Hari Pertama

762 55 0
                                    

*Author POV*

Azura berlari di sepanjang koridor. Dia sudah agak terlambat. Tadi pagi dia bangun kesiangan, dan seragamnya cukup ribet-terusan putih sejuk dengan kerah dan ujung yang diberi sulaman biru seperti seragam Jepang Sailor Moon, dilengkapi dengan stocking selutut warna putih, dasi biru, sepatu flat biru dan sanggul coklat. Jelas cantik, tapi susah dipakai.

Azura melihat gelangnya. Kelas D sudah dekat di Magical Map. Azura menemukan penanda kelas D dan masuk ke kelas itu. 

Didalam sudah ada guru. Dia tampak sangat datar dan menyebalkan. Azura  memilih berpikir positif. Tiba - tiba bel berbunyi. Azura terkejut dan segera duduk. Si guru menatap seisi kelas, "Perkenalkan saya Pak Lewis, saya selaku wali kelas kalian akan mengajari kalian semua mata pelajaran biasa. Sekarang, lihat meja kalian! Disitu ada tulisan nomor. Di kelasku, kalian dipanggil dengan Tukang. Semua anak disini adalah Tukang. Kalau nanti aku panggil Tukang meja 1 atau singkatnya Tukang 1, orang itu langsung berdiri."

Azura memprotes dalam hati. 'Ternyata memang guru yang menyebalkan!' pikir Azura kesal. Nomor Azura adalah nomor 15. Dan Yako, nomor 11. Dia menyelinap masuk tadi tepat saat Pak Lewis memperkenalkan diri. 

"Hari ini kita langsung ujian semua mata pelajaran. Ini untuk menentukan kalian masuk jurusan mana! Yang nilainya jelek di salah satu bidang, saya masukan jurusan itu!" seru Pak Lewis. 

Seorang murid memprotes, "Ini kan baru hari pertama! Jahat! Nyebelin!"

"MANA ADA TUKANG BOLEH KOMEN KE MANDORNYA! DI KELAS NGGAK BOLEH ADA SUARA SELAIN SUARA MANDOR ATAU DIMINTA OLEH MANDOR! SANA KE POJOK KELAS, BERDIRI 10 JAM!"

Dengan gontai, anak itu menuju pojok kelas dan berdiri saat melihat pelototan Pak Lewis.

"Waktunya per ujian cuma 20 menit! Tulis nomor saja, Tukang! Mulai!" seru Pak Lewis.

Kertas dan lembar jawaban dibagikan ke semua anak. Azura memprotes lagi, tapi dia tetap mengerjakan soal dengan cepat. Matematika mudah untuknya, begitu pula dengan IPA. Sebenarnya, Azura ingin sekali masuk jurusan Ilmu Ilmiah, jadi dia mengerjakannya sebaik mungkin, begitu pula Sejarah, Geografi, Komputer, dan Olahraga. 

Pak Lewis melihat jam tangaannya dan berdecak, "Selesai!"

Kertas berhamburan menuju Pak Lewis yang mengumpulkannya dengan rapi. Untunglah Azura selesai mengerjakan semua ulangan. Kertas itu ditumpuk di mejanya dan 6 pena serta 6 lembaran kertas membuat barisan kerta, lalu si pena mengoreksi ulangan. 

Bel berdering menandakan waktunya makan siang. Azura dan Yako keluar kelas bersama. Azura berdecak, "Pak Lewis itu menyebalkan! Seharusnya kita bisa pilih jurusan sendiri, kan!"

"Iya tuh. Mending kita makan deh," kata Yako cepat dengan malas.

Azura dan Yako melahap makanan, lalu kembali ke kelas. Sebenarnya Yako maupun Azura malas masuk ke kelas itu, tapi demi keselamatan dari guru killer itu, mereka pun masuk kelas.

Bel berdering. Pak Lewis masuk setelah menghukum sebagian kelas karena terlambat dengan berdiri sepanjang pelajaran. Dia benar benar bertingkah bagaikan mandor. Azura menggigit lidah untuk menahan protesannya. 

Pak Lewis membagikan nilai ulangan dengan melepas semua kertas jawaban yang melayang pada pemiliknya. Azura melipat ulangannya. Apapun akhirnya, dia tak akan bisa protes, jadi nilai disana tidak penting.

Pak Lewis mengecek buku nilainya. Dia tersenyum mengejek, "Oke, saya bacakan jurusan-nya...."

Tak lama kemudian, Pak Lewis berteriak, "Tukang 15! Jurusan...." Mata Pak Lewis membesar, "Pilih sendiri jurusanmu!"

Kelas berdesas - desus pada Azura. Azura mengernyit jengkel.

*Azura POV*

Hah? Pilih jurusan sendiri? Kok nggak adil gitu? Apalagi sekelas protes....ini kenapa sih? Aku berdiri dan bertanya, "Kenapa aku boleh pilih jurusan sendiri?"

Pak Lewis terlihat jengkel, "Mana saya tahu? Nilaimu seratus semua, tahu?"

Aku terkejut dan segera membuka lipatan kertas ulanganku. Benar. Semua seratus. Dengan gembira, aku berteriak, "Ilmu ilmiah!"

Seluruh kelas menatapku heran. Aku tahu memang Ilmu Ilmiah jarang digemari, semua sekolah juga tahu. Pak Lewis melanjutkan, "Satu lagi, Tukang 29, pilih sendiri."

Si 'Tukang 29' ternyata masuk Asrama Olahraga, dan dia memang ingin masuk jurusan Olahraga, dan dia adalah tipe cowok yang cukup ganteng. Tiba tiba bulu kudukku merinding. Tatapan seisi kelas menuju ke arah aku dan si 'Tukang 29'.

Aku mulai tidak suka ini.

*Author Note*

Halo semua, ketemu lagi sama aku! Aku juga akan menampilkan bumbu romance disini lho, jadi sabar saja, ya. Jangan lupa voment nya.

Alexandra Ryuko.

Magical World-The Bleu FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang