Maaf

1.3K 56 23
                                    

"Hiks...gomen...hiks...gomenasai! Sumire...Gomen...gomenasai!...hiks... hiks...aku menyesal!!,"ucap Tsuru di tengah-tengah tangisannya. Sumire tersenyum. Mengelus punggung Tsuru pelan.

"Sudah sudah. Jangan menangis lagi Tsuru. Aku sudah memaafkanmu. Bahkan, sebelum kau meminta maaf," ucap Sumire membuat Tsuru makin terisak.

"Tapi...Ta-tapi...aku...hiks...sudah banyak mencelakaimu...hiks...hu-hukumlah aku...hiks...aku tak keberatan...hiks..kumohon Sumire !!,"Sumire tersenyum tipis. Ia menarik tubuh Tsuru mendekat padanya. Memeluk Tsuru hangat. Membuat sang empu terdiam.

"Itu tak perlu, Tsuru. Karena kau sudah menyadari kesalahanmu dan meminta maaf. Itu cukup bagiku,"ucap Sumire sambil memegang kedua bahu Tsuru dan tersenyum manis.

"Sumire...,"ucap Tsuru lirih.

"Jadi kau tak perlu hukuman lagi. Oke !?,"Tsuru mengangguk. Tersenyum. Menunjukkan senyum menawan miliknya.

'Kau memilih orang yang tepat, Mitsuki-kun,'bathin Tsuru. Tsuru berdiri. Ia memegang kedua tangan Sumire.

"Kalau begitu. Kau harus berjanji padaku !,"ucap Tsuru.

"Janji ?,"

"Iya ! Berjanjilah padaku bahwa kau akan selalu membuat Mitsuki-kun bahagia. Selalu ada disampingnya. Tak pernah meninggalkannya !! Janji !?,"tanya Tsuru tegas. Sumire tersenyum dan mengangguk.

"Hai'. Aku, Sumire kakei berjanji pada Tsuru Uchiha bahwa aku akan selalu membuat Mitsuki bahagia. Selalu ada di sampingnya. Tak pernah meninggalkannya, lagi," ucap Sumire menyanggupi janji Tsuru. Tsuru tersenyum.

Sementara disisi lain, Mitsuki tersenyum mendengar janji itu.

"Nah begitu ! Oh...satu lagi. Berjanjilah padaku kau akan memberiku banyak keponakan setelah menikah nanti. Minimal..................10 orang. Harus 5 perempuan 5 laki-laki,"ucap Tsuru tersenyum lima jari menahan tawa.

Sumire yang mendengarnya melongo. Sepuluh ? Kebanyakan woi !! Emang mau buat apa ? Gak mungkin kan buat tim sepakbola ? *abaikan.

"Se-sepuluh !? Mou...yang benar saja Tsuru. Anak sebanyak itu mau buat apa ?,"

"Eitss...kan ada pepatah mengatakan ' banyak anak banyak rejeki'. Biar kalian banyak rejeki. Lagipula buatnya gampang kok,"ucap Tsuru menahan tawa melihat ekspresi Sumire.

'Bu-buatnya gampang ? Jangan-jangan...,'

"Tsuru !! Kau ini !!,"ucap Sumire dengan wajah merah padam karena malu. Sementara Tsuru menahan tawanya yang menjadi-jadi.  Di sisi lain Mitsuki sudah menyeringai devil. Manggut-manggut.

'Janji yang ini bagus juga,'

Oh ayolah, apa yang kau pikirkan Mitsuki. // berpikir// oh aku tahu apa yang kau pikirkan // manggut-manggut// *abaikan.

Tsuru melirik jam di smartphone nya. Mata melotot. Sumire mengerutkan dahinya saat melihat ekspresi Tsuru yang terbilang....unik ?

"Gaswat ! Aku pasti dimarahi nih ! Kelamaan disini,"ucap Tsuru. Ia memeluk Sumire dan berpamitan padanya. Setelah itu ia segera berlari pergi meninggalkan tempat itu. Sumire sendiri geleng-geleng melihat kelakuan Tsuru.

Tap.

Tap.

Tap.

Mitsuki berjalan mendekati Sumire dari belakang. Niatnya sih, mau ngagetin. Tapi, gak berhasil karena Sumire udah melihatnya.

"Mitsuki-kun ? Sejak kapan datang ?,"

"Sejak aku melihat pembicaraan kalian,"

"Souka ? Maaf aku mengabaikanmu,"

Puk.

Mitsuki mengelus pelan pucuk kepala Sumire. Tersenyum lembut. Lihat saja seorang perawat yang tak sengaja lewat malah kurang fokus pada jalan di depannya. Karena, fokus pada Mitsuki. Alhasil, ia menabrak sebuah tiang. Hingga jatuh terduduk di lantai.

"Syukurlah Tsuru sudah menyadari kesalahannya dan meminta maaf,"

"Baguslah,"

"Ngomong-ngomong soal pembicaraan tadi........aku dengar kau mengucapkan janji pada Tsuru. Untuk yang pertama dan kedua kau menyanggupinya. Tapi, untuk yang terakhir kau ragu-ragu. Padahal, janji yang terakhir tadi bagus juga," ucap Mitsuki dengan tampang watados. Mendengar ucapan Mitsuki membuat wajah Sumire memanas. Lihat wajahnya memerah bak tomat matang.

"Kalo gitu ayo kita cepat menikah, biar janji yang terakhir tadi bisa terpenuhi ya ?," ucap Mitsuki sambil menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Sumire. Hingga deruh nafas Mitsuki terdengar jelas oleh Sumire.

Tanpa ba-bi-bu lagi. Sumire melepas sandal yang ia kenakan dan melemparnya kearah Mitsuki.

"Dasar Mesum !! Semua laki-laki sama aja !," ucap Sumire dengan muka merah padam. Ia menggerakkan kursi rodanya menuju kamarnya.

Skip

2 minggu 3 hari kemudian...

Kampus. Kelas.

Sejak 3 hari yang lalu, Sumire sudah bisa masuk kelas seperti biasa. Walaupun, jalannya masih agak pincang dikit. Tapi, masih bisa jalan kok.

Mungkin, karena Konohamaru sensei tidak masuk hari ini. Kelasnya kini sangat ramai. Lihat saja, ada yang main game, baca buku, ngobrol dll.
Membuat suasana kelas menjadi sangat ramai. Untungnya, tak terlalu mengganggu kelas sebelah. Jika ditelusuri lagi, Boruto dkk. Tidak ada di kelas. Mereka berada di taman kampus yang cukup tenang.

Kampus. Taman.

"Hah~...mendouksai...kelas kita kayak pasar aja,"ucap seorang pemuda bersurai hitam seperti nanas.

"Kau benar. Mereka sangat ramai. Sangat mengganggu,"sahut seorang pemuda lain bersurai kuning pucat dikuncir.

"Ma...ma maklumi saja. Anak-anak kelas kita memang seperti itu-dattebasa," sahut pemuda bersurai kuning.

"Kalian bertiga jangan mengeluh terus. Itu sangat menggangu,"ucap pemuda bersurai putih kebiruan dengan tampang datar. Membuat teman-temannya menoleh padanya.

"Sikapmu itu sangat merepotkan tahu !,"

"Betul sekali. Kau terlalu dingin,"

"Berhenti bersikap seperti itu Mitsuki!,"

"Hn,"

Mereka berempat kembali memandang langit. Menikmati angin musim panas yang menyejukkan.

"Wah...angin sepoi-sepoi disaat musim panas membuatku mengantuk,"ucap Shikadai sambil memejamkan matanya ( read : tidur ). Membuat teman-temannya tertawa minus Mitsuki, soalnya dia cuma senyum.

"Ya ampun....kau kan selalu seperti itu-dattebasa,"

"Boruto benar. Kau bahkan, bisa tidur sambil berdiri,"

"Urasai na...," ketiganya kembali tertawa minus Shikadai, ia sudah berada di alam lain ( baca : mimpi ).

"Ngomong-ngomong soal musim panas. Apa akan diadakan festival musim panas,"tanya Inojin entah pada siapa.

"Ehmm...benar juga,"

"Sebenarnya memang akan diakan festival musim panas,"ucap Boruto.

"Eh ? Benarkah ? Dimana ? Kapan ?," tanya Shikadai antusias.

"Di lapangan kaki bukit hijau,"hawab Boruto. "3 hari lagi jam 18.00,"lanjutnya.

"Benarkah ? Dekat sekali. Ayo kita ke sana. Kita ajak juga Sarada, Choucho, Sumire, Kagura,"ucap Mitsuki.

"Jangan lupa Himawari juga,"taulah kalian siapa yang bicara :v.

"Yosh. Aku kita kesana,"

"Hai'," ucap Mitsu-Shika-Ino serempak.

'Festival ya ? Tempat yang bagus,' bathin Mitsuki.
.
.
.
.
.
.
TBC...

MitsuSumi[DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang