*Azura POV*
Aku menatap sekeliling. Sejak cahaya silau tadi, sekarang aku berada di sebuah aula dansa dengan dua tingkat penuh siswa yang duduk di kursi plastik. Aku menatap Frank garang, "Jelaskan bagaimana kita bisa disini!"
"Sudah kubilang, bakatku Teleport!" kata Frank malas. "Sekarang bergabunglah duduk di kursi itu. Aku akan pergi. Kalau memperkenalkan diri kau harus mengatakan; Nama Azura, 17 tahun, bakat Animal's Reader, Aero-Witch."
Daripada repot mendebatnya, aku memilih duduk di kursi yang kosong. Seorang gadis cantik berambut pirang dengan mata ungu cerah di sebelah kursiku tersenyum ramah padaku. "Halo, namaku Miyako, alias Yako, 17 tahun, bakat Spirit Eyeing, Aqua-Witch."
"Aku Azura, 17 tahun, bakat Animal's Reader, Aero-Witch." kataku, meniru apa yang dikatakan Frank.
"Aero-Witch bukannya terkenal, ya? Katanya hanya ada 3 orang yang pernah muncul sebagai Aero-Witch. Yang pertama Clarissa, meninggal di umur 20-an, sempat hilang entah kemana. Kedua Aria, kepala sekolah kita!" terang Yako.
Aku jelas terkesan. Kalau Aero-Witch hanya pernah ada tiga, dan aku adalah salah satunya, serta Aero-Witch yang memimpin sekolah sihir-bila memang benar apa yang dikatakan Frank-maka Aero-Witch pastilah sangat hebat. Yako saja terkesan. Tetapi, tiba - tiba terasa sesuatu yang mengganjal, "Apa tadi katamu? Spirit Eyeing?"
"Iya! Aku indigo, jadi bisa membedakan antara manusia dengan roh atau bayangan. Contohnya seperti ini." Yako berteriak pelan, "Tsubasa!"
Seorang tembus pandang berada di depan kami. Matanya seperyi menangis darah dengan luka besar di jantungnya. Yako menyeringai. "Lihat? Dia anak yang terbunuh oleh Hag O'de Mist. Sayang sekali matanya sedikit terluka."
Aku terpaku dengan luka di jantungnya. Rasanya seperti jantungku ikut ditarik. Saat napasku mulai sesak, Yako mengibaskan jari telunjuknya pada Tsubasa dan Tsubasa menghilang. Aku merasa lega dan napasku kembali. Yako menepuk pundakku. "Maaf, aku mulai dari sesuatu yang mengerikan. Aku janji aku tak akan memanggil hantu. Dan tenang saja, aku dilindungi."
Aku menatapnya nanar, tapi aku tersenyum. Paling tidak aku punya teman. Tiba - tiba seisi aula diam, sehingga aku ikut diam. Diatas panggung ada seorang pria 30-an berambut hitam dan selain bertudung juga berjubah. Dia menurunkan tudungnya dan tersenyum, "Saya Magician Alfred, kepala Asrama Musik. Senang bertemu kalian di tahun ajaran baru! Saya hanya ingin menyampaikan bahwa kalian berada di sekolah paling hebat di dunia ini. Pembagian kamar, asrama, peraturan, guru dan kelas lewat gelang kalian. Semoga hari kalian menyenangkan!"
Aku mengerutkan kening. Apa maksudnya itu? Bertepatan dengan turunnya Magician Alfred, gelangku berkilau pelangi. Aku melihat anak anak lain menekan cincin mereka. Aku mengikuti mereka dan muncul layar hologram seukuran HP J7 Samsung. Aku melihat notifikasi WA. Segera kubuka dan melihat pembagian lengkap. Wah, aku masuk Asrama Musik dan teman sekamarku...Yako?! Gawat, aku takut tiba - tiba dia kesurupan di kamar atau muncul banyak hantu di kamar gitu, gimana?!
Yako tampak gembira. "Yay, kita sekamar! Dari wajahmu kamu pasti takut, ya? Tenang aja, aku dilindungi! Nggak percaya? Nih!"
Yako menarik keluar kalung di lehernya dan menunjukan bandul berupa lingkaran berisi air dengan naga emas didalamnya. Aku teringat bahwa orang Jepang menangkal sial dengan naga. Yako tersenyum. "Lihat? Ini sudah diberi sihir pelindung oleh nenek, satu - satunya Aqua-Witch di keluargaku yang masih hidup. Jadi aku terlindungi. Ayo kita ke kamar, ku-akses-kan Magical Map, ya!"
Aku mengangguk dan berdiri, lalu keluar dari aula itu, mengikuti Yako yang bercerita sambil mengakses Magical Map di gelangnya. Aku mendengarkan ceritanya dengan perhatian, karena aku termasuk pendengar yang baik.
Dari tingkat dua aula, sesosok anjing bermata biru tua memperhatikan Azura dan Yako pergi. Saat mereka berdua sudah tidak terlihat lagi dari atas, anjing itu bercahaya putih terang dan menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical World-The Bleu Fantasy
Fantasy[TELAH DIREVISI] Azura Sophia Mallory adalah anak yang cukup beruntung karena telah selamat dari kecelakaan fatal yang merenggut orangtuanya. Bisa dikatakan ajaib apabila dia selamat saat itu. Lantas apa yang akan terjadi apabila ia adalah penyihir...