Epilogue

623 55 0
                                    

Double update teman^^

Sebuah gedung di hias begitu indah dan mewah, bahkan banyak makanan yang sudah tersaji di setiap meja bundar itu.
Para tamu yang di undang pun satu persatu berdatangan dan bebas duduk di mana saja yang di inginkan.

Di sisi lain seorang gadis di dandani oleh penata rias yang handal mendandani wajah gadis itu dengan cantik karena dirinya akan menjadi 'ratu sehari', seumur hidup sekali itulah ungkapannya.

"Tinggal memasangkan mahkota kecil ini pada kepala eonni dan semuanya beres!" ucap Jiyeon riang setelah memasang mahkota kecil itu.

Beberapa bulan telah berlalu, hingga sampailah hari bahagia di antara Sujeong dan Taehyung.
Hari ini adalah hari pernikahan mereka juga hari mereka menjadi 'ratu dan raja'.

"Hari ini Sujeong eonni tampak cantik sekali!" puji Jiyeon senang.

"Kau juga cantik Jiyeon."

"Eiii tidak! Hari ini eonni lah 'ratu'nya aku tak ingin menandingi kakak iparku sendiri."

"Dasar kau ini."

Mereka pun tertawa tapi tawa mereka terhenti dengan kedatangan Jimin yang selalu tidak tepat pada waktunya.

"Kali ini kenapa Jimin?" tanya Jiyeon dengan nada sinis.

"Acaranya sudah mulai kenapa kalian masih bercanda di sini? Giliran pengantin wanita untuk memasuki altar." jelas Jimin.

Mendengar itu paniklah kedua gadis itu dan Jimin hanya bisa menggeleng-geleng kepalanya.
Walau sedikit terlambat karena harus menunggu kedatangan pengantin wanita tapi acara tetap di lanjutkan hingga waktunya para tamu makan-makan sedangkan pasangan suami istri yang baru neyas harus melayani tamu-tamunya. Meskipun lelah dan banyak tamu mereka tetap memaparkan senyum.

Dari kejauhan Jiyeon tengah memperhatikan Taehyung dan Sujeong seketika bulir bening pun jatuh mengalir dari matanya cepat-cepat jari lentiknya menghapus air matanya.

"Tidakkah Sujeong eonni dan oppa terlihat bahagia, Jimin?"

Jiyeon memalingkan wajahnya menatap lelaki bermata tajam di sampingnya dan lelaki iti kini membalas tatapannya, tangan kekarnya mulai bertautan dengan tangan kecil Jiyeon.

"Ayo ikut aku Jiyeon, ada suatu tempat yang bagus di sekitar sini." ucap Jimin kemudian menggandeng tangan Jiyeon.

Kedua insan itu pun keluar dari gedung tersebut, berjalan bersisian dengan tangan yang saling bertautan mesra.

Jimin membawa Jiyeon ke belakang gedung di sana terdapat sebuah gereja kecil yang tampak tua dari luar tapi sekali mereka memasuki gereja tersebut hiasan keramik yanh warna-warni menyinar indah karena cahaya matahari.

Gereja ini tidak lagi di pakai tapi terawat, akar-akar tanaman pun merambat menjalar di dinding gereja.

"Lihatlah."

Tangan kanan Jimin di ayunkan membentuk garis horizontal membuat akar-akar tanaman tadi berubah tumbuh bunga-bunga kecil yang begitu indah, Jimin meraih bunga itu dan di buatnya membentuk cincin kemudian di pasangkan pada jari manis Jiyeon.

"Jiyeon."

Mata mereka bertemu dan saling bertatapan.

"Aku masih menunggu jawaban darimu." ucap Jimin.

Sudah berapa lama aku membuatnya menunggu jawaban dariku? Mungkin ini saatnya, batin Jiyeon.

Jiyeon melepas genggaman Jimin pada kedua tangannya dengan pelan dan senyuman manis terukir di bibir manisnya.

"Jiyeon ka—"

Tanpa basa-basi, Jiyeon meraih dasi hitam yang di kenakan di leher Jimin dan menarik tubuhnya mendekat agar bibir mereka dapat bertemu, sejurus kemudian ciuman itu berakhir.
Jimin masih membeku karena Jiyeon sedangkan Jiyeon terkekeh melihatnya.

"Itulah jawabanku, Park Jimin." balas Jiyeon.

Segeralah Jimin mendekap tubuh mungil Jiyeon dengan erat hingga memunculkan cahaya yang mengelilingi mereka, tiba-tiba muncullah sosok malaikat Uriel bersamaan dengan seorang tuan putri bak dewi.

"K-kalian ...." Jiyeon tertegun dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Malaikat Uriel dan tuan putri pun tersenyum pada mereka berdua, tangan tuan putri pun membelai puncak kepala Jiyeon, "senang bisa mengenal gadis cantik sepertimu, aku bisa merasakan semua perasaan tulusmu bahkan tanpa harus ku bantu dengan keberanianku saja kau bisa menggunakan dan mengendalikan kekuatanku jadi ... sekarang waktunya kami berpamitan."

"Tugasku sudah selesai dan senang bisa mengenalmu juga anak kecil, kau pangeran yang pemberani." ucap malaikat Uriel membuat Jimin yang tadinya senang menjadi masam mukanya.

"Hentikan hyung!"

"Tuan putri, apakah kedua orang tuaku baik-baik saja di sana?" tanya Jiyeon yang tak berdaya.

Tuan putri memalingkan wajahnya ke arah malaikat Uriel dan malaikat Uriel menoleh ke arah Jiyeon, "tenang saja aku akan menjaga mereka dengan baik di sana."

"Terima kasih."

"Kalau begitu kami pamit, sampai jumpa lagi Kim Jiyeon dan Park Jimin. Cinta kalian yang begitu tulus akan menyatukan kalian berdua hingga kalian tua nanti."

Mendengar ucapan tuan putri membuat keduanya tersenyum malu-malu.

"Sebagai hadiahnya akan ku berikan kalian berenam hidup yang bahagia bersama selamanya."

"Enam?" sahut Jiyeon dan Jimin bersamaan.

"Kalian berdua, pasangan yang sedang menikah di gedung itu dan kedua teman kalian itu." jelas tuan putri.

Mereka pun tertawa.
Sebuah perpisahan yang bahagia dan manis, tiada tangis tapi sebuah tawa.
Akhir cerita mereka sampailah di sini.
Pertemuan, kecelakaan, takdir, kematian, ketakutan, keirian, keberanian, kecewa, penyesalan, kesedihan, cinta, pertemanan dan semuanya. Berakhir dengan indah.

THE END

Akhir kata makasih banyak buat kalian para readers banglyz shipper, aku akhirnya bisa menyelesaikan ff ini yang sudah lama ku lalaikan dan membuat kalian yang menunggu ff ini jadi kelamaan.
Tapi sekarang semua sudah kelar! Just You lagi di revisi jadi jangan lupa di baca ya guys! Liburan masih panjang aku akan menggunakan waktu ini untuk menyelesaikan revisi Just You juga, mampir ya^^

✔Save Me [ BangLyz ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang