🍃07

88 27 18
                                    

Kalo lo mau jadi seseorang yang spesial di hati gue. Tolong buktiin seberapa berharganya gue di hidup lo
~Audreay~

Bel istirahat kedua berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran guru killer Pak Edi telah usai. Murid - murid bernafas lega mendengarnya.

"Cindy, ke kantin yuk. Laper nih!" ucap Audreay

"Oke ayok!"balas Cindy yang akan menggandeng tangan Audreay, namun belum sempat dia menggandengnya, Arkan sudah terlebih dulu memegang tangan Audreay.

"Audreay mau ke kantin sama gue. Lo duluan aja!"ucap Arkan datar.

"Eh, lo apaan sih! Gue mau ke kantin bareng Cindy, kenapa jadi lo yang ribet!"balas Audreay kesal.

"Lo lupa sama tugas kelompok kita? Belum dikerjain semuanya Dee, itung - itung nyicil dulu lah sambil makan di kantin,"ucap Arkan sambil mengkode pada Cindy untuk segera pergi dari kelas dengan lirikan matanya.

"Halah, jangan banyak alesan deh lo! Orang nanti pulsek kita bisa ngerjainnya. Bilang aja lo mau deket - deket sama gue. Eh, Cindy tunggu dong!"balas Audreay agak berteriak ketika melihat Cindy sudah berjalan menjauh dari mereka.

"Kalo iya kenapa? Lo suka kan? Iya deh, nanti gue suapin lo kalo makan,"goda Arkan hingga membuat pipi Audreay seketika berubah merah seperti kepiting rebus.

"Hah? Apa lo bilang? Sekali lagi lo nggodain gue, bakal gue bakar tuh mulut. Enak anak kalo ngomong!"balas Audreay sebal sambil mencoba menghilangkan kegugupan dirinya karena digoda Arkan.

"Ihh, ngeri banget. Dedek tatut. Bercandanya nggak lucu deh,"ucap Arkan seperti anak kecil yang terdengar sangat menggemaskan.

"Ihh, lo nyebelin banget sih Ar! Yaudah ayok ke kantin. Mending gue nurutin lo ke kantin daripada harus nyeloteh nggak jelas disini, mana cuma berdua lagi. Udah ayok!"ucap Audreay kesal sambil berjalan mendahului Arkan.

" Okee. Eh, Tungguin woy!"teriak Arkan sambil tersenyum senang.

✒✒✒

Kantin sangat ramai siang ini. Dilihat dari berbagai ujung, sepertinya tidak ada meja yang tersisa. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian murid - murid di pojokan sana. Seorang laki - laki yang sangat menikmati makan siangnya sedang memandang gemas pada perempuan di depannya. Sedangkan perempuan yang ditatap tidak menyadarinya. Dia malah bengong sambil menopang dagu dengan kedua tangannya menatap orang lalu lalang di sana.

"Gue bilang juga apa. Lo cuma mau modus doang, mana yang katanya mau ngerjain tugas. Secarik kertaspun nggak keliatan. Udah gue nggak nafsu makan, lo-nya maksa gue nungguin tuh makanan sampek habis. Lo kira gue bodyguard lo!"ucap Audreay sebal masih menatap meja lain. Sehingga tidak sadar sedari tadi Arkan masih setia memandang wajah imutnya.

"Hmmmm,"gumam Arkan membalas ocehan Audreay.

Tiba - tiba Audreay tersadar dari lamunannya karena gumaman Arkan yang sudah ia mulai sepuluh menit yang lalu.

"Lo natap gue ya dari tadi. Emang dasar ya lo. Tuh mata nggak bisa dijaga!"omel Audreay sambil melempar camilan di depannya ke arah Arkan.

"Aduhhh. Sakit tau Dee. Orang gue nggak natap lo kok. Idih pd bener lo!"balas Arkan sambil memegangi hidungnya yang terkena kacang polong lemparan Audreay tadi.

"Lo udah ketangkep basah, masih ngeles lagi. Emang nggak punya malu lo!"ucap Audreay ketus sambil berdiri dari bangku di depan Arkan lalu melangkahkan kakinya pergi dari kantin tersebut.

No Te VayasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang