Audreay benar - benar sudah tidak bisa lagi melanjutkan ucapannya. Mati - matian Audreay menahan tangis, tapi dia tidak bisa. Ya, dia menangis. Dan itu di depan Arkan.
Tiba - tiba Audreay merasakan bahunya dipeluk dengan pelan. Arkan memeluknya. Pecah tangis Audreay semakin menjadi. Apapun hal yang menyangkut tentang Reynand selalu berakhir dengan tangisan.
" Arkan gue nggak bisa lupain perbuatan jahat dia ke gue. Bantu gue Arkan, gue.. hiks,"
" Tenang Dee tenang, ada gue disini. Curahin semuanya, gue siap ngedengerin. Sebagai temen gue bakal bantu sebisa gue."
Arkan sedikit merasakan nyeri di hatinya ketika dia mengucapkan kalimat terakhir itu. Entahlah dia mungkin benar - benar sudah mencintai Audreay dalam waktu yang begitu singkat. Tapi dia juga sadar, Audreay masih belum bisa melupakan kenangannya bersama mantannya dulu - Reynand.
" Iyaa .. udah ya. Ada gue tenang aja dah. Mana ni Audreay yang galaknya nggak ada saingan wkwk,"
Tiba - tiba Audreay pun mencubit pinggang Arkan dengan keras.
" Arghh!! "
" Sakit njirr"
" Salah lo sendiri, berani - beraninya ya ngatain gue disaat lagi sedih gini. Dahlah males gue, gue nggak jadi makan deh. Bye!"
Arkan cengo. Perasaan tadi yang ngajak makan si Audreay tapi kenapa sekarang dia yang ditinggal. Dan sialnya, perginya Audreay bersamaan dengan datangnya waitres yang sudah membawa makanan yang dipesan Audreay tadi. Huft, mau tidak mau sekarang dia yang harus membayar semua makanan ini.
" Ehm mbak, maaf ya kayaknya saya nggak jadi makan. Eh tapi saya tetep bayar kok mbak. Nih. Udah ya mbak saya duluan. Makasih mbak! "
Arkan segera pergi dari kafe itu dengan tergesa - gesa. Takut kalau dihalang waitres tadi.
Dan waitres itu hanya memandang kepergian Arkan dengan geleng - geleng kepala. Ada saja kelakuan anak muda zaman sekarang.
🍃🍃🍃
Di parkiran
" Kemana sih, Audreay. Ish, bisa - bisanya gue ditinggal gini. Awas aja kalo ketemu. Bakal gue damprat lo, Dee," ucap Arkan dengan kesal.
Arkan terus mencari Audreay kesana kemari. Sambil menengok kanan kiri barang kali si cewek nyebelin itu ketemu. Dan ya, dia menemukannya.
Arkan melihat Audreay sedang duduk bersama anak kecil di bangku taman dekat kafe tadi. Kebetulan kalau hari libur begini pasti banyak keluarga yang bersantai disana.
" Audreay. " Arkan memanggil Audreay dengan nada yang tidak bersahabat. Sambil melirik sinis ke anak yang berada di samping Audreay.
" Hehe Ar, sini - sini. Tadi gue duduk - duduk disini sambil liatin bunga - bunga tu cantik banget." jawab Audreay.
" Duduk - duduk lo bilang. Pinter banget ya kalo ngomong kayak tadi nggak buat kesalahan apa - apa. Sini lo biar gue kasih pelajaran. "
Arkan sudah bersiap menerjang Audreay dengan menaikkan lengan jaketnya seolah - olah sedang bertanding adu kekuatan.
" Eits, kakak nggak boleh kayak gitu. Masa cowok lawan cewek sih. Ih nggak keren banget. Mendingan kakak beli rok sana terus dipake tuh. Beraninya lawan cewek, huh! "
Anak kecil tadi tiba - tiba berdiri di depan Arkan dan merentangkan tangannya untuk melindungi Audreay.
Arkan yang tidak terima dibilang begitu langsung mendengus dan bersiap membalas perkataan anak kecil itu. Namun, saat akan mengeluarkan kata - katanya, tiba - tiba orang tua dari anak itu datang menghampiri mereka.
" Apa kamu bilang anak kecil. Siii- "
" Eh yaampun Rara. Mama cariin kamu dari tadi ternyata kamu disini ya. Jangan gangguin orang pacaran atuh dek," ucap mama anak yang ternyata bernama Rara.
" Eh bu, nggak kok kita cuma tem- "
Belum sempat Audreay melanjutkan ucapannya, Arkan langsung memotong dan merangkul bahu Audreay.
" Nggak papa kok bu, kita maklumin kan ya sayang. Hehe, yaudah bu kami pergi dulu bu. Selamat bersantai dek Rara dan keluarga. "
Arkan langsung membawa Audreay pergi dari taman itu. Setelah lumayan menjauh dari taman, Arkan langsung dihadiahi cubitan di pinggangnya oleh Audreay.
" Aww, sakit Dee," keluh Arkan sambil mengelus - elus pinggangnya.
" Apa tadi lo bilang. Enak aja ya panggil - panggil sayang. Sayang pala lo peyang tuh." ketus Audreay sambil menyilangkan tangan di depan dada.
" Iya iya, lagian gue juga cuma bercanda. Nggak asik lo gitu aja ngambek. Pacaran beneran juga nggak papa kali. " ucap Arkan sambil mengerlingkan satu matanya.
Audreay yang mendengar ucapan Arkan tadi langsung melotot tidak percaya. Bisa - bisanya setelah dia melihat Audreay menangis tadi dia bicara begitu.
" Nggak! "
Arkan membalas penolakan Audreay dengan tertawa ringan. Lalu dia menghentikan tawa nya dan seketika raut wajahnya berubah cemberut.
" Ganti uang gue sekarang juga! Enak aja langsung cabut gitu aja ya! Ganti nggak! " ucap Arkan dengan penuh pemaksaan.
" Iya iya. Nanti gue ganti. Dasar perhitungan lo. Sekarang temenin gue kemana gitu dulu kek. Lo nggak liat apa gue tadi abis nangis. Nggak pengertian banget bukannya dihibur malah diledekin mulu." ucap Audreay ketus.
" Ehm, jadi minta dihibur ya. Pergi kemana ya,"
Arkan mengetuk - ngetuk dahinya sebagai tanda berpikir. Lalu dia tiba - tiba menemukan jawaban kebingungannya.
" Aha! gue tau! Ayo ikut gue."
Arkan langsung menyambar tangan Audreay tanpa menunggu persetujuan dari temannya itu.
" Eh eh eh, kemana nih. Lo nggak bakalan macem - macem sama gue kan," ucap Audreay penuh selidik.
" Nggak lah. Ngapain juga macem - macem sama cewek galak kayak lo."
Audreay hanya mendengus kesal. Dia sudah lelah menanggapi Arkan. Toh, tidak akan ada akhirnya. Jadi lebih baik diam saja.
Di mobil, mereka hanya diam - diaman. Sampai di tempat tujuanpun mereka hanya diam. Arkan yang bingung harus bicara apa. Dan Audreay yang masih kesal dengannya.
Mau tak mau Arkan pun memulai pembicaraan.
" Udah sampe nih. Tapi kita belom ke tempat utamanya. Nanti kita bakalan jalan ke atas. Jadi bakal nguras tenaga sih. Lo nggak papa, kan?
" Iya "
Hanya itu yang diucapkan Audreay. Dasar cewek tukang marah. Ngambek nya nggak selesai - selesai dari tadi. Mau tidak mau Arkan hanya menghembuskan napas pasrah.
" Yaudah ayo," ajak Arkan.
🍃🍃🍃
Hai hai gaisnya. Pakabs ni! Semoga baik ya.
Btw nggak terasa udah setaun cerita ini aku anggurin haha jahat emang.
Tapi bakalan sering update kok sekarang, mumpung lagi di rumah aja ya kan.
Jangan lupa vomentnya ya!
01 Juli 2020
Salam hangat dari penulis
KAMU SEDANG MEMBACA
No Te Vayas
Novela Juvenil" Maaf, aku pergi " - Audreay " Silakan, tapi aku tidak akan berhenti mengejarmu" - Arkan . . . . Ini bukan tentang cinta yang perlu kebersamaan, bukan tentang rasa yang perlu balasan. Tapi ini adalah cinta yang perlu perjuangan, perlu pengorbanan...