Yako berlari kencang ke aula dengan cepat. Ada pengumuman penting pagi ini dan kegiatan pembelajaran dihentikan. Dia yakin bisa menemukan informasi tentang Azura.
Selama Azura menghilang, dia kini ditemani aneka hantu, seperti Tsubasa. Yako tak habis pikir bagaimana Azura menghilang begitu saja, dan tidak ada seorang hantu pun yang melihatnya.
Sambil membetulkan semua pakaian ala perang yang kini harus selalu dipakai seisi sekolah kecuali tidur, Yako menyiapkan diri mendengar pengumuman dari Magician Alfred, "Selamat pagi, semuanya. Saya berdiskusi dengan pihak gelap, dan mereka ingin supaya perang berakhir bila Ariane kita yang baru, Azura Sophia Bleu, diserahkan. Biar kuceritakan pada kalian apa yang Oriane inginkan dari Ariane kita.
"Bila Ariane kita diserahkan, Oriane akan menyerap semua kekuatannya, lalu menjadi penguasa Magical World. Dia ingin supaya Ariane kita mati setelahnya agar dia bisa menguasai dunia kita selamanya. Hal itu tentu tidak bisa dibiarkan. Maka dalam 6 bulan lagi, kita akan melakukan perang puncak dan tentu saja kalian akan berlatih perang ini. Mulai hari imi, The Light War diadakan, dan kalian harus siap siaga."
Seseorang berteriak, "Biarkan saja kalau Azura diambil! Toh juga kita tinggal lari dari dunia ini dan biarkan dia berkuasa disini!"
Yako berteriak kesal, "Yang bener saja! Kalau Azura mati, tidak ada kehidupan dan tawa di dunia ini! Dia sumber kekuatan kita!"
"Tapi kekuatan kita tidak penting!" sahut orang itu lagi.
"Kau mau mati, hah!?" teriak Yako tak sabar, "Kita ini punya ikatan sihir, dan hidup kita juga bergantung pada ikatan sihir itu! Kalau Ariane mati, kita juga mati, begitu saja! Mau?! Kalian mau mati, sementara seluruh kekuatan kalian diambil oleh Oriane dan dia juga menguasai dunia manusia?! Hah! Jawab aku!!!"
Semua diam. Magician Alfred menghela napas, "Biar kukatakan, kalau selama ini kita membutuhkan Ariane. Ingatlah, sebisa mungkin jangan membunuh. Hanya melumpuhkan. Nanti, di puncak perang, kalian akan mendapatkan jawaban. Siapapun yang menang, kalian harus tetap percaya pada Ariane kita. Semua ini akan selesai saat perang ini juga selesai. Azura sudah berjanji pada kalian semua, sekuat apapun kalian melindunginya, bilamana dia mati, dia akan menjaga kalian hidup. Percayalah."
Yako berlari pergi dari ruangan itu. Sovic segera berkata pada Alex dan berlari pergi menyusul Yako. Mila hendak ikut mengejar, tapi Alex menahannya, "Biarlan dia bersama Sovic. Tetap disini bersamaku. Lagipula, sekarang Yako lebih membutuhkan dia daripada kau, atau aku sekalipun."
Yako berhenti di taman atap. Tempat itu adalah kesukaan Azura, kebahagiaan Azura. Tapi kini Azura benar - benar lenyap. Dia menangis.
Tiba - tiba terasa tepukan di bahu Yako. Yako menoleh. Sovic ada disana, membawa dua gelas teh blackberry sambil tersengum, "Perlu sesuatu untuk menenangkan diri?
Yako meminum teh-nya, lalu berkata, "Aku tidak mengerti. Azura pergi begitu saja, dan dia hanya pernah berkabar dengan burung tanpa menjelaskan apapun. Aku takut kalau dia kenapa-napa. Aku tidak berani berjanji menjaga sekolah ini seperti di suratnya pada kita. Aku tidak berani, Sovic, aku takut. Bagaimana jika--"
Sebuah pelukan dari belakang menghentikan ucapan Yako. Dia menoleh, lalu melihat Sovic berkata, "Hei, tenanglah. Ini tidak masalah. Sekarang tenang. Ingatlah, bukan kau saja yang mendapat surat itu. Aku, kau, Mila, Alex, Master Zack. Semua menjaga dia dan sekolah."
"Tapi, kau harus tahu Azura itu bukan tipe yang cukup pemberani. Masih ada rasa takut didalan hatinya!" Kata Yako.
"Hei, kau ingat saat Azura mendapat nilai 100 di kelas Pak Lewis waktu itu? Dia sama sepertiku, dan aku tahu dia spesial. Dia anak yang pandai, sangat berani daripada yang kau lihat. Dan yang terpenting dia bijak. Kau harus percaya padanya." Kata Sovic.
"Terimakasih, Sov." Kata Yako tenang sambil meredakan tangisnya.
-----------------------------------------------------------
Mila merasa hatinya tak keruan. Rasanya seperti semua ekspresi bercampur di hatinya.
Sejak dulu dia punya kemampuan khusus yang aneh, semacam kekuatan untuk merasakan emosi orang lain. Itulah mengapa dia bisa merasakan kejujuran, kebohongan, dan perasaan orang. Itu juga alasan mengapa dia menjadi seorang anak yang siap menerima curhatan siapa saja dan menyarankan semuanya dengan sopan.
Kini dia bisa merasakan emosi panik, takut, marah, dan sedih yang mendalam. Lalu emosi yang terasa paling besar, kecewa dan takut. Dia melihat Alex dan berkata, "Kau kecewa dengan jawaban Azura?"
Alex tersentak, "Bagaimana kau...oh, pasti kau merasakan dan mendengarnya dari Azura."
Mila mengangguk, "Yah, sudah bukan rahasia lagi tentang kekuatanku. Aku punya bakat aneh merasakan emosi orang lain. Dan sebagian besar itu sudah kutransfer pada Azura. Dia hanya bisa merasakan emosi saat tertekan."
Alex mengangguk, "Yang jelas, aku cukup kecewa kenapa dia tidak menjawab langsung. Tapi ya sudahlah, yoh juga nanti aku akan bertemu orang lain."
Mila mengangguk, "Selain itu, ada yang ingin dikatakan Azura yang tidak sempat dia nyatakan pada kita semua."
"Apa?"
"Aku, Ariane Azura, ingin menyampaikan pada kalian dengan sangat memohon bahwa aku sangat ingin mengatakan bahwa aku menyayangi kalian. Mungkin memang selama ini aku merepotkan, tapi aku merasa kalau selama ini kita sudah sering bersama. Tolong jangan lindungi aku. Aku mengerti betapa bingungnya kalian, tapi kalau bisa, tetaplah rasakan kebaikan. Aku hidup dalam setiap sihir, alam, dan hidup kalian," kata Mila.
Alex menatapnya. Mila mengangguk, "Dia tidak mau menyusahkan kita, tapi dia anak yang pemberani. Sekarang, kalau kau percaya padanya, maka dia akan melakukan apa yang benar."
Mila menengadah, merasakan emosi Yako, Alex, Sovic, Lynn, Lainey, Master Zack, dan dirinya sendiri, lalu menjerit dengan suara kupu - kupu yang tak terdengar di telinga orang biasa, dan kupu - kupu beterbangan mendatangi mereka.
Author note
Hola! Akhirnya ketemu saya lagi! Hari ini saya mau bikin sesuatu yang asyik dan menegangkan, bernama Magical Ask!Ask: Apa yang akan kalian harapkan pada bintang jatuh? (GIRL SIDE)
Mila: Aku sih berharap bisa jadian sama Alex, meski aku sendiri cukup terpukul waktu Alex nembak Azura. Yah, seperti kata pepatah, biarkan air mengalir.
Yako: Mungkin aku akan minta agar tidak ada hantu di dunia. Jujur melihat mereka membuatku eneg juga. Aku masih sering melihat hantu sobek sobek atau berdarah - darah. Tapi kalian kenal Sovic, kan? Aku mungkin akan memohonkannya juga!
Lynn: Pastinya aku akan minta sebuah buku yang bagus. Aku suka membaca dan nyemil, jadi mungkin aku juga akan minta perpustakaan makanan, hehe.
Lainey: Tidak seperti mungkin aku akan meminta pakaian bagus atau bisa memelihara leprechaun. Di kelas Witch dikatakan kalau ada yang menangkap leprechaun, maka kita bisa minta permohonan. Permohonanku banyak.
Azura: Apa, ya? Jujur aku tidak mempercayai mitos, tapi sendaikan memang bisa berharap, aku akan berharap bisa membaca pikiran manusia, terutama agar bisa membenarkan pemikiran Oriane. Aku sudah kehilangan orangtua, jelas aku tak mau kehilangan semua temanku di perang yang hanya untuk melawan Oriane, kan?
Ya, itu dia Magical Ask kita! Semoga bermanfaat dan menginspirasi, ya! Bye byeee!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical World-The Bleu Fantasy
Fantasy[TELAH DIREVISI] Azura Sophia Mallory adalah anak yang cukup beruntung karena telah selamat dari kecelakaan fatal yang merenggut orangtuanya. Bisa dikatakan ajaib apabila dia selamat saat itu. Lantas apa yang akan terjadi apabila ia adalah penyihir...