*Author POV*
Sudah seminggu Azura ditindas habis - habisan sama Pak Mandor Lewis yang Terhormat sebagai 'Tukang 15'. Seminggu pula dia memakai sapu terbangnya untuk berpergian.
Namun karena kesibukannya, Azura tak bisa menemui Magician Alfred atau pun mencari Frank. Klub sekolah mengisi setiap hari kerja, akhir pekan habis untuk mengerjakan PR dan tugas jurusan dari Pak Lewis. Azura tak bisa memperhatikan sekeliling demi mencari Frank karena selalu terburu - buru ke kelas yang diberi pelajaran tambahan mulai pukul 6 untuk melatih jurusan oleh Pak Lewis, dan lari kembali ke asrama demi menaruh buku pelajaran dan mandi, lalu menuju klub. Azura bisa begadang semalaman karena bahan ujian setiap hari dari kelas D yang menindas seisi ruangan habis - habisan.
Bahkan Azura sudah jarang bertemu Yako. Yako juga sering menghilang, kadang pulang tengah malam karena kegiatan uji nyali di klub-nya, juga menuju tempat hantu Mary untuk meminjam jam pasir waktu untuk memperlambat waktu demi mengerjakan PR nya.
Sampai akhirnya, Azura masuk ke kelas Healther. Kelas besar yang penuh anak yang memainkan ramuan penyembuh luka dan ramuan penawar racun. Azura menjadi orang terhebat di kelas itu karena naik ke kelas Witch dengan cepat, yakini lima hari setelah masuk kelas Healther, karena berhasil membuat semua ramuan. Guru kelas Healther Azura, Magician Darren, kagum dengan Azura. "Bakat lainnya." itu kata sang Magician Darren sambil menghadiahi Azura dengan buku Ramuan lengkap untuk dicobanya sendiri, serta diizinkan membawa pulang tungku sihirnya.
Hari ini waktunya UTS praktek, bersamaan dengan masuknya Azura ke kelas Witch setelah menjalani pemantapan dua hari di kelas Healther-nya sebelum naik kelas Witch.
Azura melihat pintu kelas. Terdapat sebuah kertas disitu bertuliskan: Ujian bertarung! Hadapi sainganmu! Jam 9, aula utama, TIDAK BOLEH TELAT, TUKANG - TUKANG!!! Tertanda, PAK LEWIS.
*Azura POV*
"Haah? Ujian bertarung?" tanyaku bingung. Segera kucek jam. Astaga, jam 9 kurang 10 menit!
Aku segera memakai sapuku dalam kecepatan tinggi. Kecepatan itu adalah level terlarang, digunakan saat misi ranking A bila didapat, itu menurut Magicy Yane, tapi menurutku ketinggalan kelas Pak Lewis lebih darurat dari misi ranking A sekalipun, jadi sering kupakai level itu.
Rupanya aku emang lagi sial banget! Aku dapet giliran pertama! Apalagi aku lawan si Sovic! Gila! Pak Lewis emang jahat!!! Terus ini apalagi? Boleh pakai hewan peliharaan untuk bertarung? Maksudnya si Qilin, Nymph, Sylph dan serigala?
Aku maju ke depan dengan menelan ludah. Pak Lewis serius. Sovic juga serius. Aku? Pak Lewis berteriak, "Yak, mulai!"
Sovic mengeluarkan seekor Floating Rabbit kuning dengan kekuatan api. Aku melawan dengan kekuatan air dari Risa. Akhirnya kami bertarung dengan sihir. Kami pun saling menyerang hingga keadaan Sovic terdesak. Sovic mulai melukai hewan hewanku, yang spontan membuatku merasakan sakit dan pikiran mereka. Dia dari Klub Hewan, bagaimana bisa dia melukai hewannya?
Aku sangat marah, selain karena pengaruh dari hewan - hewanku, juga karena Sovic. Aku mengeluarkan api dari Qilin, lalu mengeluarkan air dari Risa, angin dari Sylph, dan tanah dari Hugo. Kucampurkan dan kuisi dengan sihir angin yang kubisa. Saat aku akan menembakkannya, tiba - tiba angin menderu bagaikan topanh, tercampur dengan bola sihirku. Aku jelas terkejut, dan kemarahanku menjadi ketakutan. Pak Lewis menahannya dengan cepat, "Tunggu! Stop!"
Aku tidak bisa menarik sihirku lagi, dan aku terkejut melihat Pak Lewis campur tangan menyelamatkan Sovic. Gumpalan elemen gabunganku ditangkapnya dengan cepat. Seisi kelas marah pada Pak Lewis dan membelaku dengan cepat, tapi Pak Lewis berdiri dan menuju aku dengan cepat. Aku bisa membayangkan hukuman bertumpuk - tumpuk, tetapi Pak Lewis hanya berkata, "Ikut aku."
Aku dan Pak Lewis pergi meninggalkan aula. Pak Lewis bertanya dengan cepat, "Kenapa kau marah?"
"Karena dia melukai hewan peliharaanku. Sovic ikut Klub Hewan kematin, tapi kenapa melukai hewanku? Dia tahu aku akan mendengar jeritan mereka." kataku pedih.
"Kau memang tidak bisa mengendalikan anginmu, kan? Itu sebenarnya bukan salahmu, sudah seharusnya kau diberi pelajaran tambahan. Aku akan memberimu keringanan PR mengarang, 1 perkamen saja, untuk ikut kelas tambahan di hari kerja." kata Pak Lewis cepat.
"Tapi kenapa aku harus diberi pelajaran tambahan?" tanyaku.
"Lihat ini." Pak Lewis mengeluarkan bola transparan dan menaruh sihirku didalam bola itu. Bola itu memunculkan angka 1.000.999. "Ini bola pengukur kekuatan. Kekuatan sihirmu tadi 1.000.999. Bila aku telat tadi, seisi aula akan mati."
Aku terpaku. Kata - kata Frank benar. Kekuatanku berbahaya. Kalau itu benar, maka masih ada kemungkinan bahwa kematian orangtuaku memang salahku. Dan... aku benar - benar pernah membunuh?
Yako akhirnya keluar dari aula menyusulku, tapi aku tidak kuat lagi. Ini tidak bisa ditunda! Aku harus tahu apa kebenarannya! Aku berlari pergi, tak memedulikan Yako yang berteriak dan mengejarku, "Azura! Azura!"
Terdengar suara Pak Lewis. Aku kaget dengan suaranya yang sedih, "Tukang 11, biarkan dia. Dia butuh kebenaran. Dia butuh sendiri. Sesungguhnya, dia tidak salah atas segala kecelakaan yang diperbuatnya."
Yako mendebat, "Bapak sudah sering tidak peduli pada murid - murid! Saya tidak mau dia lebih terluka lagi!"Aku tak kuasa mendengarnya dan segera memakai sapuku untuk terbang setinggi mungkin.
Yako menoleh ke koridor. Sudah tidak ada orang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical World-The Bleu Fantasy
Fantasy[TELAH DIREVISI] Azura Sophia Mallory adalah anak yang cukup beruntung karena telah selamat dari kecelakaan fatal yang merenggut orangtuanya. Bisa dikatakan ajaib apabila dia selamat saat itu. Lantas apa yang akan terjadi apabila ia adalah penyihir...