senja!, datang jangan kau pergi

12 2 0
                                    

"Aku tak pernah mencintaimu zar,... Kamu bukan lelaki yang diharapkan dulu".

"Puas kamu, setelah kamu tau semua. Haha... aku pikir kamu wanita yang tak pernah melihat kekurangan ku"

"Tak ada hubungannya!, aku lelah bertahan, menunggu dan kamu... kemana usaha mu... perjuangan kamu... aku seperti berjuang sendiri, dan sekarang abi udah jodohkan aku sama yang lain! Mana respon mu, amarah mu. Bukan kah kau lelaki..."

"Aku ya begini,... aku mencintaimu bukan berarti segala sesuatu yang aku inginkan harus aku dapat dengan cara apa pun, apa aku harus marah membentak abi dan umi mu atau aku membawa kabur putri kesayangannya lalu kedua orang tua mu malu dan akhirnya menikahi kita".

Plak!!!
"Bukan itu maksud ku Zar!!!... kamu tak pernah mencintai ku!...".

Apa yang tak pernah ku ketahui tentang dirimu, setangkai bunga layu yang selalu ku simpan rasa itu. Pada sungai yang mengalir mengikuti arus mengarah kemana pun dia pergi, hingga pelangi pada tujuh warna geradasi bumi yang perlahan menghilang, aku mencintai mu apapun yang terjadi!, tak diam, tak juga melakukan sesuka ku tuk mempertahankan yang aku fikir ragu apa kau akhir cinta ku.

"Assalamualaikum... hallo haii.... ada orangnya tidak" tangannya melambai didepan mata.

"Astagfirullah..."

"Waalaikum salam harusnya...."

"Maaf, Waalaikum salam..."

"Mas fajar ngapain ditaman sendirian, melamun lagi..."

"Mas... atau pa?...".

"Ditanya apa jawab apa..."

"Kamu gak takut sama saya, saya kan galak, judes, jutek, sok pinter"

"Hmmm gak lah, awalnya si iya, tapi pas tau pa fahri suka anak anak malah kayanya berbalik"

"Suka?"

"Ih... pede gak suka juga. apa ya namanya?"

"Seterah...."

"Lagi ngapain di taman sendirian"

"Lagi berfikir bagaimana cara meluluhkan kamu"

"Gak lucu! Saya tidak suka digombalin!"

"Hmmm jadi kamu gak suka digombalin, tunggu (mengambil hp ditas) mau dengerin lagu?"

"Lagu apa?"

"Lagu ciptaan saya...".

"Ah masa gak percaya saya"

"Terserah kamu mau percaya atau tidak...".

Senja dan jingga itu tak kan pernah terpisah sehebat apa pun langit, dan secerah apapun mentari takkan bisa menghalangi pertemuan senja dan jingga darinya. Bagaiman ia menyombongkan diri, sedangkan langit masih ada yang lain. Dikala rindu pada warna itu tak kala rasa melakukan kebodohan dalam diam nya...
Aku lah jingga, tapi tak tau dimana senja ku yang selalu dalam doa keinginan bukan keterpaksaan, keikhlasan bukan rasa ingin memiliki seutuhnya. dari mana celah itu datang yang menarik untuk terus menari diatas hujan dan melihatnya senja yang berbeda dengan segala keindahan langit pada titik terbenamnya mentari.

Tabir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang