" This heart, is break. And that, cause of you "
-Audreay-
.
.
.
.
.Namun, saat dia sudah menuju tempat makan, dia melihat seseorang yang mati - matian dihindarinya beberapa tahun terakhir ini.
" Reynand...." ucapnya lirih.
Tubuh Audreay kaku, keringat dingin mulai bercucuran. Saat sorot mata tajam itu menatapnya, Audreay hanya mampu menundukkan pandangannya. Entah mengapa di waktu yang sangat tidak tepat ini dia harus bertemu dengan seseorang di masa lalunya. Seseorang yang telah membuat Audreay menutup hati hingga saat ini.
Tiba - tiba Ragel menepuk pundak adiknya karena sedari tadi diam saja.
" He dek, ditanya dari tadi diem aja. Lo mau pesen apa?"
" Eh, itu, ehm samain aja kayak lo kak," jawabnya cepat.
Saat ini Audreay benar - benar bingung bagaimana caranya agar Reynand tidak mendekat ke arahnya. Namun apa daya, takdir menolak keinginannya. Tanpa diduga sebelumnya, ternyata..
" Hai bro, lama nggak ketemu lo makin keren aja."
Itu suara Reynand. Dan dia sedang berada di dekat kakaknya. Itu tandanya Reynand menyapa Ragel. Mereka sudah saling kenal. Atau bahkan mereka dulu adalah sahabat akrab.
" Reynand? Wah gila lo makin cool aja man."
Mereka pun berhighfive sebagai salam pertemuan.
" Sini - sini yok gabung gue sama adik gue," ucap Ragel sambil mengajak Reynand mendekat ke meja Audreay.
"Reynand " batin Audreay
" Dee, kenalin ini sohib lama gue namanya Reynand,"
" Ah iya, gue Audreay."
Audreay pun mengulurkan tangannya dan langsung dibalas oleh Reynand.
Waktu pun berlalu dengan obrolan ringan mereka. Audreay hanya ikut bicara jika ditanya kakaknya saja, selebihnya dia menunduk.
🍁🍁🍁
Setelah berbincang - bincang cukup lama, akhirnya Reynand memutuskan pamit duluan karena sudah ditunggu mamahnya.
Sebelum pergi, Reynand sempat meminta kontak Ragel dan tak lupa Audreay juga. Sebenarnya, Audreay enggan memberikan kontaknya pada laki - laki kurang ajar itu, namun kakaknya sangat tidak bisa diajak kompromi sehingga mau tidak mau dia harus mengalah. Entahlah, sampai saat ini hanya orang tua Audreay yang mengetahui masalah apa yang dulu pernah menimpanya. Masalah yang harus disebabkan oleh laki - laki brengsek seperti Reynand.
Audreay mendengus kasar, entah mengapa dia menjadi semakin waspada terhadap laki - laki itu. Laki - laki yang menorehkan luka pahit dalam hidupnya. Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Reynand meninggalkannya saat dia butuh dukungan karena ulahnya. How annoye he is!
Audreay butuh teman curhat. Ya, dia harus mulai terbuka, tidak mungkin dia akan menyimpan kenangan pahit itu sendirian untuk selamanya. Dia butuh penyemangat selain keluarganya. Arkan, ya Arkan. Laki - laki itu sepertinya cocok untuk dijadikan teman curhat. Dia harus menghubunginya sekarang juga!
" Ehm, kak. Lo duluan aja deh, gue masih ada perlu sama temen gue,"
" Beneran lo nggak papa gue tinggal sendirian nih, kalo ada yang nyulik bukan salah gue ya," goda Ragel.
" Iya iya abang jahat, sana sana. kalo gue diculik ya tinggal teriak lah! Haha, bye kakak jelek,"
Audreay sedikit berlari saat berpamitan dengan kakaknya itu, dia takut malah semakin diamuk oleh kakaknya yang sangat possesive padanya.
🍁🍁🍁
Sesampainya di sebuah kafe, Audreay langsung menghubungi Arkan.
" Arkan, lo temenin gue di kafe sekarang ya, tempatnya deket mall sebelah komplek gue. Oke gue tunggu. "
Belum sempat Arkan menjawab ucapannya, Audreay sudah mematikan sambungan teleponnya. Kurang ajar sekali bukan.
Audreay pun terkikik geli, pasti diseberang sana Arkan mengumpat kesal, masa bodoh jika nanti dia akan disambut gumaman bahkan ocehan tidak bersahabat dari Arkan, yang dia butuhkan sekarang adalah teman curhat. Titik.
Saat Audreay sedang santai nya menggumamkan lagu, tiba - tiba di depannya telah berdiri seorang laki - laki yang tak asing yang sialnya sungguh tampan dan ..... mengerikan. Reynand! Astaga, kenapa dia bisa bertemu lagi dengannya.
" Pergi dari sini! Pergi cowok brengsek! Mau apa lo kesini, belum cukup lo rusak hidup gue ha! Gue hancur sialan! Gue hannnn..."
Belum sempat Audreay melanjutkan ucapannya, detik selanjutnya dia merasakan pelukan hangat dari laki - laki di depannya itu. Untuk sesaat, Audreay pun mengingat masa lalu nya dulu dengan laki - laki ini.
" Maafin gue Dee, maafin gue. Lo tenang dulu ya, gue tahu gue udah bikin hidup lo berantakan. Dengan berani - berani nya gue ngelukain cewek yang gue sayang. Gue bikin lo menderita," ucap Reynand penuh emosi.
Dia tahu dia dulu salah, telah membuat mantan kekasihnya itu ketakutan karena ulahnya sendiri. Dan itu berakibat sampai sekarang. Gadis ini terlihat sangat rapuh, walaupun dia menyembunyikannya dengan wajah cuek nya tapi dia tahu dengan hati Audreay. Dia kecewa padanya.
Tiba - tiba, suara seseorang menyadarkan Audreay,
"Dee," ucap seseorang.
Audreay yang sudah tenggelam dalam pelukan Reynand pun langsung tersadar karena panggilan itu, dia pun menghilangkam bekas air matanya dengan cepat dan menoleh pada sumber suara.
" Arkan, " batinnya.
" Ehm Arkan, lo udah lama disini? "
Arkan melirik Reynand sebentar, lalu menjawab pertanyaan Audreay.
" Nggak, baru aja gue dateng."
" Yaudah ayo duduk. Ehm Ar, ini Reynand,"
Reynand hanya membalas tatapan Arkan sebentar sebelum berbicara pada Audreay,
" Gue duluan, lo hati - hati ya," ucapnya sambil mengusap rambut Audreay.
Ah sial, kenapa dia membiarkan laki - laki itu menyentuhnya!
" Ya, "
Hanya itu yang Audreay ucapkan, dia menyadari kehadiran Arkan disini, untuk itu dia harus bersikap sewajarnya.
Setelah Reynand pergi, Arkan tak lantas bertanya pada Audreay mengapa perempuan itu menghubunginya dan memintanya ke kafe ini. Dia menahan sesuatu, emosi.
" Ehm, Ar, lo mau pesen apa? Gue pesenin," ucap Audreay memecah keheningan.
" Samain aja,"
" Oke,"
Audreay pun memanggil waitres disana, dan menyebutkan beberapa menu makanan dan minuman. Setelahnya, dia kembali menatap Arkan yang sedari tadi terus memandangi nya. Huft, dia tahu banyak pertanyaan di benak temannya itu,
" Reynand mantan pacar gue," tukas Audreay. Seolah - olah menjawab tatapan aneh dari Arkan sedari tadi.
" Dia udah lama banget menghilang dan baru hari ini dia nemuin gue,"
" Lo tau kan Ar, gue sekarang kenapa jadi cuek gini, itu karena Reynand. Dia yang bikin gue kayak gini, dia yang bikin gue.."
Audreay benar - benar sudah tidak bisa lagi melanjutkan ucapannya. Mati - matian Audreay menahan tangis, tapi dia tetap tidak bisa. Ya, dia menangis. Dan itu di depan Arkan.
Hello guys, 😍😍lama tak jumpa. huhu
Semoga masih suka baca audreay ya. lav u all😘😘
28 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
No Te Vayas
Teen Fiction" Maaf, aku pergi " - Audreay " Silakan, tapi aku tidak akan berhenti mengejarmu" - Arkan . . . . Ini bukan tentang cinta yang perlu kebersamaan, bukan tentang rasa yang perlu balasan. Tapi ini adalah cinta yang perlu perjuangan, perlu pengorbanan...