Seberat apapun hari yang kulewatkan, asal itu bersamamu semua akan berlalu dengan sangat mudah.
•°•°•°•°•°• 📖 •°•°•°•°•°•
Aku menulis ini sebelum pergi berangkat ke rumah ibu. Ibu mertua lebih tepatnya. Sejak pagi, Aby sudah mengatakan padaku kalau hari ini kami akan bermalam di sana. Kudengar ibu sedang sakit. Vertigonya kambuh. Dan seharian perasaanku mendadak tidak enak.
Aby sebenarnya mengetahui kegelisahanku. Lalu menanyakannya kenapa. Aku hanya menggeleng dan menjawab tidak apa-apa. Tapi dia tahu aku berbohong. Dia bahkan menunjukkan kemampuan barunya—membaca pikiranku.
"Kau gelisah hanya karena pakaian?" Aku menoleh memandanginya heran, seolah bertanya, tahu darimana?
"Aku sudah memintamu berkemas sejak pagi, tapi kulihat kopernya masih kosong meski seluruh pakaian di lemari sudah keluar."
Baiklah, kemampuan analisisnya kali ini hampir benar. Lalu aku menambahkan alasan kalau berat badanku bertambah. Dan dia malah tertawa menyebalkan. Auh, aku jadi ingin menelannya hidup-hidup!
-Ima-
📕
KAMU SEDANG MEMBACA
It's A Secret for My Husband
Fiction généraleIt's A Secret for My Husband (Diary Version) Apa yang bisa aku banggakan, selain karena dia suamiku? Semua darinya, tentu. Dia putuskan menikahiku, di saat usiaku masih cukup belia. Apa aku termasuk wanita beruntung? Kurasa begitu. Darinya aku belaj...