—Camila Cabello, Consequences

•°•°•°•°•°• 📖 •°•°•°•°•°•

Setelah seharian berpikir bagaimana aku bisa menarik perhatian Aby agar dia mau bicara, dan... aku lupa kalau Aby itu orang yang pemikir tingkat dewa.

Aku sudah melakukan banyak hal, menjatuhkan panci, sendok, kursi dan merelakan satu gelas pecah begitu saja. Tidak ada reaksi. Terakhir, aku meraih pisau dan mengiris sesuatu dengan gerak cepat hingga mengaduh kesakitan.

Dia hanya melirikku sekilas dari meja kerjanya dan kembali sibuk dengan laptop. Jelas dia pikir itu hanya akting konyolku yang pura-pura terluka. Dia tahu mana yang sungguhan dan hanya akal-akalanku saja.

Aku menyerah. Aku berjalan mendekat dan berdiri di depan meja kerjanya.

"Ayo kita bicara. Aku lelah kita terus begini," kataku menahan kesal.

Dia mendongak menatapku menyebalkan, "Kau sudah siap mengatakannya?"

Aku diam beberapa saat, memastikan diri sebelum dia berkata,

"Jika tidak, katakan saja lain waktu kalau kau sudah punya alasan cukup kuat untuk membicarakannya. Sudah makan? Kita pergi makan setelah mengobati luka di jarimu."

Sungguh dia membuatku berpikir beribu kali, bahwa aku harus mengutuk diriku sendiri.

-Ima-

📕

It's A Secret for My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang