waktu

14 1 0
                                    

"Mahendra?! Dia... Dia siapa?"

"Gw calon istrinya, naila... Elu siapa?!"

"Calon istri??!, Dra jelasin semuanya... Jangan diem aja ngomong!... Mbak dengerin ya saya sama Mahendra udah lima tahun pacaran, jadi jangan asal ngomong!..."

"Lu tanya lah sama cowok lu kenyataan dia lebih milih gw yang lima bulan dari pada lu, makanya jangan sok suci! Lepas tuh hijab!!..." Mendorong.

"Jaga mulut nya ya!!! Cewek gatel!"

"Si*aln lepas tuh kerudung percuma lu berhijab, jadi jablay aja sana...."

Plakk!!!
"Kamu yang jablay, ngerebut cowok orang"

"Udah! Fin, kenyataan aku lebih sayang sama naila dan kami udah tunangan aku minta maaf sama kamu..."

"Cuman minta maaf!, Kita hubungan udah lebih dari lima tahun tapi lebih pilih tunangan sama dia, kamu waras gak si"

Pada akhirnya yang memiliki akan kehilangan, tak terhitung ruang dan waktu. Tak peduli berapa dalam rasa sayang jika memang tidak ditakdirkan, pada saat semua seharusnya telah dijalankan. Akan hancur!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Pia!.... Aku kangen banget sama kamu, kenapa pergi nya lama si???"

"Maaf ya, ada yang harus diurus, gimana kamu sama Fina? Fina baik baik aja kan??"

"Aku gak tau, tapi kamu berubah banget, kaya lebih energik"

"Iya dong, abis ini kita kerumah Fina buat jelasin semuanya. Dan satu lagi aku mau kasih ini sama kamu" mengeluarkan dari tas.

"Undangan?? Kamu mau nikah sama siapa??! Jahat kamu ya, gak pernah ngabarin tau tau kasih undangan"

"Hehe,... Dibaca dong inisialnya terus baru dalamnya"

" "A" (menebak) Ali Firmansyah!... Kok bisa"

" Pokonya cerita nya panjang banget... Yang pasti pernikahan kita tiga Minggu lagi dan kamu orang yang pertama aku undangan, aku juga kangen kamu nissyah..." Memeluk.

"Ayo dong cerita...."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Waktu,... Jika kamu akhirnya bertindak begitu cepat dari dugaan. Pikiran dan pergerakan tak selaras dengan hati, jiwa ku izinkan memberontak menutupi sepi pengunjung akhir kesempatan.

Ali: jika saja mamahku tak menjodohkan aku dengan yang lain, aku akan sanggup menunggu bahkan dalam waktu yang lama.

Pesan dia masih tersimpan dalam memory. Kelak entah apa yang akan terjadi jika dapat ku salah kan diri sendiri.

"Ndo.... Kamu kenapa? Ada yang kamu pikirkan,... Mbok gak mau kamu terbebani"

"Hem... Enggak kok mbok, aku cuman kangen sama sahabat ku di Jakarta, karena aku mereka salah paham dan sampai sekarang aku belum berani hubungi mereka"

"Dalam hubungan persahabatan pasti ada namanya pertengkaran, entah itu disengaja atau enggak,... Tapi kamu harus yakin semakin sulit nya masalah semakin besar rasa persaudaraan, embok yakin kamu pasti bisa ngatasinnya"

"Makasih ya mbok..."

"Ada yang ingin embok sampai kan, gimana menurut kamu apa harus dilanjutkan perjodohan kamu dengan anaknya temen bapak, simbok gak mau maksa"

"Aku yakin lanjut,... Jika memang simbok dan bapak yakin dia yang terbaik untuk pia,..."

"Apa kamu gak punya pilihan ndo..."

Tabir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang