12

176 16 5
                                    

Sebelum baca budayakan vote guys jangan jadi pembaca gelap. Hargai karya orang.

"Andrea" teriak Sisi membuat Andrea kaget.

"Anjay, bikin gue kaget aja" Sisi hanya terkekeh.

Andrea menganggat alis satunya pertanda ada apa?.

"Re, tadi Lo datang sama Iqbaal?" Tanya Sisi yang mengundang tatapan kedua sahabatnya.

"Beneran Re?" Tanya Keyla.

Andrea hanya mengangguk membenarkan pertanyaan sahabatnya.

"Sumpah demi apa Lo?" Kini Clara yang bertanya.

"Demi nenek Lo yang suka nemenin Lo nonton Drakor"

Sisi dan Keyla terkekeh mendengar ucapan Andrea.

"Jadi Lo udah temenan sama dia?" Tanya Clara lagi.

"Ya enggak lah"

Tak lama kemudian seseorang masuk ke kelas Andrea, bukan seorang guru melainkan ketua OSIS. Ketua OSIS? Iqbaal dong berarti.

"Selamat pagi semua" sapa Iqbaal ketika masuk ke kelas Andrea.

Nggak ada tanggapan dari penghuni kelas XI IPA 9.

"Ok guys, gue ke sini mau nyampein bahwa seluruh siswa di suruh berkumpul di lapangan belakang dan hanya kelas kalian yang tidak ada di lapangan sekarang, apa kalian tidak dengar pengumuman tadi? Kalian budek? Atau kalian pikir kalian orang terhormat sehingga harus d jemput?" Ucap Iqbaal sambil tersenyum sinis setelah mengatakan itu.

Benar saja tadi ad pengumuman dari pengeras suara tapi emang dasar kelas XI IPA 9, masa bodo dengan begituan.

Bahkan setelah ketua OSIS datang langsung ke kelas mereka, mereka tetap enggan untuk beranjak dari tempat duduk mereka.

"Anjing Lo semua, Lo pikir Lo semua siapa hah? Jangan so hebat " bentak Iqbaal. Kini Iqbaal terlihat menyeramkan.

Setelah semenit terhening, seorang siswa dari kelas itu yang bernama Diki, ia berdiri sambil memukul meja.

"Heh emang Lo siapa nyuruh kita pergi ke lapangan?, Pasti yang nyampein juga cuma Lo bukan para gue atau kepsek berarti nggak penting kan, dan Lo nggak berhak mengumpat ke kita, ngaku apa Lo?" Ucap Diki yang nggak mau kalah.

Iqbaal menatap tajam ke arah siswa itu, sambil mengepal tangannya.
Dengan spontan Iqbaal menyerang siswa tadi.

Keadaan kelas jadi rusuh, beraninya Iqbaal menyerang di kandang mereka, sedangkan dia hanya sendiri, dan apa dia lupa kalo dia itu ketua osis?.

Mereka berdua saling melemparkan pukulan. Terlihat memar di wajah diki dan keluar darah di ujung bibirnya sedangkan Iqbaal, hanya memar sedikit. Diki bukan tandingan Iqbaal, tapi melihat keadaan Diki sepertinya teman-temannya akan membantu Diki.

"Stop" Andrea berteriak, membuat keduanya, bukan hanya keduanya tapi semua orang yang ada di kelas itu menatap ke arah Iqbaal.

"Kayak bocah aja masalah kecil di ributin" ucap Andrea sambil berdiri.

"Yuk guys ke lapangan" Andrea berjalan keluar kelas di ikuti semua temen-temennya meninggalkan Iqbaal.

Entah kenapa saat Andrea yang mengajak mereka keluar, mereka juga ikut keluar. Mungkin itu yang di namakan kekompakan.


**

Di lapangan belakang seluruh siswa sudah berkumpul sedangkan kelas XI IPA 9 baru saja datang.

ANDREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang