Jika ini salah satu dari jenis permainan Ji-Hwan, Kwon-Woo sama sekali tidak menyukainya. Ia memerhatikan temannya meremas-remas boneka bola kain miliknya yang menjadi penghias sofa di apartemennya. "Kau mengatakan gadis itu mengidap positif HIV?"
"Ya!" sekarang Ji-Hwan melempar bola itu di udara dan menangkapnya. Lempar. Tangkap.
Mata Kwon-Woo mengikuti arah bola. "Dia terkena HIV?"
"Ya," Lempar. Tangkap. Lempar. Tangkap.
"Ji-Hwan...serius!" seru Kwon-Woo. "Dan tolong henti-kan itu," tambahnya sambil menampik bola yang dilempar-kan Ji-Hwan. Bola itu jatuh dan menggelinding sampai ke bawah meja ruang tamu.
"Kenapa kau tak percaya?" tukas Ji-Hwan. Ia berusaha meraih bola itu kembali. Terlalu jauh. Tangannya tidak bisa menggapainya. Setelah tiga kali mencoba ia menyerah. Ia tidak mau bangkit dari sofa.
Kwon-Woo menggelengkan kepalanya tak percaya. "Tapi...bagaimana?"
"Sudah jelas kan. Aku yang menularkan penyakit itu padanya." Ji-Hwan mengangkat bahunya cuek.
"Berhenti mengatakan omong kosong itu!" sambat Kwon-Woo. "Kau tidak positif HIV. Kau sehat!"
"Tunggu dulu...jadi selama ini kau tidak percaya aku positif HIV? Kau ini temanku dan tidak tahu akan hal ini?" Ji-Hwan mencemooh.
"Justru karena aku temanmu maka aku tahu. Kalau kau benar-benar memiliki penyakit itu, sudah banyak orang yang kau tulari. Bisakah kau hitung berapa banyak orang yang kau pukul? Sampai berdarah? Tidakkah itu mem-buatmu menularkan penyakit itu?"
Ji-Hwan angkat bahu. "Aku bukan dokter. Aku tidak bisa menjelaskan tentang hal itu. Mereka lebih kuat dari gadis ini mungkin. Mereka laki-laki."
Kwon-Woo mendecakkan lidahnya tak setuju. "Dia benar-benar terkena HIV?"
"Hasil tesnya positif."
"Kau yakin?"
"Kenapa kau cerewet sekali?" Ji-Hwan menyebik sebal. "Aku akan menikahinya."
"Kau apa?" Kwon-Woo terbelalak. "Ah...aku tahu...kau menyukai hal ini, ya kan? Kau menganggap ini salah satu dari permainanmu? Mengatakan gadis itu positif HIV karenamu supaya aku mendukungmu untuk menikahi gadis itu? Ada apa denganmu? Kau tidak mau disentuh siapapun tiba-tiba ingin menikah? Bukan ini caranya kalau kau memang menyukainya! Kau kurang waras?"
"Ini bukan permainan." ucap Ji-Hwan serius. "Akupernah mengatakan akan menikahinya. Dengan dan tanpa virus HIV di tubuhnya. Dansekarang, keinginanku semakin kuat. Aku akan melindungi gadis itu. Dia butuhaku. Aku yang memasukkan penyakit itu ke tubuhnya."
YOU ARE READING
Marrying AIDS
Romance"Dokter Eri, Ji-Hwan bukan memandang remeh Anda. Teman saya ini hanya tidak mau disentuh oleh siapa pun. Bahkan, kalau ada wanita yang menyentuhnya, terutama di bagian wajah akan dinikahinya," Eri Andriana mendengus geli mendengar penjelasan itu. U...