Mobil Sevon ST1 hitam melaju begitu kencang melewati berbagai gedung pencangkar langit Kota Seoul. Park Woojin meremas kuat stir mobil menyalurkan segala emosinya. Dia bukan marah namun hanya memiliki banyak sekali beban. Dari mulai Yoojung, Jeon Somi, lalu majalah Star sendiri. Baru beberapa menit yang lalu kantor pusat menelponnya dan mengatakan waktunya tinggal 2 bulan lagi untuk Ia membuat peringkat Majalah Star menjadi no 1. Rasanya seperti hampir mustahil melihat bulan ini Majalah Star hanya bertengger di no 15. Jika di lihat dari kenaikannya sih sungguh sangat pesat, mengingat bulan lalu majalah star hanya menduduki peringkat 40, tapi untuk menjadi no 1? Sepertinya hanya mimpi. Jeon Somi juga menambah beban baru untuknya. Dia datang ke Seoul disaat tidak tepat. Ngomong-ngomong semalam Woojin tetap tidur di kamar Yoojung, menyuruh Daehwi membawa Somi ke Apartmentnya. Alasannya sih klasik, dia tidur di kantor karena banyak tugas yang perlu Ia kerjakan. Pembohong ulung memang Si Woojin itu.
Woojin memasuki ruangan redaksi dengan ekspresi dingin seperti biasa. Saat Ia telah memasuki ruangan, Seorang gadis asing menyambutnya.
"Selamat Pagi Park Jibjangnim. Kang Mina Imnida" Park Woojin mengernyitkan dahi bingung melihat gadis asing yang sekarang membungkukkan badannya itu. Melihat pemimpin redaksinya telah berada di ruangan. Kyulkyung langsung menghampirinya.
"Maaf Park Jibjangnim. Kang Mina adalah wartawan Majalah Star yang baru. Sebenarnya akan saya kenalkan di ruangan anda, tetapi gadis ini sudah tak sabar ingin bertemu dengan anda".
".Oh, begitu. Baiklah. Selamat bekerja Kang Mina"
"Ah nde, terimakasih Park Jibjangnim"
Park Woojin lalu meninggalkan Kang Mina dan melangkah memasuki ruangannya.
Di rebahkannya badannya di kursi. Ia letakkan ponselnya di meja dan memijat kepalanya pelan. Belum 5 menit Ia mendudukkan dirinya, ponselnya berdering memperlihatkan nama "Jeon Somi" disana. Ia menggeser tombol hijau, lalu mengangkatnya."Pagi- sayang"
"Hm, Aku sedang sibuk Somi-ah"
"Hari ini makan siang denganku. Jam 12 di Mango Six. Oke, tak menerima penolakan" sambungan terputus secara sepihak. Woojin menghembuskan napasnya pelan. Ia menyambar note kecil lalu keluar ruangan.
"Ke ruangan rapat sekarang!" perintah mutlak Woojin yang Ia tujukan pada tim Majalah Star.
"Nde"
.
.💞💞💞
Choi Yoojung mengeliatkan tubuhnya. Ia mendudukkan tubuhnya dan menyenderkan badannya di kepala ranjang. Ia membelalak kaget ketika melihat jam menunjukkan pukul 10.00 AM KST.
"Aku bangun siang banget yah, Woojin mana? Oh iyah dia pasti sudah berangkatlah. Bodoh sekali kau Choi Yoojung" Yoojung menepuk dahinya. Ini pertama kalinya Yoojung bangun siang. Entahlah dia merasa semalam adalah tidur ternyamannya, lagian Yoojung juga pengangguran sekarang jadi tak masalah jika dia bangun siang. Yoojung keluar kamar dan menuju dapur. Rasanya kerongkongan nya kering. Ia melihat sepotong roti bakar di atas meja dengan selembar note di sampingnya. Yoojung mengambil note itu dan membacanya.
Aku hanya bisa membuatkanmu roti bakar. Tak ada bahan makanan di kulkasmu. Sebaiknya kau belanja bahan makanan deh. Aku memberikanmu kartu kredit yang bisa kau gunakan. Aku letakkan di meja kamar.
Dari Suami Tercintamu
"Dasar berlebihan" tetap saja Yoojung merona membaca kata-kata yang tertulis di note itu. Tak ada yang romantis dari tulisan Woojin. Tapi, Yoojung tersenyum terus seperti orang gila. Ia lalu menarik kursi ruang makan dan duduk disana. Yoojung mulai menggigit roti bakar buatan Woojin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Get UGLY
FanfictionYoojung adalah seorang wartawan di perusahaan majalah kecil. Awalnya hidupnya baik-baik saja, tapi seketika hanya satu malam, terjadi sebuah tragedi yang membuat hidupnya kacau... lets reading guys ? rated 17+