Nama Baru

639 51 7
                                    

*Azura POV*

Aku terbang menuju kantir Magician Alfred. Sebenarnya kepalaku mulai pusing sejak mengeluarkan bola sihir raksasa tadi, tapi aku berusaha menahan rasa pusingku. Aku segera turun saat menemukan kantor Magician Alfred. 

"Magician Alfred! Tolong jawab pertanyaanku!" seruku.

Magician Alfred berada di kantornya, bersama dengan Frank. Aku menahan Frank kesal, "Kemana kau saat aku membutuhkanmu?"

Kali ini Frank berkata pelan, "Maafkan aku."

Aku merasa sangat bersalah padanya, tapi aku hanya mengangguk dan bertanya pada Magician Alfred, "Jadi apa benar bahwa yang membunuh orangtuaku itu aku sendiri?"

Magician Alfred menghela napas, "Inj bukan saatnya kau tahu, Ms. Mallory. Kekuatanmu hebat, sangat hebat, dan kami dari pihak sekolah memberimu beasiswa penuh dengan harapan agar kau bisa mengendalikannya dengan baik, bahkan akan lebih baik jika kau mengisi posisi kepala sekolah untuk Ms. Deller."

"Tak apa, Winston."

Sebuah suara lembut muncul. Seorang gadis berkulit putih mulus dengan rambut putih panjang dengan helaian biru di sekelilingnya yang cantik dan senyum lembut, dilengkapi gaun berjubah dan bertudung putih berhiaskan motif dari benang emas berkilauan membuka pintu di belakang kursi Magician Alfred. Aku tidak mengenalnya sama sekali, tapi aku menemukan kesamaan dengannya. Mata biru yang sangat jernih, sama sepertiku. Magician Alfred membungkuk tipis. Maka Frank menyamakan diri dengan berlutut, dan buru - buru kuikuti. 

"Ini salah saya, Nona. Anda sudah tidak kuat lagi..." kata Magician Alfred.

"Tidak, Winston, dia berhak tahu. Kita bisa memberitahunya sebagian. Perkenalkan saja padanya," kata gadis itu tegas.

Magician Alfred menghela napas, "Baiklah, Nona. Ms. Mallory, perkenalkan Ms. Aria Deller, kepala sekolah Magical School, Aero-Witch pertama sebelum anda."

Aku menatapnya takjub. Aero-Witch menjadi kepala sekolah? Hebat... Aku menatap Ms. Deller. Magician Alfred mengangguk, "Benar. Itulah ciri ciri Aero-Witch, mata biru yang jernih sekali. Dan kini, kau akan berbicara dengan dia."

Tetapi, tiba tiba seluruh kesadaranku hilang. Rasa pusing itu tidak bisa kutahan lagi. Aku hanya mendengarkan teriakan Frank, dan lalu semuanya hitam.

-----------------------------------------------------------

Saat aku membuka mata, Yako ada disisiku dengan lega, ada Pak Mandor Lewis, dan Magician Alfred. Aku bertanya bingung, "Dimana Ms. Deller?"

Magician Alfred menggeleng, "Istirahatlah dulu. Nanti saat seluruh sihirmu pulih, aku akan menjadwalkan pertemuannu dengan Ms. Deller. Jangan banyak pikiran, kau libur 2 minggu."

"Tapi masa lalu, orangtua, UTS, nilai, kelas...." kataku tersedak.

Sebuah pelukan dari Yako berhasil menyadarkanku. Benar, tak ada gunanya pergi meminta kejelasan saat ini. Mereka tak akan memberikannya. Akan lebih baik bila nanti, saat aku sudah cukup besar, lepas dari pengawasan Frank, mereka akan memberi tahu semua, satu per satu dengan cepat. 

Pak Mandor Lewis itu juga tersenyum, "Bola sihir sekuat itu jarang dibuat oleh anak 17 tahun, Tukang 15. Selamat, nilaimu seratus."

Yako mengangguk, "Nilai ujiannya baru dibagikan tadi. Kau hebat."

Aku tersenyum lemah. Badanku masih lemas dan sudah digerakan. Magician Alfred mengerti. "Baiklah, sudah malam. Selamat tidur, Ms. Mallory, kami akan pergi. Frank, jaga dia. Tidurlah di tempat tidur di depannya untuk jaga - jaga." 

Aku menjerit kegirangan dalam hati. Aku bisa menngorek informasi dari Frank! Pasti akan lebih mudah. Frank duduk si kursi terdekat dengan kasurku dengan cepat, dan yang lainnya pergi. Aku mulai mencoba bertanya, "Hei, Frank. Kau pasti tahu sesuatu tentang orangtuaku kan?"

"Benar."

"Apa kau tidak bisa memberitahukan padaku kedua nama mereka? Paling tidak marga, marga keluarga. Kata panti asuhanku dulu saat aku masih kecil, mereka membuat marga itu untukku karena mereka tidak punya informasi tentang keluargaku," pintaku.

Frank berpikir sejenak, lalu mengangguk, "Magician Alfred mengatakan bahwa orangtuamu adalah Charles dan Marina Bleu."

"Bleu? Biru?" aku mengerutkan kening. 

Frank mengangguk, "Satu keluarga itu punya keturunan mata biru. Clarissa, Aero-Witch pertama, juga bermarga Bleu. Aria, kepala sekolah, dia memakai marga palsu, untuk melindungimu saat ini. Tapi ada alasan lain dia mengambil nama Deller. Tunangannya bermarga Deller. Kalian para Aero-Witch juga bermata biru, tapi lebih jernih dan lebih biru muda daripada lainnya."

"Oh! Dan tunangan itu masih hidup?"

"Dia guru di sekolah ini. Cari sendiri siapa orangnya, aku tak berani ambil resiko." Frank mengedikan bahu. 

Oke... menarik. Aku punya sumber informasi baru lagi. Lalu aku kembali teringat dengan orangtuaku. Apakah Frank tahu bagaimana orangtuaku? "Frank, apa kau tahu seperti apa orangtuaku?"

Dia menggeleng dan menepuk bahuku. Aku merasa takut dengan tangannya. Bagaimana jika aku tak sengaja mengeluarkan lepas kontrol nanti?

"Aku takut. Tolong jangan sentuh aku...aku tak mau kau terluka.Atau terbunuh. Seperti orangtuaku," isak ku pelan.

Frank menatapku sejenak. "Ada satu obat untuk semua rasa takut."

"Apa?"

Dia tidak menjawab dan berdiri, lalu memelukku. Tunggu... dia memelukku? Apa aku bermimpi? Tapi, dia benar kali ini. Rasa takutku mulai menghilang, dan dia menyejukan badanku. Tubuhnya memang dingin. Aku menatapnya tak percaya saat dia berdiri. 

"Apa yang kau lakukan?"

Frank tidak menjawab. Dia hanya tersenyum kecil-tunggu, dia tersenyum!-lalu berkata lembut, "Selamat tidur, Azura.... Miss Bleu. Aku akan menemanimu, tunggulah."

Dia menutup pintu. Miss Bleu. Mulai sekarang namaku Azura Sophia Bleu. Aku memandang pintu. Meskipun dia bilang akan menemaniku, aku tetap bisa merasakan kesepian. Charles dan Marina Bleu. Orangtuaku. Aku sudah menemukan nama orangtuaku dan sudah punya marga keluarga asli. Aku tersenyum puas dan menarik selimut, lalu tidur nyenyak.

*Author note*

Akhirnya selesai juga bab delapan. Separuh pikiranku sudah melayang di udara demi mencari ide. BTW, bagi semua orang yang membaca ceritaku tolong follow, supaya kau bisa lebih mudah mengetahui update nya ceritaku. Kalau bisa kasih bintang juga, ya, tapi yang paling penting... comment! Jangan lupa comment nya dan bisa request juga ntar kepengen adegan Frank-Azura, Alex-Azura, atau Sovic-Azura. Bagi juga cerita ini ke temen-temenmu demi kelancaran ceritaku. Aku lumayan pelupa, klo nggak di ingatkan kalian buat update aku bisa lupa cerita ini selamanya, hehe. Jadi tolong dilakuin semua Author Note nya ya! Terimakasih!

Magical World-The Bleu FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang