gadis

40 3 0
                                    

Zarr...
Hal tak pernah dalam hidup terkadang takdir untuk sulit ditebak. Mengikuti alur cerita yang dibuatnya dalam sebuah sajak kehidupan yang panah, tak pernah ku temui perkara yang begitu memberatkan memenuhi segala sesuatu dengan senyuman dan kerja keras tuk melupa masa lalu.

"Hai, kau zarr... ku kira siapa" sapa seseorang yang mengenalnya.

"Assalamualaikum... dhan sudah lama juga kita tak bertemu"

"Astagfirullah... maaf zarr saya lupa untuk salam. Waalaikumsalam pie kabar mu zarr?"

"Alhamdulillah dhan... kabar mu sendiri?"

"Selalu kawan, hei ku dengar aida sudah menikah tahun lalu, bukannya dia itu tunganngan mu?"

"Dia bukan jodoh ku..." jawab lemas.

"Tak ada semangat sekali kau... Mau tak ku kenalkan sahabat cantik cantik ku, kalau kau bertemu pasti kau langsung terpikat padanya..."

"Tak lah, prioritas utama ku ibu. Tak ada sedikit pun ke wanita untuk saat ini"

"Yakin kau?, ya sudah lah... lain kali kita ketemu lagi, aku lagi ada urusan ku tinggal ya... eh jangan lupa nomormu Wasalamualaikum"

"Waalaikum salam...."
Masjid tampak sepi. Hanya segelincir orang yang masuk untuk menunaikan sholat isha. Ditempatku duduk depan teras masjid memandangi jalan raya sepi tak ada lalu lalang. Yang ku dapati seorang wanita berkerudung, memakai masker menutupi setengah wajahnya, membawa tas besar dan sepatu pantofel yang digenggam sambil diayunkan. begitu senangnya tanpa memperhatikan disekelilinya.

"Nananananana.... 1,2,3 huuuu...." gadis itu melempar sepatunya. Lalu dengan cepat memakai sepatunya lagi.
"Ogah.... kerja pake pantofel lagi yang ada seminggu kaki bisa pincang... ibuuuuu.... kapan sampai rumahnya...." dumel gadis itu.
Siapa gadis tersebut dengan bahagianya merasakan beban pada pantofel, ucap hati.
Senyuman dari lelaki berambut ikal, berkulit sawo matang yang berprestasi memperhatikan. Hingga tanpa sadar gadisnya itu melihat ke arahnya, dan langsung berlari kecil sebelum lelaki itu menyapa.

Alhamdulillah, bagian dua udah selesai, makasih buat teman teman saya yang sudah inspirasi buat ceritanya. Setia terus ya bacanya...

Tabir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang