Fourteen

1.3K 47 9
                                        

Pagi ini Kelana sudah berada di dapur bersama ibunya, menyiapkan sarapan.

"neng, tolong ambilin mama garam dong" Kelana, langsung memberikan garam kepada ibunya

"mah, bang Sabda udah bangun?"

"belum deh, coba kamu lihat ke kamarnya" Kelana mencuci tangan di wastafel

"aku bangunin bang Sabda ya" Mamanya mengangguk

**

Kelana mengetuk pintu kamar milik Sabda, "bang, udah bangun belum!!" teriak Kelana dari depan kamar

Pasti belum bangun nih

"bang bangun!!" teriak Kelana lebih kencang disertai dengan ketukan pintu,

Tidak ada jawaban dari si pemilik kamar, akhirnya Kelana membuka pintu kamar milik sang kakak, aroma mint bercampur coffe menjadi satu menciptakan aroma yang membuat siapapun menjadi tenang.

Sabda si pemilik kamar sedang tertidur pulas menampakkan wajahnya yang tenang,

ide iseng muncul dikepala Kelana, berjalan mengendap-endap mendekat ke arah kasur milik sang kakak dan menjatuhkan tubuhnya dengan kencang di samping sang kakak. Kelana tertawa dengan kencang, Sabda yang merasa terganggu mendorong Kelana hingga terjatuh dari tempat tidur "Kelana ganggu banget sihhh" ucap Sabda sambil mengucek-ucek matanya

"aduhh!! Abang sakit tau, kenapa aku didorong" Kelana mengusap bokongnya yang habis mencium lantai

"kamu ganggu abang" Sabda mencoba untuk duduk, Kelana membantu menarik tangan Sabda

"udah pagi loh bang, matahari juga udah muncul" Kelana membuka gorden di kamar Sabda, cahaya matahari langsung masuk melalui celah jendela, Sabda menyipitkan matanya mencoba menerima cahaya matahari yang masuk.

"udah sana kamu keluar abang mau mandi" Sabda mendorong Kelana untuk keluar dari kamarnya

"eitss, tunggu dulu" Kelana menahan dorongan Sabda, dan berlari menuju lemari pakaian milik Sabda

"aku pinjem ini ya" Kelana memegang kaos band milik Sabda dan berlari keluar kamar tanpa menunggu persetujuan dari Sabda.

***

Kelana sudah menggunakan kaos band milik Sabda yang sangat amat kebesaran di tubuhnya di padukan dengan celana highwaist tidak lupa dengan sneakers putih dan sling bag hitam miliknya.

"gak mau abang anter?" tanya Sabda

"ehmm gak deh, Letta nanti jemput aku. Dia udah jalan kesini" Sabda mengangguk mengerti,

"emangnya kamu mau kemana sih?"

"ya jalan aja sama Letta"

"abang boleh ikut" Kelana yang sedang memakai sepatu langsung menghentikan aktivitas nya dan menatap kakaknya horror.

"gak, gak boleh ini tuh khusus perempuan"

"pelit kamu"

"yee biarin, udah ah Letta udah nunggu didepan"

***

"Kelana!!" Letta turun dari motornya dan memeluk Kelana "ish Letta lepasin"

"ihh kenapasih Kelana gue kan kangen sama lo"

"ish lebay tau letta"

"eh abang lo ada?" tanya letta

"ada, kenapa lo tanyain abang gue?" alis kelana menyerngit

"gue masuk ya mau ketemu bang Sabda" gawat ini kalau sampai letta bertemu dengan sabda, bisa-bisa rencana jalan-jalan nya gagal

"jangan deh nanti lo kalau udah ketemu bang Sabda bisa lama urusannya" ucap Kelana seraya menggunakan helm miliknya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love You Pak DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang