ungapmu, hati terdahulu

32 4 0
                                    

Jika pada satu kepastian membuat sebuah hubungan itu terjalin, tidak pada satu ucapan yang akan membuat sebuah hubungan melainkan jarak yang jauh dan menjadi asing karnanya, pada satu pelangi tertulis warna yang tak selalu diingat pada tujuh warnanya, tak disukai.

"Nissyah!...."seluruhnya menatap kepadanya "aku mencintaimu..."lelaki itu dengan beraninya mengungkapkan didepan kelas.
"Maaf ini..." ucap dosen baru itu.

"Maaf pak sebelumnya saya potong pembicaraan anda, nissyah binti  prasetyo aku mencintaimu dari awal mengenalmu..."

"Cieeee...."surak sekelas.
Wanita itu diam menunduk dengan rasa malu ditanggungnya.

"Ini kelas saya!" Ucap dosen itu menatap keduanya. "Nissyah kamu keluar!"

Wanita itu bergegas keluar mencoba menghindar dari kerumunan.
Mencoba mengingat yang seharusnya tak terjadi, kini lelaki itu menatap gadis yang menunduk takut dihadapnya, mencoba menggerakan bibir terbungkam.

"Mau kah kamu...(terpotong)"

"Lupakan saya, dan menjauhlah dari saya" tangisan ratih yang terus terniang dipikirkannya makin menjadi hingga membuatnya semakin tertekan.

"Kenapa?".

"Lupakan saya!..." gadis itu pergi meninggalkan.

Kini rasa kacau, bersalah, resah yang merajahi pada tatap kosong.
"Niss..."panggil pia yang baru saja datang. "Kenapa?, bukanya kamu inginkan cinta sejati?"

"Aku salah, kamu benar... aku cuman takut pia..."

"Takut kenapa? Raka itu meminangmu bukan mengajak mu pacaran". Tegas pia.

"Aku bingung..." jelasnya
Kini pia memeluk menenangkan, Mencoba mengerti apa yang dikatakan sahabatnya.
"Aku tunggu ceritamu..."

Ini tentang rasa bersalah yang tak pernah hilang, terbalut kebencian pada sosok yang pernah hadir sesaat dalam kebaikan. Permainan macam apa yang diinginkan dengan ketidak adilannya. Sangat bodoh menjerumuskan sahabat sendiri dalam jurang kegelapan, tanpa tau jerit secercah harapan dari pelangi yang ku anggap bahagia. Sosok itu yang sudah seperti abang sendiri, bagaimana cara menghadapi kenyataan yang terjadi karna ku.

"Nissyahhhhhhhhhh..........." panggil fina mengejutkan. "Wah selamat ya... kamu jahat kabar bahagia sahabat mu ini harus tau dari orang lain"

"Kamu ngomong apa si?..."

"Ka raka ngelamar kamu kan?.trus gimana, kamu terima?"

"Aku gak mau bahas, aku pulang dulu ya..., assalamualaikum...".

"Ehhh.... kok main pulang aja si, kan belum cerita..., Yaudah deh Waalaikum salam..."

Bagian 5 dah selesai...
Tetap trus baca ya...

Tabir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang