Part 10 -Haruskah aku jujur?-

430 52 25
                                    

Malam ini cuaca Seoul sedikit tak bersahabat. Angin berhembus kencang memasuki celah flat seorang gadis yang sedang berada di depan tv dengan suara cekikannya. Jangan lupa selimut yang melingkar di badannya.

"Dasar kuning bodoh mau aja di kibuli merah" cetus Yoojung. Yah gadis itu Yoojung yang sedang menonton kartun Larva. Tahu kartun Larva kan? Yang warnanya kuning dan merah itu. Yang si kuningnya polos itu lho. Ah ayo lupakan soal Larva.

Yoojung masih cekikan sebelum akhirnya dia diam ketika mendengar suara langkah kaki memasuki flatnya. Oke, ini masih pukul 08.00 PM KST jadi pintu flatnya masih di biarkan terbuka. Yoojung dengan malas berdiri dan berjalan ke arah pintu. Alangkah kagetnya ketika dia melihat seorang lelaki dengan coat coklat dan - tunggu- sebuah koper besar di sampingnya? Yoojung mengernyitkan dahinya bingung. Lelaki itu dengan seenaknya masuk dengan menarik koper besarnya. Ia lalu merebahkan tubuhnya di sofa. Yoojung? Dia masih dalam mode terkejut, namun tak lama ia sadar, Ia kemudia mendekati lelaki itu. Pasti kalian sudah bisa menebak siapa lelaki itu kan?

"Hey Park Woojin!" teriak Yoojung. Woojin tak bergeming, Ia masih rebahan di sofa dengan mata yang tertutup. Yoojung mendekati Woojin dan menggoyangkan badan Woojin.

"Bisa tidak kau biarkan aku tidur sebentar" Kata Woojin dengan tangan yang Ia lipat di depan dada dan mata yang masih terpejam. Yoojung akhirnya menghentikan tangannya dan duduk di samping Woojin. Ia merengut kesal, lagi-lagi Ia patuh pada ucapan Woojin. Menyebalkan. Yoojung ikut merebahkan badannya di sofa sama dengan Woojin. Ia bingung mau apa. Hanya memandang woojin tidur? Malas, nanti Woojin ke-ge-eran di pandang. Yoojung akhirnya hanya memandang langit-langit Flat dengan isi kepala yang sedang menerka-nerka maksud Woojin datang ke flatnya. Apa dia minta jatah? Eh- jatah apaan emang. Tiba-tiba saja wajah Yoojung memerah mengingat kemarin malam, saat Woojin menyentuhnya, dan- aissh Yoojung dengan segera menggelengkan kepalanya. -Gila- lagian Woojin tahu dia sedang hamil muda, jadi tidak mungkin Woojin akan melakukan yang tidak-tidak kan? Yoojung masih setia dengan pikiran-pikaran anehnya sampai tak sadar lelaki di sampingnya itu melihatnya dengan tatapan bingung.

"Mulai sekarang aku akan tinggal disini"

Uhuk, tenggorokan Yoojung tercekat. Apa maksudnya tadi? Tinggal disini? Woojin tak ingin menunggu jawaban Yoojung. Ia berdiri dan menarik kopernya memasuki kamar Yoojung.

"Ya! Park Woojin apa maksudmu" Yoojung berjalan cepat menyusul langkah Woojin.

"Kan aku udah bilang, sekarang aku akan tinggal disini. Aku tak lagi tinggal di Apartmenku" Woojin meletakkan kopernya di sebelah lemari pakaian Yoojung.

"Kenapa?" Yoojung berdiri di depan pintu kamarnya.

"Kan aku suami mu" Kata Woojin enteng. Ia membuka kopernya dan mengambil beberapa helai pakaian. Lalu ia letakkan di kasur.

"Ya! Park Woojin" teriak Yoojung. Bagaimana tidak Yoojung tak berteriak? Woojin dengan seenaknya melepaskan kancing baju dan mengekspos dadanya.


"Apa lagi sih?"

"Bisa tidak kau melepas bajumu di kamar mandi" Kata Yoojung dengan membalikkan badannya. Woojin tersenyum jahil dan mendekati Yoojung.

"Bukankah kau sudah pernah melihat tubuhku?" bisik Woojin di telinganya dan sukses membuat telinga Yoojung memerah. Gila! jantung Yoojung berdetak sangat cepat. Ia menghiraukan perkataan Woojin dan berjalan cepat meninggalkannya. Woojin terkekeh melihat Yoojung yang begitu lucu dengan telinga yang memerah.

Perlu diingat, Yoojung benar-benar membenci Woojin dengan segala perkataanya. Ia juga sebal dengan jantungnya yang selalu berdetak tak karuan saat dekat dengan Woojin. Itu menyebalkan. Dia merebahkan lagi badannya di sofa. Ia melanjutkan tontonannya yang sempat Ia terlantarkan gara-gara Woojin.

Get UGLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang