Yoojung menatap punggung Woojin yang berjalan memasuki rumah. Yoojung masih tidak tahu apa kesalahannya. Ia hanya ingin tahu nama lelaki itu, tidak lebih dan Woojin marah? Sungguh Yoojung bingung.
Yoojung mengambil pakaian gantinya. Ia melirik Woojin yang sudah berada di tempat tidur dengan memunggunginya. Yoojung menghembuskan napasnya kasar. Woojin masih marah padanya, padahal Ia tak jadi berkenalan, tetap saja kena marah.
Saat Yoojung memasuki kamar, Woojin masih tetap sama dengan posisi yang sama -tidur menyamping dengan memunggunginya-. Yoojung menaiki tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di samping Woojin. Ia ingin memejamkan matanya lalu tidur, tapi rasanya sangat sulit. Pikirannya melayang ke acara pesta ulang tahun Presdir Style World itu. Woojin bilang Ia akan menemui ayahnya, tapi kenapa Ia malah ke pesta besar itu? Disana juga ada Daehwi dan tuan Hotteok.
"Ah, Choi Yoojung kau bodoh!" pekik Yoojung, Ia langsung membungkam mulutnya dengan tangannya. Ia tak ingin mengganggu Woojin yang sedang tidur.
"Tuan Park adalah ayah Woojin dan Tuan Hotteok itu kembaran Woojin yang bernama Jihoon. Ah iyah, Choi Yoojung kau pintar" lirih Yoojung. Ia tersenyum senang dengan kesimpulan yang Ia buat.
"Tapi kenapa? Kenapa hanya Woojin yang tidak berkumpul dengan mereka?" pikir Yoojung. Ia menyampingkan tubuhnya menghadap punggung Woojin.
"Sepertinya memang banyak sekali yang belum aku tahu tentang mu, Park Woojin"
"Tapi tak masalah, lagian aku siapa? Aku hanya orang asing yang tiba-tiba masuk ke dalam hidupmu dan memaksa mu untuk bersamaku"
"Aku rasa jika di dalam sebuah cerita aku adalah peran antagonisnya. Orang jahat yang merebut pangeran dari sang putri. Tapi, Woojin tidak seperti pangeran sih. Dia ga tampan" Yoojung terkikik geli mendengar kata-katanya. Ia lalu kembali menatap punggung Woojin dan melanjutkan kata-katanya.
"Meski kau tidak tampan-tampan amat, lebih tampan Guanlin ataupun Jihoon kembaranmu sendiri. Tapi kenapa? Kenapa aku bisa jatuh cinta padamu?"
"Lelaki dingin, yang suka memaksakan kehendak, yang tingkat kepekaannya 0,1%. Aku pikir aku ini tidak waras, beneran deh"
"Kalo Aku tidak waras, berarti Somi juga tidak waras. Hahaha" Yoojung langsung menutup mulutnya lalu membuka nya lagi.
"Aku akui aku memang sudah gila. Aku bahkan tak bisa melirik lelaki lain bahkan paling tampan sekalipun. Kenapa? Woojin.. Kau pake guna-guna yah?"
"Yang jelas, Aku mencintaimu Park Woojin. Untung saja kau sudah tidur jadi kau tak mendengar apa yang aku katakan"
"Tapi kalo Woojin nyatanya belum tidur, seperti di cerita cerita yang pura-pura tidur itu. Malu dong aku" Yoojung menelentangkan tubuhnya. Wajahnya seketika memanas. Ia melirik Woojin yang tidak bergerak, masih sama posisi nya.
"Masa sih kayak gitu belum tidur. Ah, Woojin beneran sudah tidur kok" Ia lalu memiringkan badannya. Ia merenggangkan tangannya lalu memeluk Woojin. Ia menyembunyikan wajahnya di punggung Woojin. Sangat nyaman.
"Aku mencintai mu Park Woojin" gumam Yoojung sekali lagi sebelum akhirnya Ia terlelap.
Cerita itu benar, Woojin belum tidur. Ia mendengar dengan jelas semua perkataan Yoojung. Dari kata-kata jelek tentangnya sampai pengakuan cinta Yoojung. Woojin mendengar semuanya. Woojin membalikkan badannya dan menatap Yoojung. Gadis itu benar benar sudah tidur dilihat dari napasnya yang naik turun dan dengkuran halusnya.
Woojin membelai pipi Yoojung dengan lembut. Ia mencondongkan wajahnya dan mencium dahi Yoojung. "MAAF, Selamat tidur. Park .... Yoojung" Ia akhirnya tertidur dengan memeluk Yoojung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get UGLY
FanfictionYoojung adalah seorang wartawan di perusahaan majalah kecil. Awalnya hidupnya baik-baik saja, tapi seketika hanya satu malam, terjadi sebuah tragedi yang membuat hidupnya kacau... lets reading guys ? rated 17+