Aku belum merasa nyaman didekatmu. Dan aku harap tidak akan. Hatiku belum siap untuk terluka lagi.
~Audreay~Setelah kejadian yang menurut Arkan maupun Audreay sangat memalukan tadi, mereka lebih enggan menampakkan diri. Bagaimana tidak, pasti untuk seminggu ke depan topik pembicaraan para siswa tidak jauh dari nama Arkan dan Audreay.
Seandainya duet maut Arkan dan Audreay di publish ke youtube sudah dipastikan mereka akan jadi trending seantero Indonesia bahkan sejagad raya. Apalagi Arkan yang sudah terkenal sebagai selebgram itu hingga followersnya mencapai angka 7M. Mengherankan memang, secara artis - artis yang lebih aduhai, lebih similikiti ketenarannya saja tidak mampu melebihi jumlah followers Arkan di Instagram.
Dan sekarang, murid - murid tidak mau membuang waktunya walau hanya semenit saja untuk segera keluar dari area yang menurut mereka mistis ini, area yang menjadikan bulu kuduk mereka merinding seketika karena ditakutkan akan berpapasan dengan para guru di Fortelen.
Ya, sekarang adalah jam pulang sekolah. Pantas saja sejak tadi di kelas XII A 1 suasana menjadi mencekam, sepi bak kuburan. Ternyata, murid - murid pembuat onar telah wassalam dari singgasananya, tersisa para siswa yang dilihat dari appearence-nya adalah siswa cerdas, kutu buku dan siswa yang taat aturan. Diantara mereka, masih terpampang dengan nyata seorang Audreay. Audreay pun segera membereskan buku - bukunya, lalu bergegas untuk pulang.
Hari ini, mobil Audreay masih belum selesai di service. Entah si tukang bengkel yang tidak becus memperbaiki mobil Audreay atau karena sifat malas yang memenjarakan niatnya, atau justru si montir malah membawa kabur mobil kesayangan Audreay. Entahlah.
Sialnya lagi, Pak Harjo tidak bisa menjemputnya karena pulang kampung, maklumlah istrinya sedang lahiran anak ketiga. Jika tidak didampingi saat melahirkan, siapa nanti korban penjambakan sadis langganan istrinya itu. Akhirnya Audreay memutuskan pergi ke halte yang tidak jauh dari Fortelen.
Saat sudah sampai di halte, Audreay segera duduk di bangku panjang yang telah disediakan.
Lama menunggu, Audreay mulai bosan dan tidak sabar. Bagaimana tidak, sudah sejam lebih dia menunggu di halte jahat tersebut. Sedangkan tidak terlihat secuilpun bagian tubuh angkot gila yang lewat. Menyebalkan!
"Ini angkot pada kemana sih, giliran ditunggu nggak dateng, kalo nggak butuh aja siap sedia on time malah. Dasar angkot nyebelin, sebelas dua belas kayak doi yang nggak peka dikasih kode," dumel Audreay sebal.
Tiba - tiba, saat Audreay mulai gila bicara sendiri dengan berputar - putar di area halte tersebut, suara motor dengan interupsi dari pemilik motor tersebut berhasil menghentikan aksi absurd-nya.
"Lo Audreay kan. Ngapain disini sendirian, ayok bareng gue aja," ucap laki - laki itu.
"Eittt.. bentar - bentar, gue kayak nggak asing sama wajah laki - laki ini," batin Audreay.
"Nggak usah pasang wajah horor gitu dong, gue Max yang kemarin berantem sama Arkan itu, masak lo lupa,"jawab Max yang berhasil memecahkan pikiran Audreay yang sedari tadi main tebak - tebakan sendiri seperti program kuis artis Uya Kuya.
"Elaah, lo yang kemarin. Pantesan kayak kenal. Eh, gue nebeng dong, nggak ada angkot nih,"ucap Audreay sambil cengar - cengir nggak jelas.
"Ya udah ayok, keburu sore,"balas Max yang diikuti gerakan Audreay mulai menaiki motor tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Te Vayas
Novela Juvenil" Maaf, aku pergi " - Audreay " Silakan, tapi aku tidak akan berhenti mengejarmu" - Arkan . . . . Ini bukan tentang cinta yang perlu kebersamaan, bukan tentang rasa yang perlu balasan. Tapi ini adalah cinta yang perlu perjuangan, perlu pengorbanan...