🍃06

77 29 13
                                        

Melihatmu bersamanya, aku jadi ragu pada hatiku. Hilangkah kesempatanku untuk memilikimu?
~Arkan~

"Audreayyy.. " teriak laki - laki itu dari kejauhan.

Degg..

"Kak Satyaaa... Aaa!! aku kangen banget sama kakak," teriak Audreay antusias sambil berlari menuju kakaknya saat kakak pertamanya itu muncul dari arah pintu masuk.

"Kamu tambah cantik aja, tambah cinta deh kakak. Kok kamu disini?,"balas Satya sambil mendekap tubuh mungil Audreay.

Audreay belum juga menjawab ucapan Satya. Dia masih nyaman memeluk kakaknya itu sambil sesekali menghirup aroma segar tubuh kakaknya.

"Dek, kok diem aja. Udah ah lepasin pelukannya. Malu tuh diliatin orang,"ucap Satya sambil menghadap ke arah wajah adiknya itu.

"Hehe, habisnya Dee kangen banget sama kakak. Kok nggak kabar - kabar sih kalo mau pulang, mana mampir ke mall dulu lagi. Mau ngapain kakak nih, hayoo!" ucap Audreay sambil melepas pelukan dan menoel hidung mancung kakaknya.

"Ngawur aja kamu nih, kakak mau beli oleh - oleh dulu. Emang nggak kabar - kabar, biar surprise gitu. Eh, taunya malah ketemu kamu disini,"balas Satya.

"Hehe, iya iya. Yaudah ayo gabung sama temen aku, Cindy kak. Kasian noh cuma liatin kita dari tadi,"ucap Audreay sambil nyengir.

Saat Audreay dan Satya duduk di kursi depan Cindy, bersamaan dengan itu waiters-nya sudah membawa pesanan mereka.

"Cin, kenalin ini kakak pertama gue. Namanya Kak Satya, dia baru dateng dari Barcelona,"ucap Audreay tersenyum sambil menatap Cindy.

"Halo, salam kenal ya Cindy. Maaf kita tadi agak lama, habisnya temen lo itu alay banget,"ucap Satya yang langsung dibalas tatapan tajam dari Audreay.

"Siapa yang alay kak? Nggak denger Dee tadi, hemm? "ucap Audreay pura - pura mendekatkan telinganya ke Satya.

"Eh, nggak kok. Lupain, kayaknya kakak salah ngomong tadi. Eh, Cindy lo udah lama temenan sama adik gue?"balas Satya mengalihkan pembicaraan mereka.

"Eh, nggak kok kak. Kita baru seminggu temenan. Tapi kita udah akrab,"ucap Cindy agak kikuk.

"Siapa aja yang temenan sama aku bakal betah lah kak, secara Dee mirip Raisa, suara bagus, wajah cantik, sifat lemah lembut gini. Siapa yang nggak mau coba,"ucap Audreay menyombongkan diri sambil memakan pesanan mereka tadi.

"Gimana ya dek, mendingan kamu pergi ke toilet dulu deh, kaca banyak disana, masih kinclong juga semuanya. Pasti keliatan jelas wajah kamu kayak gimana"ucap Satya sambil menahan tawa.

"Ih, kakak. Kok tiba - tiba kayak kak Ragel sih, kesannya ngeremehin aku. Males ah ngomong sama cowok jomblo ngenes kayak kakak,"balas Dee sambil tertawa senang. Senang karena bisa membalas olokan kakaknya itu.

Seketika obrolan - obrolan ringan mereka berlanjut terus. Kebanyakan Audreay dan kakaknya yang bercerita. Cindy hanya menjadi pendengar setia omong kosong mereka. Ya, walaupun sebenarnya dia bosan, mana baginya obrolan mereka garing, tidak ada lucu - lucunya. Tapi entah mengapa mereka malah tertawa keras sampai heran orang yang melihatnya.

Sudah satu jam lebih Audreay, Cindy, dan Kak Satya mengelilingi mall tersebut. Akhirnya mereka pulang membawa belanjaan masing - masing, lebih tepatnya Audreay dengan Kak Satya yang belanja, Cindy hanya membeli cemilan. Audreay pun memutuskan untuk ikut kakaknya, kebetulan juga dia bawa mobil dari Barcelona.

No Te VayasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang