sulit

8 2 0
                                    

Pilihan tak akan mengacaukan satu hal yang terbaik tuk direlakan, tapi kepastian berujung pada kekecewaan.

"Saa... Menurut kamu gaun yang ini apa yang pertama?, Saa ko diem aja si". Gadis itu tersenyum

"Khansa lagi sariawan,... Menurut aku si yang pertama, kamu cantik pake itu tapi pake yang pertama lebih ...lebih... Cantik"

"Bisa aja kamu ga...."

"Tapi bener kan, tanya Khansa kamu tuh dah cantik jadi pake gaun apapun gak jadi masalah"

"Saa,... Kamu masih mikirin Fina ya,..."

"Udah dua Minggu pas pia pergi dia gak ngabarin aku rat, bahkan pas ketemu dia langsung ngejauh,..."

"Udah dong saa, jangan terlalu dibebanin, mungkin Fina memang butuh waktu untuk berfikir lebih jerni"

"Maaf ya rat, aku jadi gak fokus bantu pilihin gaun pengantin kamu,..."

"Iya gak papa, terus gimana kabarnya pia???"

"Terakhir kali dia bilang keadaanya baik kelanjutan aku gak tau lagi,..."

"Syukur deh Alhamdulillah,..."

Perlu dicermati lagi kenapa setiap hubungan terjalin pasti ada waktu yang tepat untuk semuanya. Butuh berapa lama lagi untuk buat ku seperti ini dalam kesendirian. Ibu pernah bilang segala kesulitan akan terasa ringan jika dilakukan bersama, tapi ini sangat sulit bagiku tanpa mereka semua.
"Niss liat ada hiu lompat dimobil kita!"

"Mana??"

"Hahahaha... Kamu ngelamunin apa si  jangan jangan saya ngomong dari tadi kamu gak dengerin"

"Maaf kalo raka"

"Mau makan dimana?"

"Hmmm terserah Kaka aja"

"Kok terserah saya, nanti diajak kerumah saya terus dikenalin orang tua mau???". Ia terus tersenyum pada ku, tanpa henti memandang dan memfokuskan dirinya mengendarai mobil. Beberapa kali ia berbicara tentang bahagia bagaimana dia dapat dekat dengan ku tapi itu tak mempengaruhi parasaan, malah ingin sekali aku menjauh.

"Hmmm??..."

"Tadi katanya terserah saya...."

"Ka, bisa ke kampus gak? Soalnya ada yang ketinggalan"

"Ok... Sekalian tentuin tempat makannya ya". Beberapa kali ia berbicara, memandang cukup lama dan memfokuskan diri mengendarai.

apa kamu juga mau ngelepas ka Raka demi ratih yang hamil duluan dan zarrr yang gak tau dia itu siapa, dari mana. jangan pikir aku gak tau semuanya niss. Nissa tak bisa melupakan kata kata Fina dari pikiran nya.

"Niss.... Halo... Nissyah... Apa aku harus panggil sayang...".

Gadis itu tersadar. "Udah sampai ya ka, tunggu sebentar ya ka aku kedalam dulu".

Ruang kelas amat sepi beberapa orang yang baru saja keluar dari ruangan tersebut nampak membingukan pada wajah nissyah, entah apa yang ia sembunyikan. Kini ia duduk tenang dalam lamunan tangannya menggenggam pulpen berwarna ungu yang dia ambil dari kolong bangku.

"Hahaha kamu bisa aja". Gadis itu mencari ke arah sumber suara, nampak jelas dua yang dikenal nya.

"Nissyah kamu masih dikampus, bukanya kamu hari ini gak ada jadwal mata kuliah?"

"Lisa, pa...pak Fahri maaf ganggu saya cuman ngambil... Ini pulpen"

"Kamu gak berubah ya niss... Jika sudah suka satu barang gak akan pernah kamu lepas, jadi gini mas... Pulpen ini pemberian dari aku waktu kelas satu SMK dia itu orangnya pelupa jadi seperti biasa nissyah telat datang ke sekolah dan lupa bawa kotak pulpen akhirnya pulpen itu aku pinjamkan dan dia bilang dia suka jadi aku kasih aja ke dia"

"Oh pantesan kebawa ya sampai sekarang dia sering telat kalo setiap kelas saya".

"Kalian berdua lagi? eh...hmm pa...pak fahri pucet, apa lagi sakit"

"Emm saya cuman..."

"Kamu disini rupanya, udah ambil barang nya??? Kalo udah kita pergi makan"

"Niss... Saya pucat karena lapar, Lisa kamu lapar juga kan?"

"Iya niss kita berdua dari tadi belum makan gimana kalo kita makan sama sama..."

"Wih ide bagus tuh..."
Hari itu bisa kurasakan betapa sesuatu terjadi pada hati yang memberontak teriak tak inginkan kepalsuan tersebut. Apa yang terpikir olehku, tentang dia yang membuat sedikit kesal. Dia bersama Lisa, cukup membuatku tak dapat berkata lain.

              "~"~"~"~"~"~"~"~"~"~"~

"Ga.... Rangga... Hp aku dimana ya?..."

"Kamu taruh dimana, aku gak tau"

"Tadi aku taruh disini, bantu dong cari"

"Iya sayang, kamu mau ngapain si??"

"Aku mau nelpon Fina, cukup lama dia gak ngabarin aku"

"Nih apa? Kamu cari pake mata dong bukan mulut hehe"

"Kamu ngejek akuuu... "

"Enggak sayang aku cuman ikutin kamu... Ya udah aku pulang ya..."

Dret......dretttt......dretttt......
Fina: assalamualaikum, ada apa rat?.

Ratih: Waalaikum salam, cuman mau mastiin lu masih hidup apa enggak...

Fina: maksudnya???

Ratih: ya abis marah lu keterlaluan Fin, emang segitu bencinya lu sama Khansaa. Gak baik tau, lu yang lebih tau agama kan ketimbang gw.

Fina: ya aku cuman pengen nissyah itu sadar aku lebih penting dari pia karena aku sahabat lebih dulu

Ratih: gw tau maksud lu, tapi apa lu gak ngerasa kelewatan, udah lah kalian kan sahabat gw jangan karna salah paham jadi kaya gini. Pia gak seburuk lu pikir Fin....

Fina: aku juga sebenarnya udah capek rat kemana mana sendiri, gak asik tau ya tapi harus gimana lagi nissyah harus singkirkan ego dia tentang jodoh gak akan kemana

Ratih: maksudnya???

Fina: kamu tau sendiri kan aku lebih suka kalo nissyah dengerin apa kata ku buat nerima cintanya ka Raka ketimbang memberikan ka Raka waktu, atau menolaknya.

Ratih: ya mungkin Khansa punya alasan kuat buat itu semua Fin, udah lah... Sekarang lu ada dimana emang.

Fina: lagi di toko buku nih,... Ya udah deh gw bakal baikan sama nissyah.

Ratih: gitu dong ya udah gw gak mau ganggu lu assalamualaikum....

Fina: tumben bilang assalamualaikum....

Ratih: yeh ni orang tinggal balas salam gw apa susahnya si...

Fina: waalaikum salam....

"Mahendra?!" Teriak gadis itu.

Tabir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang