🍃08

56 17 2
                                    

" Cinta butuh pengorbanan bukan? Ya, tentu. Seperti hidupku saat ini, meninggalkan sedikit luka untuk memperjuangkanmu "
~Arkan~

Mungkin malam ini akan menjadi malam yang menegangkan bagi Arkan. Bagaimana tidak, Audreay akan keluar jalan - jalan bersamanya. Hal yang sangat langka baginya. Pasalnya ia terakhir keluar malam bersama seorang perempuan sudah dua bulan yang lalu, dan itu bersama Disa.

Cukup kesal rasanya jika mengingat gadis itu. Perempuan yang tergila - gila setengah mati padanya. Arkan dijadikannya tawanan hati, sedangkan Arkan menganggapnya sebagai benalu di hidupnya. Sekalinya menempel akan susah terlepas dan menimbulkan kerugian. Dasar cabe keburu busuk.

Arkan tidak ingin menyiakan kesempatannya kali ini. Ia harus benar - benar meyakinkan Audreay, bahwa ia sungguh - sungguh dengannya. Arkan sangat ingin berubah, ingin menjadi lebih baik dari kemarin. Kemarin yang liar, kejam, yang hanya mempermainkan hati wanita. Banyak yang tidak tahu tentang masa lalu Arkan. Termasuk Doni--sahabatnya sendiri.

"Ish, baju gue mana sih yang bagus? Kayaknya ini - ini mulu," rutuk Arkan kesal.

"Loh, mau kemana nak? Kok, kayaknya anak mamah mau keluar,"ucap Rinda-mamah Arkan yang muncul di balik pintu kamarnya.

"Eh, mamah. Arkan mau keluar bentar mah. Mau nraktir temen, kan Arkannya yang udah janji,"balas Arkan sambil nyengir.

"Eh, yaudah kalo gitu. Cepetan gih, nanti pulangnya malem lagi. Kamu pakek yang ini aja, cocok sama badan kamu,"pinta Rinda sambil melihat - lihat lalu menyerahkan kaos putih polos dan hem bermotif kotak - kotak warna maroon itu kepada Arkan.

"Oke deh, Arkan pakek yang ini aja. Arkan ganti baju dulu mah," ucap Arkan sambil melenggang pergi menuju bathroom.

Setengah jam kemudian

Arkan sudah rapi dengan penampilannya. Sungguh, terlihat cool dan memesona.

Arkan pun berpamitan kepada mamahnya dan bersiap - siap menuju rumah Audreay.

Rumah Audreay

Arkan memberhentikan mobilnya di depan rumah Audreay. Dia ragu antara masuk ke dalam atau tidak. Alhasil, Arkan memutuskan menunggu di luar sembari memainkan smartphone-nya.

Sepuluh menit menunggu, akhirnya Arkan mendengar suara gerbang dibuka. Dan ya, benar itu Audreay.

Arkan tidak berkedip melihat penampilan Audreay malam ini. Dia tampak lebih feminin dengan dress putih selutut dipadukan dengan rambutnya yang digerai. Ohh sungguh nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan jika disuguhi pencuci mata gratis setiap hari seperti ini. (Oke ini alay-,-)

" Oy Arkan, kok lo bengong si. Cepetan jalan elah. Udah malem juga, " rutuk Audreay agak kesal karena Arkan malah membuang - buang waktu saja.

" Cantik," gumam Arkan pelan namun masih dapat didengar oleh Audreay.

" Ha? Lo bilang apa?" tanya Audreay memastikan.

Arkan tiba - tiba tersadar dari lamunannya.

" Hmm. Iyak, cerewet banget. Lagian ini juga salah lo. Lama banget ditungguin. Tau nggak, nunggu itu berat," balas Arkan mencoba mengelak.

"Halah, malah ganti nyalahin. Dimana - mana itu cewek selalu benar. Nggak paham - paham juga, " ucap Audreay kesal sambil memasuki mobil Arkan.

" Oke Arkan, lo harus sabar. Emang cewek satu ini jinaknya susah. Optimis oke!" ucap Arkan di dalam hati menyemangati dirinya sendiri.

Di perjalanan, mereka tidak melakukan aktivitas berbincang - bincang sama sekali. Terciptalah suasana hening diantara mereka.

Namun tiba - tiba, Audreay berteriak cukup keras hingga mengagetkan Arkan yang sedang fokus mengemudi.

No Te VayasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang