berselimut mimpi

24 2 0
                                    

Kamu dengan sejuta mimpi dari ingatan yang tragis dahulu membuat mu. Hingga langkah pada titik terpaku jejak samar karenanya masih kurasa sepertinya didirimu.

"Niss,... ngerasa ada yang aneh gak sekarang ini" tanya fina. Ruangan kelas tampak sepi hanya ada dia dan fina.

"Aneh gimana?"

"Ya tadi kamu gak liat pak fahri sikapnya beda sama kamu, kayanya sikapnya nya gak dingin ke kita pas waktu pameran. Ya disitu pertama aku liat dia senyum ke kita biasanya kan...."

"Biasanya apa?, jangan berburuk sangka ahh...."

"Tapi emang kenyataannya niss, kalo misalnya pa fahri suka sama kamu gimana?"

"Ngaurrr kamu, udah ahhh..."

"Kenapa? Masih mikirin kekecew
aan kamu itu... yang lalu biar berlalu niss"

"Gak ada hubungannya, dia ya dia... Ya mungkin pak fahri merasa bersalah sejak dia ngeluarin aku dari kelasnya, dan sekarang malah minta bantuan"

"Bantuan apa???" Sambar seseorang yang datang tiba-tiba.

"Ka raka?"

"Maaf saya tadi sedikit nguping...."

"Ka raka kepo, yuk niss nanti kamu telat berangkat kerja lagi"

"Lho.... saya baru dateng"

"Duluan ya kaaa.... dah..."

"Aku anter kamu ya niss..."

"Hmmm... fina?"

"Terima niss, rezeki lho... lumayan buat irit ongkos, aku mah gampang ada mehandra"

"Yuk niss, nanti kamu telat". Ajak raka.

"Duluan ya fin..."

Zar...
Kamu... Iya kamu, dari yang selalu berbekas. terselip dari banyaknya kenangan yang begitu ungsang kisah ku dan dirimu, kini kembali pada poros yang berbeda akan kah rasa dapat berubah sesuai harapan dalam doa ku kini. dari banyak hal yang ku lalui, dan sekian canda tak pernah ku dapati pengganti tapi sekarang bernada dari dia senyum angan kesendirian tentangnya. Harap mengenalnya takut ku mendekat tapi terkadang rindu walau tak nampak, senyum tak pernah ku duga. Dari balik jendela siasat hati ungkap cerita, aku, kamu yang telah hilang dan dia.
"Kamu seneng gak bantu saya?" tanya fahri.

"Lho kenapa bertanya"

"Saya gak ganggu kamu kan?, saya takut ada yang marah..."

"Marah untuk apa?"

"Niss.... sebenarnya ada yang ingin saya sampaikan ke kamu..."

"Sampaikan aja pak!"

"Panggil fahri aja,... kamu..."

"Iya..."

"Ka fahri!!!....." teriak anak anak yang datang menghampiri.

"Ka aku suka tembikarnya, aku mau lagi tapi yang wajah kaka ya..." ucap salah satu anak.

"Hmmm... boleh, tapi tanya ka nissyah dulu bisa gak lukis wajah kaka?" Melihat kearahnya.

"Hmmm... bagaimana yahhh,... belum pernah si lukis wajah seseorang, tapi kaka coba deh..."

"Yehh... yang tampan ya ka..."

"Dasar genit..."

"Ka nissyah gak cemburukan?"

"Hmmm?..."

"Huss... sana dipanggil bunda"

"Ihhh... Ka fahri muka nya merah..."

"Udah sana masuk ajak teman teman yang lain"

"Siap bos...."

"Maaf ya tadi..."

"Gak papa ko, ngomong ngomong pak... eh.. maaf,..."

"Kalau gak biasa panggil mas aja, umur kita gak jauh beda ko"

"Iya mas,... sering ke panti asuhan ini"

"Hmmm... bagi saya panti asuhan ini rumah kedua, dimana saya bisa berbagi kebahagiaan dan kebahagiaan".

"Selalu bahagia ya... saya seneng bisa kesini".

"Suka anak kecil?"

"Hmmm..."

"Kenapa?, anak kecil nakal, berisik, nyebelin..."

"Gak... saya gak bilang ya... cuman memang jarang berinteraksi sama anak kecil"

"Kadang kita harus belajar dari anak kecil apa itu arti bahagia, lihat mereka walau gak punya orang tua, hidup sederhana, tapi mereka selalu tersenyum".

"Iya yah...."

"Ikut saya yukkk...."

Nissyah
Bagaimana kau begitu ringan dalam senyum itu, tak tampak pada kemarahan yang selalu kutemui. Lelaki cerdas yang begitu beda ku temui mengawali rasa dari sebuah tali yang kini seperti dari sambungan pelangi. Entah rasa apa itu?.
"Ehmmm, ada yang senyum senyum sendiri sekarang"

"Sejak kapan dateng?"

"Dari tadi, trus aku liat pintu kamar terbuka dan kamu lagi senyum sendirian.... cie... yang tadi sore diajak pak fahri"

"Apa si kok mas fahri...."

"Ohhh.... sekarang manggilnya mas fahri"

"Ups... enggak, udah ah fin... kamu kesini ngapain?"

"Tadi lupa mau minjam catatan, udah kok gitu aja. Kalo mau lamunan mas fahri atau ka raka silakan di lanjut"

"Gak lucu fin... teman in aku dulu ke"

"Udah malem, lagian hujan kapan kapan aja ya... banyak tugas soalnya dah assalamualaikum..."

"Yaudah deh...."

22:55
"Niss... tidur jangan baca mulu" ucap ibu dari luar kamar.

"Iya bu...."

Tok...Tok...Tok...
"Bu kayanya ada tamu"

"Siapa ya malem malem kaya gini"

"Ibu tidur duluan aja, biar nissyah aja yang buka in"

"Yaudah hati hati ya, kalo maling dibelakang pintu udah ibu siap in pukulan"

"Siap bu... tunggu sebentar!"

Kleg...
"Ratih!..."

Tabir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang