Matamu indah. Jernih bak mata air. Aku menyukainya.
~Arkan~"Ihh.. Berat banget sih ni koper. Isinya apa aja coba," keluh Audreay saat menjinjing koper ketika baru tiba di salah satu bandara di Jakarta.
"Ya, maklum lah sayang kita baru pindahan dari Barcelona, pasti barangnya banyak, kayak nggak pernah bawa koper aja kamu ini," jawab Belin-mamah Audreay.
"Iyaa deh mah, Dee juga cuma bercanda kok," balas Dee sambil senyum memamerkan gigi putihnya.
Hari ini, Audreay dan mamahnya sampai di Jakarta. Mereka baru saja pindah dari Barcelona. Maklum Audreay sering naik turun pesawat pergi sana sini mengikuti kedua orang tuanya karena pekerjaan papahnya yang mengharuskannya bekerja ke luar negeri. Mereka bisa saja disebut traveller, walaupun bukan untuk bersenang - bersenang, tapi mereka sering menjelajahi dunia.
Tepat pukul 13.00 WIB, Audreay dan mamahnya tiba di depan rumah mewah bergaya eropa yang didominasi cat warna putih. Audreay membuka gerbang rumahnya.
"Mah, ayo masuk. Dee udah capek nih,"ucap Dee kepada mamahnya.
Sesampainya di dalam, Dee dan Belin istirahat sejenak, lalu melanjutkan aktivitasnya untuk membereskan barang - barang dan menata rumah barunya.
Ketika makan malam, Dee diajak mamahnya membicarakan hal penting tentang sekolahnya di Indonesia.
"Dee, gimana tawaran papah untuk sekolahmu di Fortelen, kamu mau kan?"tanya Belin.
"Gimana ya mah, Dee sih mau - mau aja, asal kualitas sekolahnya juga bagus,"jawab Dee sambil meraih buah di sisi kiri tubuhnya.
"Iya sayang, di sana kualitasnya bagus. Mamah dulu lulusan situ, jadi mamah tahu betul gimana sekolahnya,"jawab Belin.
"Yaudah deh mah, Dee mau kok,"ucap Dee sambil senyum.
"Okee sayang, besok mulai sekolah ya. Oya ingat, kamu jangan bandel, Barcelona sama Indonesia itu beda, jangan samain timur dengan barat, apalagi sifatmu yang individualis tu,"ucap Belin.
"Ihh mamah, Dee itu nggak individualis, kata siapa coba. Dee cuma mau membela diri, sama ngelindungin diri dari cowok cowok tuh terutama,"ucap Dee dengan cemberut.
"Iya deh iya, yaudah sekarang dihabisin tuh makanannya," pinta Belin.
"Siap mamahku sayang,"ucap Dee dengan semangat.
______________________________________
Seorang gadis manis turun dengan seragam abu - abunya dari tangga rumah dengan tergesa - gesa. Lalu ia segera menuju ruang makan.
"Mamah kok nggak bangunin Dee sih tadi, Dee jadi kesiangan nih,"jawab Dee agak kesal sambil duduk dihadapan mamah.
"Hehe.. Maafin mamah ya Dee, mamah lupa tadi, lagian ini masih pagi sayang,"jawab Belin.
"Iya mah, tapi kan Dee anak baru kalo telat kan nggak lucu,"ucap Dee sambil mengoles selai ke rotinya.
"Kamu nih ya, sama aja kayak papah kamu, rajinnya kelewatan,"ucap Belin.
"Mamah bisa aja, tapi kalo sama papah jelas Dee kalah jauh mah, "ucap Dee sambil nyengir.
"Iya iya, yaudah kamu hati - hati ya, nanti kamu dianterin Pak Harjo dulu , mobil kamu masih di service, "ucap Belin ketika anaknya itu siap - siap untuk berangkat sekolah.
"Siap mah, yaudah Dee berangkat dulu ya, assalamualaikum,"ucap Dee sambil mencium punggung tangan mamahnya.
"Waalaikumussalam, jangan nakal - nakal,"balas Belin.
✒✒✒
Ketika sudah sampai di depan gerbang sekolahnya, Dee segera keluar dari mobil sambil membawa buku-buku nya dengan tergesa - gesa. Saking cepet - cepetnya , Dee tidak melihat jalan hinggaa..
Dugg
"Aduh, sakit," keluh Dee sambil memegang keningnya ketika posisinya terduduk.
"Eh, lo kalo jalan ati - ati dong. Jalan tu liatin sekitar, jangan asal aja. Liat nih rambut gue jadi berantakan gara - gara lo,"ucap Laki - laki itu dengan kesal.
Dee segera memunguti buku - bukunya sambil mencoba berdiri
"Lo nyalahin gue, salah lo juga kalik yang jalan nggak...."ucapan Dee terhenti ketika mata hazelnya bertemu dengan mata hitam pekat milik laki - laki itu.Cukup lama mereka bertatapan , akhirnya Dee memutus pandangannya.
"He, lo kok malah bengong sih," ucap Dee sambil melayangkan tangannya ke kanan-kiri di depan wajah laki - laki itu.
Laki - laki itu langsung tersadar dari lamunannya.
"Ehem, apaan sih lo. Enak aja nyalain gue, dasar curut,"ucap laki - laki itu dengan sebal.
"Apa tadi lo bilang, curut, lo itu yang curut. Dasar laki - laki nggak tau diri," ucap Dee sambil menyenggol pundak laki - laki itu dengan keras hingga membuka jalan untuk Dee pergi.
"Eh, lo jangan asal pergi aja ya, tunggu, tungg.."ucapa laki - laki itu terhenti ketika ada seseorang yang memanggilnya.
"Arkan, tunggu woy," teriak Doni dari kejauhan.
"Yaelah lo Don, ganggu gue aja lo. Cewek tadi udah ilang kan,"keluh Arkan sebal.
"Cewek? Cewek yang mana, lo ketemu cewek tadi?"tanya Doni agak bingung.
"Itu cewek yang nabrak gue tadi, mana langsung lari nggak sopan banget, belum minta maaf lagi,"ucap Arkan agak marah.
"Jadi tadi lo nabrak cewek. Cielah, nanti Disa marah lo. Btw, siapa nama ceweknya, cakep kagak," ucap Doni blak - blak an dengan tampang tanpa dosa.
"He, lo bilang apa tadi. Disa bukan cewek gue ya. Dia aja yang masih ngejar - ngejar gue. Nggak peka banget tu cewek kalo gue nggak suka. Anyway, cewek yang tadi cantik sih,"saat mengucapkan kalimat terakhirnya Arkan senyum - senyum sendiri.
"Ati - ati lo kalo naksir, biasanya pandangan pertama itu pembuka awal buat jatuh cinta loh," tukas Doni sambil menyenggol pundak Arkan.
"Masak iya baru ketemu udah naksir, tapi emang cantik sih, cantik banget malah. Apalagi matanya, bening banget. Eh gue ngomong apaan sih,"batin Arkan dalam hati.
"Apaan sih lo, udah ah. Ayo cepetan, keburu masuk nih,"elak Arkan mengalihkan pembicaraan.
"Yaelah Arkan, Arkan, yaudah ayo masuk dah,"jawab Doni sambil menarik cepat lengan Arkan.
☀
☀☀☀
☀☀☀☀☀Halo guys, jumpa dengan author.
Semoga suka ya sama cerita pertamaku. Maklum lah baru belajar, pasti banyak typo dan kata - kata yang nggak maksud.Oya ini udah hari ke-26 puasa lo genks, semangat buat yang lagi puasa ya:)
Jangan lupa buat kasih saran di kolom komentar, dan kasih tombol bintangnya ya
Salam hangat dari author
@achirius11 Juni 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
No Te Vayas
Teen Fiction" Maaf, aku pergi " - Audreay " Silakan, tapi aku tidak akan berhenti mengejarmu" - Arkan . . . . Ini bukan tentang cinta yang perlu kebersamaan, bukan tentang rasa yang perlu balasan. Tapi ini adalah cinta yang perlu perjuangan, perlu pengorbanan...