Page 23

2K 98 0
                                    

Meski satu dua orang memperingatiku, tapi yang bisa menguatkanku adalah diriku sendiri.

•°•°•°•°•°• 📖 •°•°•°•°•°•

Tidak ada angin, tidak ada hujan. Ibuku tiba-tiba menghubungi satu jam setelah Aby berangkat ke kantor. Apa aku tidak cukup berbakti karena sebulan tidak pulang ke rumah? Tidak. Bukan itu masalahnya. Ibu menanyaiku tentang masalah rumah tangga. Aku bilang semua baik-baik saja, tapi ibu menyangkalnya.

Aku percaya bahwa ikatan batin antara ibu dan anak itu cukup kuat. Namun untuk masalah ini, kurasa sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal itu.

"Kau bertengkar dengannya 'kan? Kau bertemu pria lain tanpa sepengetahuannya 'kan?"

Wah, sepertinya orang-orang di sekitarku punya kemampuan supranatural yang mengesankan. Tapi pemikiranku salah saat ibu bilang Aby yang mengadukannya kemarin malam. Oh, dasar tukang mengadu!

Aku menjelaskannya pada ibu dengan hati-hati, aku tidak mau ibu salah mengartikan apa yang kurasakan. Dan kurasa ibu yang paling mengerti.

"Bicaralah dengannya. Meski ibu sendiri tidak menjamin reaksinya akan baik, setidaknya kau sudah mengatakan yang sesungguhnya. Dan jika sudah begitu, coba pikirkan bagaimana masa depanmu nantinya."

Dan, yah. Aku terisak untuk sesaat, menyadari bahwa aku sendiri takut kehilangan Aby.

-Ima-

📕

It's A Secret for My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang