Ketujuh

22 5 2
                                    

Pagi ini terlihat cerah beda dari biasanya, pria berumur 18thn itu sedang merapikan dasi sekolahnya yang selalu ia pakai,  yaa walaupun asal asalan. Seragam?udah, dasi? Udah, ganteng? Pasti, caww berangkat!.batin vanno

Dirasa sudah beres dengan perlengkapan sekolahnya vanno langsung membuka pintu kamarnya dan berjalan ke lantai bawah untuk sarapan dengan mamanya yang selalu cantik dan papanya yang tampan namun sedikit garang menurut vanno

"Pagi ma pa" sapa vanno ceria

"pagi,  sarapan gihh nanti kesiangan" titah mamanya

"enggak deh ma,  nanti di sekolah aja" ujar vanno sambil memasangkan sepatunya

"kok tumben sarapan disekolah?" tanya papa

"kok bilang tumben? Biasanya kan emng di sekolah pa" jelas vanno

"biasanya kan kamu gak mau sarapan kalo bukan mama yang bikin" ujar mamanya

"hehe mama tau aja, sekarang lagi enggak deh ma, takutnya 3curut nungguin vanno disekolah, orang ganteng kan bebas sarapannya mau dimana aja " kekeh vanno yang segera beranjak dari tempat duduknya

"alay deh kamu,  yaudah gih berangkat, hati-hati yaa jangan ngebut inget nyawa satu kalo dua gapapa mau ngebut juga" ujar papa bercanda

"papa ngomongnya yaa,  anak sama papa sama aja,, sana berangkat" ucap mama

"bisaa di atur kalo itu pa, yaudah vanno berangkat ma pa assalamualaikum" pami vanno sembari menyalimi tangan kedua orangtuanya

Vanno berangkat dengan motor kesayangannya yang selalu ia bawa kemana mana,  tampak pagi ini jakarta macet, ahh memang jakarta selalu macet , jakarta sepi? Kuburannya doang,  jalannya gak pernah sepi,  kalo sepi pun itu sebuah keajaiban tuhan menurut vanno

Sesampainya di sekolah vanno langsung memarkirkan motornya dengan sedikit siulan yang tak jelas, saat vano ingin meninggalkan parkiran dari arah belakang ada seseorang yang menariknya dan langsung mendekapnya begitu erat, vanno terkejut mendapat perlakuan seperti itu dari seorang gadis pasalnya gadis di sekolah ini tidak pernah ada yang berani menyentuh ujung tangannya tetapi ini? Hell, gadis ini malah memeluknya erat. Shit!

Tapi tak di sangka dari arah berlawanan vanno melihat gadis yang selama ini selalu memenuhi pikirannya, gadis itu sempat terkejut kemudian menetralkan lagi rasa terkejutnya menjadi wajah datar , jauh dalam pikiran gadis itu vanno tahu bahwa gadisnya sakit melihat adegan paginya

"Lepasinn apapaan sih lo?" ujar vanno sambil melepaskan pelukannya

"gue mohon vann hikss.. untuk kali ini aja gue lagi sakit hati hiksss..." isak gadis itu pilu

"gue gak mau maura lepasin" tekan vanno emosi

Gadis itu adalah Maura anggana gadis berparas cantik dengan pakaian yang ketat, make up yang menor seperti tante-tante yang ada di jalanan , maura adalah salah satu sahabat anna,  Ralat 'mantan sahabat' lebih tepatnya,  .

"MAURA LEPASIN" bentak vanno

Bukannya melepaskan maura si menor itu malah mengetatkan pelukannya sembari berjinjit dengan disengaja kening maura bertabrakan dengan bibir vanno seketika vanno membulatkan matanya kaget

"APAANSIH LO?" sentak vanno sambil mendorong

Vanno terkejut saat menyadari kelakuan maura yang menurutnya jijik,  mungkin memang itu sengaja atau tidak sengaja tetapi tetap saja vanno jijik dan terlebih lagi dari arah berlawanan gadis yang selalu memenuhi pikirannya melihatnya.  WHAT THE FUCK?!

Vanno melihat gadis yang berada di dalam mobil itu seketika langsung memutar balikkan mobilnya kearah gerbang keluar,  vanno hanya bisa mendesah pasrah pasti gadisnya itu salah paham lagi pikir vanno

You're The Rain I (the injuries sustained) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang