pesan yang tak terungkap

23 4 0
                                    

Tok...tok....
"assalamualaikum...."

"Waalaikum salam..." Seseorang membukakan pintu.

"Lisa???" Ucapku dan Fina serentak.

"Hai niss... fin... Kalian apa kabar, tau rumahku dari mana??? Ayo masuk..." Sapa Lisa.

"Jadi ini rumah kamu, wah hebat ya sekarang sudah jadi dokter..." ucap fina

"Ada apa?" Tanyanya. Lisa temanku di SMK tapi saat kelas dua dia pindah sekolah

"Jadi gini Lis, kemarin ada yang ngabarin aku, Ratih ada disini, apa benar?"

"Ratih???"

"Dia sahabat kami, kemarin sempat kabur dari rumah sakit dan ada yang bilang bahwa kamu menemukan Ratih" jelas pia

"Oh gadis itu, keadaannya sekarang sangat memprihatinkan, aku temui dia dalam keadaan pingsan si taman"

"Lalu kondisi??... Lis ada yang ingin saya tanyakan berdua saja bisa?" Nissyah membawa lisa ketempat jauh dari teman temanya. "Lalu bagaimana kondisi kehamilannya?"

"Hamil??, Ratih tak hamil..."

"Apa kamu yakin lis, Ratih itu hamil makanya kondisi dia seperti itu sekarang karna pacarnya tak mau tanggung jawab!"

"Ratih tak hamil niss... Dia hanya depresi karna putus dari pacarnya, dan mungkin itu salah satu sebabnya dia menganggap diri dia hamil"

"Astaghfirullah.... Ratih, bagaimana aku ngelasinnya sama Rangga..."

"Dia sekarang istirahat niss... Kamu bilang Ratih teman kamu dari SMK kenapa aku tak kenal dia??"

"Ah iya aku lupa cerita, jadi pas kamu pindah sekolah Ratih itu anak baru jadi kalian gak sempat kenal deh.."

"Oh pantas, dia sayang banget kayanya sama pacarnya?"

"Hmmm ... Gitu deh aku telpon Rangga dulu ya sebentar"

"Yah..."

Dret...drettt....drettt...
Rangga angkat dong...

"Niss bagaimana??? Kandungan Ratih??" Tanya pia mengagetkan.

"Astaghfirullah... Pia, ratih tak hamil dan rangga gak bisa dihubungi. Kamu kenapa pi?"

"Gak papa, kira kira kita balik kapan ya?"

"Ada yang kamu pikirin Pi? Aku minta pak fahri antar kamu balik ya..."

"Gak usah, aku bisa balik sendiri aja niss,... Nanti aku cerita ya sama kamu".

"Tunggu... Diantara pak Fahri aja ya..."

Zar...
Rasa ku tak dapat diungkap saat sang bunga mulai layu ku lukis agar dia abadi, nampak pilu berjuta kali air yang sengaja dijatuhkan untuk membuatnya kembali pada senyum dari kegelisahan yang tak pasti. Ku hanya menatap dari jauh dan menerka hati yang diselimuti resah, lalu untuk apa ia melakukan jika dapat ia menginginkan dengan mudah dihadapinya.

"Kamu siapanya nissyah???" Tanya wanita berparas ayu yang dianggap malaikat penolong bagi nissyah.

"Saya Fahri dosen nissyah, pia, dan Ratih".

"Kamu dekat sekali dengan mereka, oh ya perkenalkan aku lisa" Menyodorkan tangan.

"Maaf,... Saya hanya dosen dan kebetulan kita memang dekat karena tembikar".

"Tembikar???" Ia tersenyum.

"Iya, kebetulan ada suatu event dikampus dan nissyah jualan tembikar..."

" Nissyah dari dulu orangnya kreatif si. Kaya saya pernah lihat mas, mukanya tak asing"

"Hmmm mungkin pernah liat saya..."

"Kayanya tapi dimana ya... Emmm saya ingat.."

"Pak Fahri bisa antar pia gak, kayanya pia kurang sehat..." Pembicaraan mereka terpotong.

"Ok saya antara pia Sekarang"

"Makasih...".
Meraka pun pergi.

"Niss... Aku boleh tanya?"

"Tanya apa Lis??"

"Apa dia tuh zarrr??...."

Tabir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang