Hujan mengguyur kota Jakarta menjatuhkan dirinya dengan seirama
Dan menciptakan suara gemericikDan saat ini Kelana sedang berada di kafe dekat kampusnya memesan secangkir coklat panas untuk menghangatkan tubuhnya
Kelana menatap hujan yang turun dari balik jendela Kafe
"boleh saya duduk" seseorang berbicara kepada Kelana"oh ya silahkan"
"maaf ya saya jadi ganggu kamu, soalnya tempatnya sudah penuh semua" ucap orang tersebut, ya memang siang ini Kafe sangat ramai karena banyak sekali anak-anak kampus yang baru pulang termasuk Kelana dan orang di depannya
"nama saya Aksa, kamu kuliah di Universitas dekat sini juga" Aksa mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Kelana
Kelana tersenyum dan membalas menjabat tangan Aksa "Kelana, iya saya kampus Sini"
"anak baru ya, saya baru lihat"
"iya baru masuk, masih semester satu"
*************
Kelana menunggu angkutan umum untuk pulang di pinggir jalan tiba-tiba ada seseorang dengan motor trailnya berhenti di depan Kelana
"ayo bareng jam segini jarang ada angkutan yang lewat"
"kamu siapa" pria tersebut membuka kaca helmnya ternyata Aksa
"ayo naik"
"gak usah biar saya pesan ojek online aja"
"udah bareng saya aja, gak ngerepotin kok" akhirnya Kelana naik ke motor Aksa
Kelana menunjukkan arah rumahnya kepada Aksa
"makasih ya, masuk dulu"
"gak usah lain kali aja" ucap Aksa tersenyum
Mortha melihat Kelana di antar oleh seorang lelaki matanya bertemu pandang dengan mata Kelana Mortha langsung memalingkan wajahnya dan berjalan memasuki rumahnya
"kenapa bang Mortha mukanya di tekuk gitu" tanya Jani
"kenapa gak boleh"
"ngeliat kak Lana di anter cowo yaa"
"jangan sok tau deh kamu, udahlah abang mau ke kamar"
******
"siapa yang nganter tuh neng, ganteng amat"
"yaampun mama ngagetin aja tau gak"
"ya maaf neng, siapa tuh tadi"
"temen mah, udah deh aku mau ke kamar dulu"
"ehh, makan dulu neng"
"udah kenyang mah"
"makan bareng cowo tadi yaa"
"enggakkk" Kelana langsung berlari masuk ke kamarnya
"nennggg" teriak mamanya
"apalagi si maah"
"di cariin Jani tuh di luar"
Kelana keluar dari kamarnya dan menemui Jani
"ada apa Jan"
"kak Lana jalan yukk kemana gitu"
"jalan kemana"
"ke mall gitu"
"aku ganti baju dulu, kamu tunggu di ruang tamu"
Kelana sudah mengganti pakaiannya dengan atasan kemeja dan celana jeans
"ayo Jan aku udah selesai, naik apa"
"naik mobil sama bang Mortha"
"hah sama Mortha, aku gak ikut deh"
"gak papa ayo"
"bang Mortha aku ajak kak Lana gak papa kan" tanya Jani
Mortha hanya menggaguk tanpa menoleh ke arah mereka berdua
Mobil melaju membelah jalanan ibu kota yang sore hari ini sedikit agak padat Mortha membelokkan mobilnya ke arah Kota Tua
"kok ke Kota Tua sih bang" protes Jani
"kenapa suka-suka abang dong mau kemana juga" Jawab Mortha, Jani hanya cemberut
Mereka bertiga turun dari mobil dan berjalan menuju kawasan Museum Fatahillah
Mortha menyewa sepeda ontel untuk berkeliling sekitaran Museum begitu pula dengan Jani"kak Lana di bonceng aja sama bang Mortha" ucap Jani
"hahh" ucap Kelana dan Mortha
"ayo naik gak usah banyak mikir" ucap Mortha, Akhirnya Kelana naik ke boncengan Mortha
Mereka bertiga berkeliling sekitaran museum "pegangan nanti kamu jatuh" ucap Mortha "kamu mau modus ya saya gak mau pegangan sama kamu" ucap Kelana melipat tangannya di dada
"yaudah saya mau ngebut kalau kamu jatuh jangan salahin saya ya" Mortha mempercepat kayuhan sepedanya
"eehhh, saya mau jatuh tau" ucap Kelana dan memegang pinggang Mortha, Mortha hanya tersenyum tanpa sepengetahuan Kelana
"Mortha berhenti di situ dong saya mau foto" ucap Kelana menunjuk ke arah seniman yang menghias diri seperti patung
Mortha memberhentikan sepedanya di dekat manusia patung tersebut
Kelana memberikan handphone nya ke Mortha "fotoin saya dong" ucap Kelana dengan wajah yang di buat semanis mungkin, Mortha mengambil Handphone tersebut dan memfoto Kelana
Kelana sudah mengekspresikan wajahnya dengan berbagai macam gaya di depan kamera untuk di foto oleh Mortha
"nah sekarang kita selfie kamu gaya dong Tha, melet gitu" Mereka berdua berselfie dengan manusia patung tersebut
Kelana meletakkan uang sepuluh ribuan di kantong yang sudah di sediakan oleh patung manusia tersebut
Mereka melanjutkan berkeliling menggunakan sepeda "kak Lana Bang Mortha" teriak Jani di belakang mereka
"kalian kemana aja sih, aku cari kalian tau" Mereka berdua hanya tertawa
"udah mau malam nih pulang yukk" ucap Jani
"yahh" ucap Kelana dan Mortha berbarengan, Jani yang melihat itu hanya menyerngitkan dahinya
*****
Happy ReadingJangan lupa untuk vote dan comment
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Pak Dokter
Teen FictionMusibah bagi Kelana memiliki tetangga seorang Dokter yang sangat menyebalkan namun tampan dia adalah Mortha Alvendo dokter muda yang datang dari aussie untuk tinggal bersama ibunya di Indonesia Mortha memiliki wajah yang begitu tampan, alis yang teb...