*Azura POV*
Elegan dan santai adalah deskripsi yang tepat untuk Asrama Musik.
Aku berdiri di ruang keluarga asrama. Seluruh jenis alat musik ada disitu, termasuk alat musik tiup berlabel nama setiap anak di asrama musik. Aku segera mengambil flute panjang biru muda berlabel 'Azura'. Kumainkan per nada dengan riang, lalu mendengar panggilan Yako, "Hei, Azu, ayo ke kamar!"
Aku mengikuti Yako ke koridor Organ dan menuju kamar nomor delapan. Yako heboh, "Kita dapat surga*! Ayo masuk!" Aku menempelkan jari telunjuk ke alat sidik jari, dan pintu terbuka. Aku dan Yako pun masuk.
Kamar itu luas, dengan double bed ukuran sedang, dua lemari, dua meja belajar dan kursinya dua kamar mandi, termos, aneka bubuk minuman hangat, serta buku paket ada disitu. Saat kubuka lemari, seragam semua musim dan 4 setel piyama, 2 jaket, 2 jubah, 3 rok, 3 kaus berwarna dasar biru, baik itu bleu clair**, bleu***, maupun bleu foncé**** serta 6 terusan bertudung bleu foncé, dilengkapi beberapa barang pribadi-ku. Kertas dinding warna biru dan putih menambah cantiknya seisi ruangan.
"Apa, kan, kataku? Kita dapat surga!" kata Yako riang meskipun aku tidak membantah perkataannya sama sekali. Yako menghempaskan diri ke kasur dekat pintu. Kasurku memang ada di dekat jendela yang memiliki koridor kecil dan dua kursi. Rasanya seperti berada di kamar hotel.
"Ini kan sudah sore, Yak. Ayo kita mandi, barulah kita ke ruang makan." ujarku dan meraih handuk dan masuk kamar mandi begitu saja. Aku memilih mandi. Kelihatannya berasa sekali kamar ini untuk perempuan, mengingat peralatan mandi lengkap dan parfum Perancis wangi aster yang khas.
Setelah mandi, aku mengganti baju dengan kaos dan rok bleu elegan. Setelah menunggu Yako, kami berangkat bersama ke ruang makan untuk makan malam. Kami duduk di salah satu meja dua orang. Yako menengok kanan kiri sambil berkata, "Tunggu disini, ya, aku mau cari tisu."
Aku mengangguk. Saat Yako pergi muncul anjing Newfoundland putih. Aku membaca pikirannya, 'Syukurlah kau sudah punya teman. Kau cukup menyebalkan buatku.' Aku langsung mengenalinya dan berkata marah. "Frank!"
Anjing itu menjadi Frank dengan cepat. "Itu serius."
"Soalnya, kau memang tidak suka aku!" kataku kesal.
"Tapi kau juga bisa menyebalkan. Komentarmu banyak dan tajam."
"Aku tak ingin diganggu, Frank! Pergi," ujarku tajam. Frank bergeming. "Pergi!"
Frank kembali menjadi anjing dan berlari pergi dari mejaku. Sejenak aku merasa bersalah, namun Yako datang, "Ini tissu-nya. Tuh, makanan dateng. Yuk!"
Aku tersenyum dan mengambil serbet, lalu mengambil alat makan. Yako berteriak riang, "Itadakimasu*****!"
Aku terkekeh geli dengan tingkahnya yang mirip anak kecil, "Selamat makan."
Aku pun mulai makan. Rasanya memang enak makan bersama teman, apalagi bila makanannya memang enak. Rasanya ini makanan enak pertama yang kutemui. Aku berharap hari esok akan lebih menyenangkan daripada ini.
Karena tak ada yang lebih menyenangkan daripada bersama teman, disaat orangtuamu tidak ada.
*Jepang dan Cina menganggap angka 8 berarti naik ke surga turun ke bumi.
**Bleu clair = biru muda
***Bleu = biru
****Bleu foncé = biru tua
*****Itadakimasu = Selamat makan
*Author note*
Halo! Akhirnya ini chapter 2. Moga moga kalian suka, ya! Buat yang ke 3 ada hari pertama sekolah. Jangan lupa voment nya ya! BYE!!!
Alexandra R.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical World-The Bleu Fantasy
Fantasy[TELAH DIREVISI] Azura Sophia Mallory adalah anak yang cukup beruntung karena telah selamat dari kecelakaan fatal yang merenggut orangtuanya. Bisa dikatakan ajaib apabila dia selamat saat itu. Lantas apa yang akan terjadi apabila ia adalah penyihir...